Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengintip Aksara Gubernur Ideal Untuk Atasi Problem Dki Jakarta

INIRUMAHPINTAR - Pemilihan Gubernur untuk DKI Jakarta akan berlangsung di tahun 2017. Artinya, tidak usang lagi masyarakat DKI Jakarta akan menentukan seorang gubernur. Dan tentu saja, tiruana pihak tidak ingin salah pilih sebab kalau itu terjadi selama 5 tahun ke depan, masyarakat DKI sendiri akan menjadi tuan rumah yang tersandera. Apalagi Jakarta ialah Ibu Kota Republik Indonesia dimana tiruana sentra penggerak negeri ini berpijak. Oleh sebab itu, stabilitas Jakarta memegang peranan penting untuk menyokong pondasi kemajuan Indonesia sebagai negara yang berdikari dan disegani.

Sehubungan dengan hal tersebut, masyarakat DKI Jakarta wajib mengumpulkan gosip sebanyak-banyaknya atas para kandidat gubernur Jakarta yang akan diusung di panggung politik tahun depan. melaluiataubersamaini kata lain, masyarakat DKI benar-benar harus mengenal dan pintar memilah-milah huruf calon pemimpin yang pantas menjadi nomor satu di kota yang dulu berjulukan Sunda Kelapa ini. Selain itu, masyarakat DKI dihentikan terpancing dan tersulut manuver-manuver politik yang menjadi headline di media massa. Warga DKI harus menlampaukan kedewasaan berdemokrasi dan kematangan berpikir dalam mempertimbangkan calon terbaik untuk Jakarta.
sumber ilustrasi : commons.wikimedia.org

Secara garis besar, masyarakat DKI Jakarta tidaklah mengharapkan yang muluk-muluk. Mereka spesialuntuk ingin hidup tenang, damai, dan sejahtera. Oleh sebab itu, idealnya, para kandidat Gubernur Jakarta mempunyai kemampuan teruji dan potensi mumpuni semoga impian masyarakat DKI Jakarta sanggup tercapai. Setidaknya, para calon gubernur DKI sudah mempunyai rancangan program-program dalam mengatasi banyak sekali permasalahan di Jakarta terutama dilema yang disoroti publik menyerupai banjir, macet, transportasi, keamanan dan kerukunan beragama.

Berdasarkan ilustrasi di atas, ruang artikel INIRUMAHPINTAR mengajak pembaca untuk ikut andil Mengintip Karakter Gubernur Ideal untuk Atasi Masalah DKI Jakarta yang berhasil dirumuskan dan dihimpun oleh penulis, sebagai diberikut:

1. Manager yang Berintegritas Terpadu

Terjadinya kesesuaian antara keyakinan, kata, dan tindakan ialah kerangka utama pembentuk integritas. Seseorang yang mempunyai integritas tidak lagi tergoyah oleh hal-hal yang melanggar nilai-nilai dan norma-norma dalam kehidupan. Seorang pemimpin yang mempunyai huruf ini jauh dari tindakan-tindakan yang merugikan diri sendiri, keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan negara. melaluiataubersamaini kata lain, niat-niat negatif dan dogma jelek terbebas dari pikiran dan benaknya. Sosok menyerupai ini benar-benar kokoh bagai sebuah pohon yang berakar besar lengan berkuasa sehingga tidak pernah tumbang meski dihembas angin ribut dan tsunami. Karakter inilah yang menuntunnya menjadi pribadi anti-korupsi, anit-kolusi, anti-nepotisme, dan anti kejahatan-kejahatan lain yang merusak. Oleh sebab itu, tidak salah kalau dikatakan bahwa pemimpin menyerupai ini ialah sosok nyaris tepat yang diidam-idamkan seluruh rakyat Indonesia, khususnya masyarakat DKI Jakarta yang tidak usang lagi menuju Pilgub 2017. 

