Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian, Jenis-Jenis Analisis Perihal (Discourse Analysis)

INIRUMAHPINTAR - Pembahasan kali ini wacana Pengertian, Jenis-jenis Analisis Wacana (Discourse Analysis). Materi ini ialah pecahan dari bahan Bahasa Indonesia di tingkat akademi tinggi. Bagi yang berkecimpung di dunia kesusastraan, analisis wacana ialah pecahan terpenting dalam penelitian-penelitian ilmiah. Berikut klarifikasi lengkapnya:

Pengertian Analisis Wacana (Discourse Analysis)

sumber ilustrasi : pixabay.com
Secara singkat analisis wacana (discourse analysis) ialah suatu cara atau metode untuk mengkaji wacana (discourse) yang terdapat atau terkandung di dalam pesan-pesan komunikasi baik secara tekstual maupun kontekstual.

Analisis wacana berkenaan dengan isi pesan komunikasi, yang sebagian di antaranya berupa teks, menyerupai naskah pidato, transkrip sidang atau perdebatan di forum, sidang parlemen, artikel yang termuat di surat kabar, buku-buku (essay, novel, roman), dan iklan kampanye pemilihan umum.

Analisis wacana memungkinkan kita melihat bagaimana pesan-pesan diorganisasikan, dipakai dan dipahami. Di samping, analisis wacana juga sanggup memungkinkan kita melacak variasi cara yang dipakai oleh komunikator (penulis, pembicara, sutradara) dalam upaya mencapai tujuan atau maksud-maksud tertentu melalui pesan-pesan meliputi wacana-wacana tertentu yang disampaikan. 

Jenis-jenis Analisis Wacana

melaluiataubersamaini cara melihat posisi peneliti dalam perspektif kritis, analisis wacana sanggup diklasifikasikan menjadi beberapa bagian. Bertolak dengan cara demikian maka analisis wacana dalam kajian komunikasi sanggup terbagi menjadi empat jenis, yaitu: wacana respresentasi (discourse of representation), wacana pemahaman atau wacana interpretif (discourse of understanding), wacana kegalauan (discourse of suspicion), dan wacana posmodernisme (discourse of postmodernism). Berikut ini denah klarifikasi ke-4 jenis analisis wacana tersebut:
  1. Wacana representasi : bersifat positivistik modernisme.Peneliti terpisah dari objek yang diteliti dan mempersepsi objek serta membuat representasi realitas dalam bentuk pengungkapan bahasa dan tidak bersifat Koreksial.
  2. Wacana pemahaman : bersifat interpretive modernism. Antara peneliti dengan objek (realitas yang diteliti) tidak terpisah. Realitas didefinisikan oleh peneliti melalui interaksi antara yang mengetahui (subjek penelitian/informan) dengan pengetahuan (terutama dari sumber-sumber literatur). Peneliti menstruktur observasi yang sebab itu menstruktur apa yang diketahui (realitas) dan  tidak bersifat Koreksial.
  3. Wacana kegalauan (discourse of suspicion): bersifat  struktural dan critical modernism. Peneliti mengkonstruksi realitas menurut frame social arrangement dan bersifat Koreksial.
  4. Wacana posmodernisme : bersifat poststructural dengan menolak segala social arrangement dan bersifat Koreksial. 
Dikemukakan catatan penegasan di sini bahwa analisis wacana mempunyai nuansa pokok yaitu bersifat kritis dan bukan bersifat kritis. Di sini, analisis wacana yang bersifat kritis (critical discourse analysis/CDA) sangat dipengaruhi oleh teori Koreksial (critical theory). Karakter kualitatif-interpretif dengan sendirinya berlaku sebagai pijakan penting. CDA mengambil titik tekan pada penekanan-penekanan (oppression) ideologi atau kekuatan-kekuatan secara umum dikuasai dan meyakini bahwa pengetahuan ialah kekuatan (knowledge is power). melaluiataubersamaini kata lain, dalam konteks penelitian komunikasi pendekatan Koreksial secara umum dan CDA secara khusus berusaha untuk melacak bagaimana pesan-pesan komunikasi mengukuhkan penekanan, pengekangan atau operasi di dalam masyarakat.

Perkembangan Analisis Wacana

Bidang analisis wacana terus berkembang. Analisis wacana makin diminati terutama sebab mengkaji data bahasa secara utuh yang dipakai dalam komunikasi, baik komunikasi verbal maupun tertulis. Dalam seluruh uraian di atas spesialuntuk dijelaskan sebagian kecil topik yang dasar dan umum dibicarakan dalam analisis wacana. Perkembangan analisis wacana ketika ini diarahkan sebagai analisis kritis. Bahasa yang dipakai oleh penguasa negara atau pemerintah untuk mengatur dan mengendalikan masyarakatnya, contohnya menjadi teladan analisis wacana kritis, yang di dalamnya sanggup disampaikan Koreksi terhadap penguasa negara sebagai pengguna bahasa. Yang jelas, dari seluruh uraian di atas tampak bahwa analisis wacana mensyariatkan wawasan penganalisis wacana atas bidang linguistik yang lain, menyerupai sintaksis, semantik, pragmatik, dan sosiolinguistik.

Referensi:

1. Judul buku: Penelitian Komunikasi Kualitatif, Pengarang: Pawito, Ph.D
2. Judul buku: Pesona bahasa: langkah awal memahami linguistik, diedit oleh Untung Yuwono

Demikian pembahasan wacana Pengertian, Jenis-jenis Analisis Wacana (Discourse Analysis). Semoga bermanfaa!