Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

15 Referensi Majas Dalam Puisi

15 misal Majas dalam Puisi - Puisi ialah serangkaian kata yang mengandung suatu makna. Puisi sering dipakai untuk memberikan maksud tertentu, menyerupai perasaan, Koreksian, opini, rasa syukur dan lain- lain. Dalam penulisan puisi memakai gaya bahasa khas. Para penyair memanfaatkan kekayaan gaya bahasa atau lebih dikenal dengan majas, yaitu suatu kata kiasan yang sanggup dipakai untuk memberikan makna dengan memakai kata – kata pembanding, penegasan, dan lain –lain. melaluiataubersamaini demikian, penyampaian makna lebih berkesa dihati para pendengar alasannya menyimpan makna yang mendalam melalui penyampaian bahasa dengan gaya bahasa yang khas.

1. Metafora, mengungkapkan makna yang tersirat dengan membandingkannya dengan suatu perumpaan kiasan atau benda.

misal: Aku karya Chairil Anwar

“Aku ini hewan jalang dari kumpulan yang termembuang”

2. Antititikpuncak, kebalikan dari titikpuncak. Menyajikan kata-kata mulai dari yang kompleks ke yang paling sederhana.

misal:

Pengggalan puisi Senja di Pelabuhan Kecil Buat Sri Ayati karya Chairil Anwar

“ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada dongeng tiang serta temali”.

3. Paralelisme, ialah majas yang mengulangi kata atau frase pada awal baris atau bait.

misal: Cinta yang agung karya Kahlil Gibran

Adalah saat engkau menitikkan air mata
Dan masih peduli terhadapnya
Adalah saat beliau tidak mempedulikanmu
Dan engkau masih menunggunya dengan setia

4. Antitesis, mengungkapkan gagasan dengan menyatakan pasangan kata yang berlawanan artinya.

misal: Kepada Kawan karya Chairil Anwar

Isi gelas sepenuhnya lantas kos

5. Tautologi, mengulangi suatu kata dalam kalimat yang sudah diterangkan.

misal: cuilan puisi Chairil Anwar – AKU

“Kalau hingga waktuku, ku mau tak seorang ‘kan merayu, tak juga kau.”

6. Simploke, ialah pengulangan kata atau frasa di awal dan diakhir kalimat atau baris.

misal: arti hidup karya M.Rukmana

Bukan ihwal bagaimana memulai, namun ihwal bagaimana mengakhiri
Bukan ihwal bagaimana hasilnya, namun ihwal bagaimana prosesnya
Bukan ihwal bagaimana kematian, namun ihwal bagaimana kehidupan
Bukan ihwal banyaknya memiliki, namun ihwal banyaknya memdiberi

Dunia ialah setitik cerca dari semesta yang penuh sengketa dan sementara

7. Erotesis, majas dalam bentuk pertanyaan.

misal: Nyanyian Sukma – Kahlil Gibran

Siapa berani memecah sunyi dan lantang menuturkan bisikan sanubari yang spesialuntuk terungkap oleh hati? Insan mana yang berani melagukan kidung suci Tuhan?

Advertisement
8. Oksimoron, menyatakan dua keadaan yang tidak sama untuk menegaskan.

misal: Kahlil Gibran – Aku Bicara Perihal Cinta

“Dan meneteskan darah dengan lapang dada dan gembira”

9. Simile, mengumpamakan makna dengan suatu pembanding lain.

misal: bunga-bunga di halaman karya Sapardi Djoko

“Mengapakah wanita suka menangis bagai kelopak mawar”

10. Alegori, membandingkan kehidupan insan dengan alam.

misal: saya bicara ihwal cinta – Kahlil Gibran

Namun pabila dalam ketakutanmu, kamu spesialuntuk akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta maka lebih baik bagimu kalau kamu tutupi ketelantidakbolehmu dan menyingkir dari lantai-penebah cinta.

11. Personifikasi, menyampaikan makna dengan sebut benda mati yang seakan-akan hidup.

misal: cuilan puisi percakapan malam hujan karya Sapardi Djoko Damono

“ Hujan yang mengenakan mantel, Sepatu panjang, dan payung, bangun di samping tiang listrik.

12. Sinisme, mengungkapkan sindiran dengan terang-terangan.

misal: sebotol bir karya Ws. Rendra

Kita sudah dikuasai satu mimpi untuk menjadi orang lain
Kita sudah menjadi aneh ditanah leluhur sendiri

13. Simbolik, membandingkan dengan benda-benda yang mewakili suatu makna.

misal: dalam cuilan puisi hatiku selebar daun karya Sapardi Djoko Damono

“ Hatiku Selebar daun melayang jauh di rumput”.

14. Anafora, terjadi pengulangan kata di awal kalimat.

misal:

Dalam cuilan puisi karya Chairil Anwar berjudul AKU BERKACA
<Segala menebal, segala mengental, segala tak kukenal>

15. Alusio, mengaitkan dengan suatu peristiwa, tokoh, atau ungkapan.

misal:

Tak sepadan – Chairil Anwar

“ Dikutuk – sumpahi Eros” (Eros dalam mitologi yunani kuno dipercaya sebagai dewi cinta – nafsu seksual/ kerindangan).