Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Perekrutan Organisasi Mahasiswa Yang Tak Mendidik Lebih Dekat

INIRUMAHPINTAR - Penerimaan mahasiswa (i) gres di jenjang perguruan tinggi biasanya dibarengi dengan menjamurnya promosi dan perekrutan anggota gres oleh organisasi kampus berbasis mahasiswa di hampir tiruana Universitas di Indonesia, baik negeri maupun swasta. Dalam proses promosi dan perekrutan tersebut, aneka macam cara dan pendekatan dilakukan oleh senior-senior penggagas dalam mengajak dan mensugesti para mahasiswa (i) baru. Ini sangat tampak terlihat ketika proses registrasi atau pengembalian formulir. Area kampus bermetamorfosis sangat ramai menyerupai pasar malam atau pameran. Ada organisasi yang memperlihatkan menolongan dan bimbingan gratis untuk para mahasiswa gres (maba), baik dalam pengisian formulir atau memperlihatkan lokasi registrasi dan pengembalian formulir. Ada juga yang membagikan stiker atau brosur organisasi. Dalam hal ini, bagi para penhadir baru, yang gres menginjakkan kaki di kampus yang mereka minati, pelayanan pemanis dari kakak-kakak senior menyerupai ini dirasakan sangat memmenolong. 
sumber ilustrasi : en.wikipedia.org

Bagaimana cara dan kapan  para penggagas memperkenalkan organisasi mereka ke mahasiswa baru?

Sesudah pengumuman kelulusan bagi calon mahasiswa (i) gres dimana proses perkuliahan sudah dimulai, para penggagas organisasi biasanya lebih gencar menjalankan agresi promosi dan orientasi. Teknik manjur yang paling sering mereka lakukan yakni menhadiri kelas-kelas para mahasiswa gres di ketika dosen belum hadir atau di sela-sela pergantian mata kuliah. Mereka mengambarkan visi misi organisasi dengan kata-kata manis dan penuh retorika. Lalu, mengajak para maba untuk bergabung dengan iming-iming kesuksesan menyerupai yang mereka raih selama ber-organisasi. Hasilnya, dengan penuh rasa ingin tahu, banyak maba yang tertarik, kemudian mendaftar, mengikuti pertemuan perdana,  dan melewati masa-masa pengkaderan.

Selama mengikuti masa-masa pengkaderan, setiap organisasi mahasiswa sudah mulai menampakkan warna dan coraknya. Doktrin dan karakateristik organisasi pun mulai disisipkan dalam relung-relung pemikiran anggota barunya yang relatif masih ringkih dan polos. melaluiataubersamaini kata lain, proses pembersihan otak dan pembentukan persepsi gres yang tercakup dalam visi dan misi organisasi mulai dilancarkan senior terhadap juniornya sedikit demi sedikit. 

Sayangnya, dalam proses ini, biasanya tidak ada lagi kontrol dan pengawasan mendalam dari sistem perguruan tinggi. Artinya, para senior sangat leluasa dan bebas untuk berekspresi dan berwacana atas materi-materi organisasi yang dibawakannya dalam meeting bersama kader-kader baru. 

Akibatnya, retorika yang dituangkan senior dalam wetidakbolehnya memungkinkan terciptanya imbas samping yang tidak mendidik atau tidak beretika. Jika tidak berhati-hati dan salah menentukan organisasi, para mahasiswa gres akan terjebak dalam bundar setan. Mereka akan menjadi menyerupai buah simalakama. melaluiataubersamaini arti lain, mereka akan diliputi kebingungan, antara meneruskan kegiatan sebagai kader organisasi (walau merasa tidak lezat dan nyaman lagi) atau berhenti (walau terus dibayangi-bayangi oleh sepak terjang senior di lingkungan kampus).

Untuk itu, penulis menganggap sangat perlu untuk berbagi  informasi tentang organisasi kampus terkhusus untuk adik-adik calon mahasiswa (i) gres biar mengenal pengkaderan organisasi mahasiswa yang tak mendidik lebih dekat, sehingga tak salah/keliru dalam menentukan dan memilah ruang berekspresi yang terbaik untuk masa depan.