Namun demikian, lebih baik lagi kalau pemimpin DKI Jakarta nantinya bisa menjadi manager yang diberintegritas terpadu. Artinya, integritas bukan spesialuntuk melingkupi diri sendiri, melainkan orang-orang terdekat, pegawai-pegawai yang menjabat, dan seluruh komponen-komponen terkait di bawah naungannya bisa digenggam, didekap dan diarahkan untuk mempunyai integritas. melaluiataubersamaini harapan, senantiasa terjalin keterpaduan antara pemimpin dan rakyatnya dalam menahkodai perahu masa depan DKI Jakarta.

2. Problem Solver yang Multi-Profesional

Seseorang dikatakan profesional kalau menguasai dan mahir di bidang yang digeluti. Jika seseorang mahir di dua bidang atau lebih berarti sudah sanggup dikatakan sebagai multi-profesional. Dalam hal ini, keahlian yang dimiliki tidak spesialuntuk berporos pada satu pijakan. 

Melihat permasalahan DKI Jakarta yang begitu kompleks maka pemimpin DKI masa depan sebaiknya bergelar problem solver yang multi-profesional. Lebih tepat lagi, sosok Gubernur DKI diwajibkan menguasai ruang lingkup permasalahan yang mengakar di Jakarta semoga benar-benar tepat samasukan dalam mengatasinya. Dalam hal ini, profesionalisme pemimpin tidak spesialuntuk terbatas pada keahlian teoritis tetapi juga bisa menjangkau nilai-nilai realistis kemasyarakatan. melaluiataubersamaini kata lain, Jakarta harus tertata dengan profesional di segala bidang tanpa kehilangan respek dari masyarakat dan sekaligus tidak melukai hati siapapun, khususnya masyarakat DKI Jakarta sendiri.


3. Pemikir yang Visioner

Seseorang yang berkarakter pemikir artinya mempunyai kepedulian dan mau ikut mencicipi apa yang dirasakan orang lain dengan sepenuh hati. Pemimpin yang berkarakter menyerupai ini rela meluangkan waktunya untuk peduli dan memikirkan masalah-masalah orang lain terutama rakyatnya. Namun, kepedulian yang dihadirkan dalam dirinya bukanlah kepedulian untuk menjatuhkan, melainkan sebagai realisasi dari perilaku tenggang rasa. Dan tentu saja, pemimpin yang berjiwa pemikir tidak berhenti hingga di ujung permasalahan saja, ia terjun 100 persen dan ikut memikirkan solusi terbaik atas permasalahan-permasalahan yang ada dengan bijaksana hingga tuntas.

Jika dihubungkan dengan keadaan Jakarta yang penuh tantangan dan permasalahan, maka pemimpin yang ideal yaitu bukanlah sosok yang spesialuntuk berkarakter pemikir tetapi juga mempunyai roh visioner dalam dirinya. Dalam hal ini, sang pemimpin dibekali kemampuan menatap wajah Jakarta di masa depan. Oleh sebab itu, segala perencanaan, seni administrasi pembangunan, dan taktik penyelesaian dilema Jakarta sudah bisa diprediksi dengan baik dan tepat jauh sebelum visi dan misi tercapai. Dan pastinya, sosok pemimpin menyerupai ini, bisa menerjemahkannya menjadi program-program pro-rakyat yang bebas dari intrik kesentidakboleh sosial.

4. Motivator yang Teladan

Untuk sanggup menjalankan tiruana program-program pemerintahan dan pembangunan dengan baik, seorang pemimpin wajib mempunyai kharisma motivator. Dia harus membekali diri dengan kata-kata yang santun dan tidak melukai hati siapapun. Retorika berbicaranya bisa menyulap murka menjadi ramah tanpa harus marah-marah. Selain itu, sepak terjangnya dalam bersikap dan bertingkah laris elok dan dirindukan setiap orang. Dia bergerak sebelum mengajak dan berani bertindak pertama kali sebelum menindaklanjuti dengan instruksi. Sosoknya menjadi pola sehingga secara tidak pribadi bisa memikat siapapun untuk bekerja sepenuh hati untuknya, kemudian bantu-membantu membangun DKI Jakarta.

