Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perbedaan Isi Skripsi, Tesis, Disertasi

INIRUMAHPINTAR - Memahami Perbedaan Isi Skripsi, Tesis, Disertasi secara lengkap yaitu kebutuhan penting bagi setiap akademisi. Tentu saja kita sudah mengetahui bahwa Skripsi dibentuk untuk memperoleh gelar Strata 1 (S1) atau gelar sarjana muda. Sedangkan tesis dibentuk untuk mendapat gelar Master (S2). Dan terakhir, disertasi ialah syarat final untuk memperoleh gelar Doktor (S3). Meskipun ketiganya sama-sama ialah karya tulis ilmiah yang dibentuk oleh mahasiswa sebagai persyaratan dalam penyelesaian studi, ternyata dari segi kandungan isinya terdapat perbedaan mendasar.

Kandungan Isi Skripsi, Tesis, dan Disertasi menurut Tujuan Penulisan / Hasil Penelitian

Secara singkat, perbedaan kandungan isi skripsi, tesis, disertasi menurut tujuan penulisan / hasil penelitian diklasifikasikan sebagai diberikut:
  1. Kandungan isi skripsi yaitu penjabaran jawabanan dari pertanyaan apakah (yes-no question) atau apa (what).
  2. Kandungan isi tesis yaitu penjabaran jawabanan dari pertanyaan apa (what) dan mengapa (why).
  3. Kandungan isi disertasi yaitu penguraian jawabanan secara mendalam dari pertanyaan apa (what), mengapa (why), dan bagaimana (how).
Untuk melihat perbedaan kandungan isi  skripsi, tesis, dan disertasi dalam referensi penyusunan dengan mempertimbangkan tujuan dan hasil penelitian, silahkan perhatikan ilustrasi di bawah ini. Misalnya penelitian yang akan dilakukan wacana Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Metode XYZ
  1. Jika penelitian di atas dibentuk dalam bentuk skripsi, maka penulis spesialuntuk dituntut untuk sanggup menjawaban pertanyaan apakah metode XYZ sanggup meningkatkan keterampilan menulis puisi? atau apa benar metode XYZ sanggup meningkatkan keterampilan menulis puisi? teori-teori apa saja yang mendukung penggunakan metode XYZ dalam peningkatan keterampilan menulis puisi?
  2. Jika penelitian di atas dibentuk dalam bentuk tesis, maka penulis tidak spesialuntuk dituntut untuk sanggup menjawaban pertanyaan apakah metode XYZ sanggup meningkatkan keterampilan menulis puisi?, tetapi juga bisa menguraikan mengapa metode ZYZ sanggup meningkatkan keterampilan menulis puisi?
  3. Terakhir, jikalau dalam penelitian disertasi, penulis harus bisa menjabarkan secara terang jawabanan-jawabanan dari pertanyaan, apakah metode XYZ sanggup meningkatkan keterampilan menulis puisi? bagaimana hubungan antara metode ZYZ dan keterampilan menulis puisi?, mengapa metode XYZ sanggup meningkatkan keterampilan menulis puisi?, dan bagaimana cara kerja metode ZYZ dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi?.

