Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teks Kisah Pengalaman Lucu

Teks Cerita Pengalaman Lucu - Cerita pengalaman ialah jenis teks narasi yaitu jenis pengembangan teks yang menceritakan suatu kejadian secara berurutan dari waktu ke waktu. Teks narasi sanggup berupa kisah pengalaman orisinil atau sanggup pula meliputi kisah yang difiksikan. Tujuannya yaitu untuk memdiberi wawasan kepada pembaca dan juga menghibur. Pada peluang kali ini, kelasindonesia.com akan membagikan kisah pengalaman lucu. 

Maaf, Salah Toilet


Saya Andita, 22 Tahun, gres saja lulus dari universitas negeri di Bandung. Sebagai sarjana muda, perasaan senang senang Saya rasakan. Perasaan senang sebab sudah menuntaskan amanat orang renta dengan baik dan sempurna waktu selain itu, titik ini yaitu titik dimana Saya akan memasuki universitas selanjutnya, universitas kehidupan. Terdapat planning untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, namun tentunya sehabis mempunyai pengalaman bekerja terlebih lampau. Lagi pula, Tidak ingin lagi raga ini membebankan biaya kepada kedua orang renta untuk keperluan studi lanjut. Oleh sebab itu, Saya harus mempunyai tabungan untuk biaya studi lanjut. Singkat cerita, berbekal secarik kertas yang dikeluarkan dari universitas, Saya mulai mencari pekerjaan. Banyak lamaran yang dibentuk untuk dikirimkan ke beberapa daerah yang sesuai dengan riwayat pendidikan, yaitu keguruan. Mulai dari instansi penyelenggara pendidikan formal (sekolah) dan nonformal (lembaga bimbingan belajar), Saya olok-olokan surat lamaran pekerjaan. Ada cita-cita yang besar akan pekerjaan ini. Hal ini sebab ialah langkah awal untuk lepas dari tanggung balasan orang tua, dan mulai bangkit dengan kaki sendiri. 

Satu ahad silam, belum juga terdengar panggilan dari daerah melamar pekerjaan. Handphone senantiasa selalu di akrab lengan, ancang-ancang jikalau ada panggilan kerja maka Saya akan siap untuk menerimanya. Tiga hari diberikutnya, handphone mendapatkan SMS dari nomor baru. Saya buka kemudian baca SMS tersebut, dan ternyata ialah SMS panggilan tes dari salah satu bimbingan berguru yang Saya lamar. Reaksi Saya biasa saja ketika itu, dan tetap mempersiapkan diri untuk hari pengujian. Di hari yang sudah ditentukan untuk tes, Saya hadir dan hadir sempurna waktu untuk mengikuti ujian penerimaan tutor baru. melaluiataubersamaini berpakaian casual dan tetap rapi, Saya berangkat menuju lokasi tes. Setibanya disana, Saya pribadi menyapa staff front office (FO) untuk menanyakan lokasi tes akan dilaksanakan. Namun, belum juga hingga di meja FO, sang staff sudah terlebih lampau menyapa  dengan ramah.

“Iya adik, ada yang sanggup di menolong???”, sapa staff FO.
“Iya mbak, Saya mau menanyakan lokasi tes tutor gres dimana ya??”,
“Oh, maaf. Anda calon tutor gres ya? Saya pikir Anda siswi Sekolah Menengan Atas yang hendak mendaftar”, ungkap staff FO malu.
“(tersenyum sumringah), iya betul. Saya diminta untuk menjalani tes hari ini”, balasan Saya. 

Singkat cerita, sehabis mengikuti proses seleksi yang panjang, alhasil diterima di forum bimbel tersebut. Selain itu, Saya juga diterima di salah satu sekolah swasta ternama di Kota Bandung menjadi staff pengajar (guru). Saya akan mulai aktif bekerja ketika tahun fatwa gres dimulai, yaitu sekitar dua ahad yang akan hadir. Selama liburan kenaikan kelas, Saya dan kru pengajar lainnya baik di sekolah maupun di forum bimbingan berguru mempersiapkan perangkat untuk menyambut tahun fatwa baru. Ternyata kesibukan ini sangat menggembirakan, sebab Saya anggap bahwa ini yaitu sebuah perjalanan proses belajar. 

Liburan hampir usai, kami menuntaskan pekerjaan lebih cepat sehingga masih menyisihkan lima hari untuk menikmati masa liburan. peluang ini pun tak disia-siakan. Dalam waktu yang cukup singkat, Saya dan kawan-kawan di sekolah merencanakan liburan ke Pulau Dewata, Bali. Tak ingin mengurangi waktu liburan, kami putuskan segera berangkat ke Pulau Dewata. Perjalanan kami pilih melalui jalur udara dengan memakai pesawat. Tiket sudah dipesan untuk lima orang begitu juga dengan booking hotel. Kami akan berangkat nanti malam pukul 20.00 WIB. Kami tetapkan untuk berkumpul terlebih lampau pada pukul 18.30 di bandara. 