5. Pioneer yang Tegas, Cerdik dan Cekatan

Segala jadwal yang sudah direncanakan dengan baik sanggup dijalankan dengan tegas dan cekatan oleh seorang pemimpin yang berjiwa pioneer. Dia bisa merintis sebuah corak kemajuan yang tidak bisa dijangkau oleh tiruana orang.  Terlebih lagi kalau diikuti dengan perilaku arif menyerupai sosok kancil dalam cerita anak-anak. Namun, arif dipakai bukan untuk menipu rakyat, melainkan untuk menghadapi segala tantangan dan efek negatif dari siapapun. melaluiataubersamaini kata lain, setiap planning busuk atau tipu tipu muslihat dari orang-orang yang membencinya sanggup diatasi dengan cara yang cerdik, demi kemajuan Jakarta semata-mata. Apalagi, ketika ini, dalamnya hati siapa tahu, segala kemungkinan terburuk terkadang hadir dari pihak yang tidak disangka-sangka. Entah itu mitra dekat, kerabat, pejabat, penjilat, atau penjahat. Semua perlu diwaspadai, sebab mengukur integritas manusia-manusia di zaman ini tidaklah segampang mengedipkan mata.


6. Pemersatu yang Religius

Meskipun seorang calon pemimpin bisa menjadi manager yang diberintegritas terpadu, problem solver yang multi-profesional, pemikir yang visioner, pioneer yang tegas, cerdik, dan cekatan, kalau tidak mempunyai kapasitas sebagai pemersatu yang religius rasanya belum bisa dianggap sebagai pemimpin ideal untuk Jakarta.

Tanpa persatuan, sebuah wilayah tidak berkembang dengan optimal. Apalagi, DKI Jakarta didiami oleh masyarakat yang multi-etnis, multi-agama, dan multi-budaya. Tanpa pengetahuan yang mumpuni di bidang agama, kebijakan seorang pemimpin dalam mengatasi permasalahan berbau SARA berpotensi menjadikan gesekan-gesekan di masyarakat. Meskipun, sudah ada batasan toleransi yang memagari, kalau sudah menyangkut keimanan dan melanggar syariat agama orang lain, keharmonisan susah untuk dibangun dalam pondasi Bhinneka Tunggal Ika.

Oleh sebab itu, pemimpin ideal dan terbaik untuk Jakarta ialah sosok pemersatu yang religius. Salah satunya dengan menggenggam perilaku mau mengerti dan memaklumi kewajiban, kebiasaan, budaya dan hak-hak dari masyarakat-nya meski harus melawan ego sendiri. melaluiataubersamaini kata lain yang lebih sederhana, pemimpin yang berjiwa pemersatu, tidak akan pernah melukai hati pemeluk-pemeluk agama yang heterogen di DKI Jakarta. Jika perlu, dialah yang menjadi penggagas dan mendukung kegiatan-kegiatan keagamaan, semoga Jakarta tumbuh menjadi nirwana dunia dan sekaligus cerminan nirwana alam abadi untuk seluruh masyarakatnya tanpa terkecuali.

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, siapapun kandidat Gubernur Jakarta yang mencalonkan diri atau dicalonkan partai pengusung di 2017 nanti, mereka tetap saja dihadapkan dengan wajah Ibu kota yang penuh dengan kerumitan, permasalahan dan kepentingan. Oleh sebab itu, calon-calon Gubernur yang diusung dalam Pilgub tahun depan sebaiknya ialah figur-figur yang membersihkan dan memenuhi kriteria yang disebutkan di atas. melaluiataubersamaini harapan, Gubernur terpilih untuk DKI Jakarta 2017-2022 ialah benar-benar jawabanan atas harapan dan impian rakyat Jakarta selama ini.