Kandungan Isi Skripsi, Tesis, dan Disertasi menurut Tingkat Keilmiahannya

Dari sudut pandang tidak sama yaitu menurut tingkat keilmiahannya, kandungan isi skripsi, tesis, dan disertasi sanggup digambarkan sebagai diberikut:
  1. Isi skripsi mempunyai tingkat keilmiahan standar atau menengah ke bawah. Artinya, masih terdapat kelonggaran yang didiberikan kepada penulis dalam menentukan serius penelitian. Dalam hal ini, ide-ide penelitian boleh saja dimirip-miripkan dengan penelitian sebelumnya. Yang diubah yaitu lokasi dan sampel penelitian saja. Selain itu, dosen pembimbing umumnya mengarahkan penulis untuk mempersembahkan sedikit improvisasi pada variabel dan teori-teori pendukung. Maksudnya, penulis diminta untuk mengambil teori dari penelitian dan pustaka terbaru biar terhindar dari pengutipan referensi yang asal-asalan. Singkatnya, sanggup dipahami bahwa skripsi dibentuk memakai teori dan penelitian yang sudah ada tetapi dikemas tertulis dengan wajah tidak sama.
  2. Isi tesis mempunyai derajat keilmiahan menengah ke atas. Artinya, dalam penyusunan tesis, penulis sudah bisa memilah-milah serius penelitian yang berkarakter dengan cara menyebarkan teori penelitian yang sudah ada. Dalam hal ini, kandungan isi tesis wajib didasarkan pada sumber referensi yang lebih ilmiah dibandingkan dengan referensi skripsi. Selain mengambil pijakan pada tesis-tesis terkait, isi tesis pun dituntut lebih kokoh dengan berdasar pada artikel-artikel atau jurnal-jurnal ilmiah nasional dan internasional. Singkatnya, sanggup disimpulkan bahwa tesis dibentuk menurut teori dan penelitian yang sudah ada, dikembangkan kemudian dikemas secara tertulis dengan wajah dan analisis yang lebih tinggi dibanding skripsi.
  3. Isi disertasi mempunyai kandungan keilmiahan yang tinggi. Artinya, serius penelitian ialah hal yang belum pernah ada. Penyusunannya boleh saja didukung dengan teori dan penelitian sebelumnya, tetapi tujuan selesai disertasi berupa inovasi atau terobosan terbaru yang bermanfaa untuk ilmu pengetahuan. Isinya murni dan asli lantaran memuat totalitas dan kedalaman analisis penulis dalam berkarya. Kekuatan teori dan landasan berpikir di dalam tesis pun dipastikan sangat berpengaruh lantaran didukung oleh sumber referensi yang lebih banyak dibanding skripsi dan tesis. Singkatnya, disertasi dibentuk dengan pemberian teori dan penelitian sebelumnya, dikembangkan, tercipta sebuah terobosan, penemuan, atau teori baru, kemudian dikemas secara tertulis dengan gaya analisis lebih padat dibanding  tesis.

Kandungan Isi Skripsi, Tesis, dan Disertasi menurut Peran Dosen Pembimbing

Dari sudut pandang lain yaitu menurut tugas dosen pembimbing, kandungan isi skripsi, tesis, dan disertasi sanggup diuraikan sebagai diberikut:
  1. Skripsi dibentuk dengan perbandingan tugas mahasiswa dan dosen masing-masing dikimasukan 65 dan 35 persen. Artinya, penulis dalam hal ini mahasiswa mempunyai muatan dan ide-ide 30 persen lebih banyak dibanding ide-ide dari dosen pembimbing. Hal ini disebabkan lantaran skripsi dibentuk oleh mahasiswa yang gres mengenal penelitian ilmiah. Mereka biasanya lebih cenderung menerjemahkan bahasa dosen pembimbing dengan kata-kata sendiri di dalam skripsi mereka. Namun, tetap saja, huruf dan intervensi dosen pembimbing masih terasa kental di dalam skripsi. Selain itu, diksi (pilihan kata) dan struktur gramatikal penulis yang tertuang dalam skripsi cenderung sederhana, kecuali penulis tersebut mempunyai kemampuan di atas rata-rata.
  2. Tesis dibentuk dengan perbandingan tugas mahasiswa dan dosen masing-masing dikimasukan 75 dan 25 persen. Artinya, penulis mempunyai andil 50 persen lebih banyak dibanding tugas dosen pembimbing dalam penyusunan tesis. Hal ini disebabkan lantaran kemampuan mahasiswa jenjang master sudah mencapai derajat berpikir dan analisis lebih tinggi dibanding mahasiswa S1. Oleh lantaran itu, ide-ide dosen pembimbing tidak lagi diterjemahkan eksklusif oleh penulis lantaran ide-ide itu sudah bersinergi dan menyatu dengan ide-ide penulis sendiri. Penguatan wangsit dan kerangka berpikir pun lebih mendalam. Itu tampak dari gaya penulisan, pemilihan diksi, dan derajat kohesi serta koherensi yang lebih kompleks dibanding skripsi.
  3. Disertasi dibentuk dengan perbandingan tugas mahasiswa dan dosen masing-masing dikimasukan 85 dan 15 persen. Artinya, penulis mempunyai tugas 70 persen lebih banyak dibanding tugas dosen pembimbing. Penulis dituntut sangat sanggup bangkit diatas kaki sendiri dan bisa menangkap makna tersirat dari ide-ide dosen pembimbing. Selain itu, dalam memberikan wangsit dalam disertasi, tergambar kedalaman pustaka, wawasan, dan intelektualitas penulis. Apalagi, ide-ide yang tertuang dalam teori dan hasil penelitian ialah terobosan gres sehingga kekentalan isi disertasi sangat pekat dan kaya manfaat. 
Sekian dulu pembahasan wacana Perbedaan Isi Skripsi, Tesis, Disertasi menurut sudut pandang penulis. Jika ada yang terlewat, silahkan tuangkan wangsit di kolom komentar. ^_^