Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Struktur, Alur Dan Kebahasaan Teks Dongeng Fantasi

INIRUMAHPINTAR - Sesudah memahami pengertian, ciri, dan jenis-jenis kisah fantasi pada pembahasan sebelumnya, pada peluang ini, rubrik jendela ilmu membagikan klarifikasi lengkap wacana Struktur, Alur, dan Kebahasaan Teks Cerita Fantasi menurut sudut pandang dan wawasan penulis.  

Struktur Teks Cerita Fantasi

Pada dasarnya, Teks kisah fantasi spesialuntuk terdiri dari 3 struktur bagian, yaitu:

1. Orientasi (Pengenalan)
Di bab ini, penulis mengenalkan tokoh, tabiat tokoh, latar (tempat, suasana, sosial dan waktu), dan konflik yang terjadi dalam cerita. melaluiataubersamaini kata lain, di bab orientasi pembaca sudah sanggup menemukan jawabanan siapa, dimana, dan kapan suatu kisah terjadi. Di bab ini juga, penulis sanggup mengembangkan deskripsi tokoh, latar, dan konflik cerita. 

2. Komplikasi (Konflik/Permasalahan)
Di bab ini, penulis menghadirkan konflik atau masalah-masalah yang menjadi inti cerita. Masalah tersebut dikembangkan menjadi rangkaian kisah dengan alur yang menarikdanunik. Di bab ini pula, penulis mengembangkan inti kisah dengan mengacu pada kekerabatan alasannya akhir sampai mencapai puncak kisah (titikpuncak). melaluiataubersamaini kata lain, di bab komplikasi ini, pembaca sanggup mengetahui bagaimana kisah mengalir dari sebuah permasalahan atau konflik awal, kemudian menjadi semakin rumit, dan mencapai puncak (titikpuncak).

3. Resolusi (Penyelesaian Masalah)
Resolusi adalah bab simpulan dari teks kisah fantasi. Itu berarti tidak ada lagi penambahan konflik gres di tahapan ini. melaluiataubersamaini kata lain, penulis spesialuntuk menghadirkan penyelesaian duduk kasus atas konflik-konflik yang ada sebagai epilog cerita.


Penjelasan Tambahan - Perbandingan Gerakan Senam dengan Teks Cerita Fantasi
Jika dihubungkan dengan gerakan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) atau senam aerobik, teks kisah fantasi sanggup digambarkan menjadi tiga bab gerakan. Pertama, gerakan pembuka (pemanasan). Kedua, gerakan inti (improvisasi). Ketiga, gerakan epilog (pendinginan). Bagi yang pernah mengikuti senam, tentu simpel membedakan ritme gerakan dan musik pengiring di ketika gerakan pemanasan, inti, dan pendinginan. Pada ketika pemanasan, gerakan badan dan musik relatif slow (pelan). Sedangkan pada ketika gerakan inti dilakukan, pergerakan badan dan musik beranjak lebih cepat dan semakin cepat sampai mencapai titik tercepat (titikpuncak). Dan di bab pendinginan, gerakan badan dan musik kembali melambat menyerupai gerakan pemanasan, kemudian bertahap menjadi semakin lambat dan berhenti dengan posisi badan siap dan tegap. Jadi, ilustrasi gerakan badan di dalam senam mempunyai kesamaan ritme dengan alur (jalan cerita) di dalam teks kisah fantasi.

Alur dan Kebahasaan Teks Cerita Fantasi

Penjelasan wacana alur teks kisah fantasi terkait dengan struktur kisah di atas. Itu berarti, alur teks kisah fantasi terbagi menjadi 4 bagian, yaitu : proses pengenalan, timbulnya konflik/permasalahan, konflik mencapai puncak (titikpuncak), dan penyelesaian masalah.

Selanjutnya, klarifikasi wacana ciri Kebahasaan Teks Cerita Fantasi dipaparkan sebagai diberikut:
  1. Teks kisah fantasi memakai sudut pandang penokohan menyerupai aku, aku, kami, mereka, nama orang (seperti Joko, dsb).
  2. Teks kisah fantasi memakai kata sifat dari hasil pengamatan panca indera untuk menggambarkan atau mendeskripsikan tokoh, latar (tempat, waktu, suasana, sosial), dan konflik yang ada. Di tahapan ini, penulis kisah fantasi sanggup saja menghadirkan pilihan-pilihan kata (diksi) sebagaimana yang biasa ditemukan di dalam kaidah kebahasaan teks/paragraf deskripsi. Perbedaannya spesialuntuklah pada kesesuaian kisah dengan fakta. Pada teks fantasi, penulis mendeskripsikan sesuatu yang berupa imajinasi seperti tampak benar-benar nyata. Sedangkan pada teks deskripsi, penulis mendeskripsikan sesuatu yang benar-benar konkret dan sesuai fakta (bukan karangan).
  3. Teks kisah fantasi sanggup juga memakai kata metafora (kiasan) dan personifikasi (perumpamaan). 
  4. Teks kisah fantasi memakai kata penghubung (konjungsi) penanda urutan waktu menyerupai pada teks narasi, misalnya: selanjutnya, akhirnya, pada mulanya, pertama-tama, kemudian, lalu, dsb.
  5. Teks kisah fantasi memakai kalimat atau ungkapan eksklusif (direct expression) untuk menambah cita rasa / kelezatan isi cerita. Ungkapan ini dihadirkan penulis dalam bentuk obrolan atau percakapan antar tokoh di dalam cerita. 

Kesimpulan

Sesudah mendapat klarifikasi lengkap wacana Struktur, Alur dan Kebahasaan Teks Cerita Fantasi di atas, maka sanggup disimpulkan bahwa teks kisah fantasi mempunyai keterkaitan akrab dengan kisah narasi dan deskripsi. Dalam hal ini, kisah fantasi selalu memuat kaidah-kaidah kebahasaan menyerupai di dalam teks/paragraf deskripsi maupun di dalam teks/paragraf narasi. Agar tidak susah membedakan antara kisah fantasi, deskripsi, dan narasi, pembaca spesialuntuk perlu mengingat bahwa kisah fantasi mengandung kisah deskripsi dan narasi tetapi dalam bentuk khayalan/karangan semata, sedangkan kisah deskripsi dan narasi merujuk pada kenyataan dan fakta.

Semoga goresan pena ini bermanfaa. Jangan lupa share atau membuatkan wangsit dan masukan di kolom komentar di bawah ini.