Advertisement
Seperti yang sudah disahkan, kami berkumpul pukul 18.30 di lobby bandara. Saya, Enjel, dan Lina hadir bersamaan, kebetulan daerah tinggal kami satu kompleks, kemudian Siska hadir, tinggal satu personel lagi, Anggi si Ratu Siput. Anggi mendapat julukan ratu siput sebab ia sering telat dan juga cara berjalannya amat pelan, namun demikian, Anggi orang yang baik dan paling pengertian. Pernah suatu hari, Anggi sengaja membelikan kami makan malam ketika kami lembur menuntaskan kiprah sekolah. Jam mengatakan pukul 19.35 WIB, artinya 25 menit lagi pesawat akan tinggal landas, dan Anggi belum mengatakan batang hidungnya. Kami berkali-kali mencoba menghubungi Anggi namun tak ada jawabanan darinya. Sungguh Anggi membuat kami amat cemas, hingga alhasil Saya pun tak sanggup lagi menahan membuang air kecil. Saya ijin sebentar kepada kawan-kawan untuk pergi ke toilet. Sebelumnya Lina melarang, hal ini sebab pesawat sebentar lagi akan berangkat dan juga perasaan cemas akan Anggi yang belum juga muncul. Karena sudah tak tahan lagi, Saya amat memaksa mereka dan berjanji akan segera kembali, kemudian segera pergi mencari dimana toilet. Sesudah bertanya kepada petugas dan mengikuti petunjuk arah yang ada, akhirnya, ketemu juga toilet, Saya buru-buru masuk untuk memmembuang air kecil. Lega rasanya. Namun alangkah terkejutnya ketika keluar dari kamar kecil, ada seorang laki-laki yang juga ada di dalam toilet tersebut. Saya kaget histeris, hingga membuat laki-laki tersebut juga histeris. Sempat terjadi percekcokan antara kami, menyangkut siapa yang salah masuk ke dalam toilet. Kami sama-sama kekeuh kalau tidak salah masuk, namun alhasil laki-laki tersebut menarikdanunik tangan Saya dan mengatakan petunjuk yang tertera di pintu toilet, dan ternyata toilet itu yaitu toilet untuk pria. Raut wajah sontak berubah, dari yang tadinya murka menjadi layu sebab malu, Saya meminta maaf dan segera kembali ke lobby bersama kawan-kawan. Sesampainya di sana, Anggi sudah hadir dan kami segera menuju ke pintu  pesawat. 

Akhirnya kami hingga ke dalam pesawat, yaitu hal yang sangat melegakan. Sebelumnya kami khawatir planning ini akan gagal, sebab Anggi belum juga hadir. Kami membuat sedikit keributan kecil sebab terlalu senang alhasil planning liburan ini sanggup terlaksana. Sempat tiruana mata tertuju kepada kami, sehingga kami memelankan suara. Namun, seseorang yang duduk di depan Saya ternyata masih merasa terganggu akan bunyi kami, sehingga ia berdiri, menoleh ke belakang untuk menegur kami. Betapa kagetnya Saya, ketika orang tersebut menoleh ke arah Saya, orang tersebut tak lain yaitu laki-laki yang tadi ada di toilet. Saya pribadi menutupi wajah dengan bantal, sebab masih aib akan kejadian di toilet bandara. Saya berharap laki-laki tersebut segera pergi semoga Saya sanggup duduk dengan nyaman, beberapa ketika Saya dengar sudah tidak ada bunyi laki-laki itu, sehingga Saya melepas bantal dari wajah. Namun firasat tersebut ternyata meleset, laki-laki itu masih bangkit di samping enjel yang penamasukan mengapa wajah ini ditutupi. Ketika melihat wajah Saya, laki-laki tersebut kaget, ternyata ia masih ingat. Sembari mengacungkan telunjuknya di arah Saya laki-laki itu berkata, “Kau??? Kau lagi??? Dasar pembuat onar”, dan laki-laki itu pribadi pergi  kembali ke daerah duduknya. Saya sedikit kesal dengan perkataannya yang dtunjukkan kepada Saya. Lina bertanya apakah saya mengenal laki-laki tersebut, dan Saya menceritakan hal memalukan yang terjadi antara Saya dan Pria itu ketika di toilet bandara. Enjel, Lina, dan Siska menertawakan apa yang terjadi kepada Saya, dan sekali lagi orang-orang di sekitar kami menoleh ke arah kami mengisyaratkan semoga kami tidak mencakupk, tak terkecuali dengan laki-laki tersebut. 

Tak terasa kami sudah hingga di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kuta – Bali. Perjalanan Bandung – Bali dengan pesawat membutuhkan waktu sekitar 30 menit, perjalanan yang amat singkat. Kami tidak lupa mengatur ulang waktu di jam kami, sebab Bali dan Bandung tidak sama zona waktu wilayah (beda 1 jam). Kami menuju hotel yang sudah di pesan dengan menaiki taksi. Sesampainya di hotel, Saya dan lainnya duduk di bangku lobby, sementara Enjel dan Lina yang mengurus administrasi. Kunci kamar yang sudah dipesan sudah berada di tangan Lina, dan kami semangat menuju kamar untuk membereskan barang-barang. Sesudah selesai membereskan barang-barang, kami pergi untuk mencari makan malam sembari menikmati indahnnya malam Kota Bali. Kami tak ingin melewatkan hari-hari yang sedikit ini, mengingat tiga hari lagi fatwa gres di sekolah akan segera dimulai. Meskipun waktu yang sangat sempit liburan ini sangat sangat bahagia, namun tidak dengan kejadian di toilet bandara. Saya masih mengingatnya dan terkadang suka senyum-senyum guah kenapa sanggup salah masuk toilet.