Berikut ini, penulis akan mendeskripsikan ciri-ciri organisasi-organisasi mahasiswa tak mendidik yang harus diwaspadai dan dihindari sebagai diberikut:
  1. Organisasi mahasiswa yang patut diwaspadai sebagai organisasi yang tidak mendidik yaitu dalam proses awal perekrutan kader, organisasi tersebut memakai jargon-jargon misterius, janji tiruan, dan kabar tak bertanggung jawaban. misal, sebuah organisasi mahasiswa yang bergerak di bidang seni dan bahasa, walau tanpa restu dan izin dari pihak kampus, memberikan bahwa setiap mahasiswa gres jurusan pendidikan dan keguruan "wajib" bergabung di organisasi mereka dengan alasan bahwa "bergabung ke organisasi mereka yaitu syarat kelulusan di mata kuliah tertentu, atau kalau tak bergabung terancam tidak diikutkan dalam ujian akhir/wisuda". Sebagai mahasiswa baru, kalau mendengar kata "tidak lulus" perasaan was-was dan takut mulai berkecamuk di dalam dada. Oleh alasannya itu, sebagai maba, tidakboleh takut untuk bertanya lebih banyak dan minta kejelasan atas pernyataan para penggagas kampus sebelum mendaftar. Lebih baik lagi kalau para maba menanyakan pribadi ke pihak kampus tanpa mediator tentang keabsahan dan dapat dipercaya organisasi yang mengajaknya bergabung. Para maba harus cerdas dan kreatif biar tak tertipu godaan manis organisasi tak mendidik pada perjumpaan perdana, alasannya kebanyakan mereka  memakai cara curang dan tidak jujur sebagai step pertama merekrut kader yaitu dengan memanfaatkan keluguan dan kepolosan berpikir para maba.
  2. Organisasi mahasiswa yang patut diwaspadai sebagai organisasi yang tidak mendidik yaitu para aktivisnya berpenampilan kurang meyakinkan sebagai mahasiswa, golongan  bakir dan terdidik. misal, sebuah organisasi hadir mengajak para maba dengan berbaju kaos oblong, bercelana jeans disertai bolong-bolong di area lutut dan sekitarnya. Perhatikan! apakah penampilan mereka yang menyerupai itu sudah sesuai dengan hukum berpakaian yang sudah diputuskan kampus atau tidak.  Cari tahu! apakah mereka ber-organisasi tanpa melalaikan kuliah mereka atau tidak. Jika perlu, banyak-banyaklah bertanya kepada pihak kampus dan mintalah pertimbangan sebelum memutuskan aktif dalam organisasi tersebut.
  3. Organisasi mahasiswa yang patut diwaspadai sebagai organisasi yang tidak mendidik yaitu dalam penyampaian visi misinya, organisasi tersebut lebih mengutamakan kepentingan internal dibanding kepentingan kuliah dan prestasi akademik para anggotanya. misal, sebuah organisasi dalam visi misinya menjanjikan aneka macam event atau kegiatan menarikdanunik dalam aktivitasnya. Namun, dalam pelaksanaan kegiatan mereka, organisasi tersebut mengabaikan acara perkuliahan dan mendoktrin para anggotanya untuk meninggalkan perkuliahan demi kegiatan organisasi. Oleh alasannya itu, para maba harus memastikan tentang kelancaran perkuliahan mereka andai mereka bergabung di sebuah organisasi. Para maba seharusnya tidak simpel dipengaruhi kalau mereka mau berpikir jernih dan tidak gegabah. Jadi, sebaiknya, selain bertanya ke para penggagas organisasi yang mengajak, meminta pertimbangan pihak kampus dan berkonsultasi ke dosen/penasehat akademik sangat direkomendasikan.
  4. Organisasi mahasiswa yang patut diwaspadai sebagai organisasi yang tidak mendidik yaitu dalam penyampaian visi misinya menyatakan akan melaksanakan proses pengkaderan di luar kampus tanpa pengawasan pribadi dari pihak kampus. Biasanya, organisasi yang tidak mendidik akan menyembunyikan citra tentang bagaimana pengkaderan mereka. Oleh alasannya itu, para maba harus kepo atas hal ini. Coba renungkan, betapa beresikonya, mengikuti pengkaderan sebuah organisasi di luar area kampus. Apalagi bagi para maba perempuan, pengkaderan di luar kampus (mungkin di sebuah tempat yang jauh dari keramaian) memungkinkan terjadinya hal yang tidak-tidak. Organisasi yang tidak mendidik biasanya akan memakai momentum tersebut sebagai ajang perpeloncoan, bully, atau pelecehan. Para maba perlu berhati-hati, alasannya dari tahun ke tahun, tak sedikit maba wanita menjadi korban tipu muslihat, cinta sesaat, aliran sesat  para senior pria mereka (umumnya berawal dari proses pengkaderan di luar area kampus).
  5. Organisasi mahasiswa yang patut diwaspadai sebagai organisasi yang tidak mendidik plus berbahaya yaitu organisasi tersebut sudah sering diliput oleh media atau menjadi diam-diam umum di kalangan mahasiswa sebagai organisasi yang sering andil dalam agresi demonstrasi anarkis atau dalam agresi tawuran kampus. Biasanya organisasi ini bersifat kedaerahan, kesukuan, dan menyebabkan dendam masa kemudian sebagai teladan pikir mereka dalam menghadapi pergaulan mereka di lingkungan kampus. Organisasi jenis ini sebaiknya dihindari, alasannya walau tak terlibat pribadi dalam agresi kekerasan, setiap anggota berpeluang menjadi objek samasukan kemarahan atau kecaman dari pihak lain.
Sebagai kesimpulan, bagi adik-adik calon mahasiswa (i) baru, silahkan banyak bertanya dan mencari informasi tentang organisasi-organisasi kampus yang mengajak kalian bergabung. Jangan memposisikan diri dalam tekanan dan paksaan. Maba mempunyai hak untuk menentukan pilihan, apakah ingin menjadi penggagas sembari kuliah atau ingin serius dalam perkuliahan. Saran penulis, kalau sangat ingin mengembangkan wawasan, para maba sebaiknya menunggu satu atau dua semester untuk melihat-lihat dan mengamati integritas dan dapat dipercaya sebuah organisasi sebelum memutuskan bergabung. Pasalnya, salah menentukan organisasi akan merugikan mahasiswa yang bersangkutan, dan tentu juga akan menambah kekhawatiran dan kekecewaan orang renta atas kerugian yang dialami anak mereka.

Demikianlah artikel "Mengenal Perekrutan Organisasi Mahasiswa yang Tak Mendidik Lebih Dekat". Semoga menjadi materi renungan untuk para pembaca. Jangan lupa share kalau artikel ini bermanfaa dan kalau pembaca mempunyai masukan, Koreksi yang membangun, unek-unek, atau celoteh positif, silahkan mengembangkan dalam kolom komentar di bawah ini.