Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerita Rakyat: Asal-Usul Suku Bajau

INIRUMAHPINTAR - INI Cerita Rakyat: Asal-usul Suku Bajau. Pada jaman lampau kala di daerah negara malaysia berdirilah sebuah kerajaan yang berjulukan kesultanan Johor. Kesultanan johor letak dan posisinya bersahabat pantai. Adapun rajanya berjulukan Sultan Jihabudin Syah. Sultan mempunyai seorang putri yang berjulukan Putri Purawangga.

Putri Purawangga mempunyai nama panggilan yaitu Papu. Sifat putri Papu tidak tinggi hati, ia bahagia bergaul dengan rakyat biasa. Kegemarannya berenang dan berperahu.

Pada suatu hari, Papu berjanji akan mengadakan perlombaan dengan bahtera layar, tetapi pada dikala perubahan akan dilaksanakan ia tidak boleh keluar istana, lantaran akan kehadiran tamu agung. Walaupun demikian, ia berusaha biar sanggup keluar istana.

Akhirnya ia berhasil keluar istana secara belakang layar tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. Sementara itu di pantai kawan-kawannya menunggu dengan cemas, takut kalau Papu tidak sanggup hadir, lantaran di istana akan kehadiran tamu agung.

Tiba-tiba Papu hadir dan mereka menyambut dengan sangat gembira. Mereka mengadakan perjanjian, siapa yang lebih lampau hingga dengan bahtera dalam keadaan utuh, dialah pemenang perlombaan itu.
Sumber: Pixabay

Ketika mereka akan menuju perahu, tiba-tiba hadirlah seorang kakek. Kakek itu memperingatkan bahwa sebaiknya perlombaan itu dibatalkan lantaran sebentar lagi topan akan berhembus. Tetapi mereka tidak mau mengindahkan peringatan itu. Akhirnya mereka berangkat juga.

Di tengah perjalanan, angin berhembus semakin kencang. Dan bahtera yang ditumpangi Papu terpisah dari kawan-kawannya. Papu tidak sanggup mengendalikan bahtera layarnya lantaran angin semakin kencang. Perahu Papu patah layarnya sehingga bahtera itu terbang ambing tanpa kemudi. Akibatnya Papu tak sadarkan diri.

Berhari-hari Papu terombang-ambing di tengah laut. Sesudah sadar, Papu melihat sekelilingnya yang tampak spesialuntuk lautan. Tiba-tiba Papu melihat titik hitam dari kejauhan. lama-kelabuaan titik itu semakin mendekat dan tampak lah bahtera layar besar. Dia berharap akan menerima pemberian dari bahtera itu.

Ternyata bahtera itu ialah segerombolan perampok. Dalam keadaan tidak sadar Papu ditemukan oleh perampok. Perampok itu berjulukan Lanun. Sesudah Papu sadar ia ditanya oleh perampok itu, siapa ia sebenarnya. Papu tidak berterus terperinci siapa bahwasanya dia. Dia mengaku gadis nelayan miskin yang perahunya hayuk terbawa angin kencang. Tetapi perampok Lanun tidak percaya lantaran melihat kecantikan dan kesungguhannya.

Pada suatu malam, Papu mendengar pembicaraan perampok Lanun dengan anak buah. Bahwa bila hingga besok malam Papu tidak mau mengaku siapa ia sebenarnya, mereka akan memakai kekerasan.

Pada malam hari kapal layar perampok itu terus melaju membelah lautan. Malam semakin larut dan para awak kapal sudah terpulas, kecuali mereka yang bertugas jaga dan mengendalikan layar.

Dimalam yang semakin larut, Papu berusaha meloloskan diri. ia melemparkan balok kayu ke bahari dan ia meloncat ke laut. melaluiataubersamaini balok itu ia berenang menjauhi kapal layar. Kapal layar itupun meledak lantaran Papu sudah melempar obor ke dalam gudang yang meliputi tong minyak dan amunisi.

Sampai hasilnya Papu tak sadarkan diri lantaran kehabisan tenaga. Ketika sadar Papu terkejut melihat dua ujung buaya putih menolongnya. Ternyata buaya membawanya ke sebuah pantai di dikala ia terpulas pulas.

Waktu terbenam ia terkejut, lantaran ia sudah berada di pantai pulau Bone. Bersamaan dengan itu Pangeran Bone putra Sultan Bone gres saja hadir dari berlayar.

Para waktu rakyat akan menyambut kehadiran Pangeran Bone terdengar bunyi ribut-ribut dari penduduk pantai. Mendengar ribut-ribut, Pangeran Bone menyuruh perdana menteri untuk melihat keributan itu dan menunda kepulangannya ke istana. Pangeran menerima laporan bahwa di sebuah rumah penduduk ada seorang bidadari.

Kemudian pangeran menemuinya dan eksklusif menanyakan siapa ia sebenarnya. Putri itu ternyata Papu yang mengaku tersesat dalam pelayaran. Akhirnya Papu dibawa ke istana dan didiberi pakaian serta perhiasan. Pangeran dan Papu pun jatuh cinta dan merencanakan pernikahan.

Sebelum ijab kabul berlangsung, Papu menceritakan siapa ia sebenarnya. Papu minta pada pangeran biar kedua orang tuanya didiberitahu. Sultan Bone mengirimkan utusan ke Johor.

Sesudah utusan hingga di sana ternyata Kesultanan Johor sudah jatuh ke tangan bangsa angin dan Sultan Johor serta pengikutnya gugur sebagai pahlawan. Hati Papu duka sekali tetapi Pangeran berhasil menghiburnya.

Kesedihan Papu sudah hilang, ia dan pangeran kemudian berkeluarga. Pernikahan mereka sangat meriah dan berlangsung berhari-hari.

Suatu hari Pangeran Bone dilantik sebagai sultan menggantikan ayahandanya. Itu berarti Papu menjadi permaisuri. Pada suatu waktu, permaisuri berkeinginan berperahu layar. Pangeran mengizinkan permaisuri untuk berperahu layar bahkan pangeran mengajak Papu ke tengah-tengah suku Bajau. Papu terkejut mendengar suku Bajau lantaran ia teringat para nelayan di Johor juga menyebut Bajau bila akan berlayar.
Papu jadi penamasukan ingin melihat suku Bajau alasannya ialah ia ingin menunjukan apakah benar suku Bajau yang ada di Bone ialah para nelayan Johor.

Suku Bajau sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan. Rumah mereka dibangun di atas tiang yang bagai dianyam dan terbuat dari kayu atau bambu yang tahan air.

Sultan dan Permaisuri mengunjungi tempat tinggal suku Bajau. Kehadiran Sultan dan Permaisuri disambut dengan luar biasa kemudian mereka diperkenalkan dengan tokoh-tokoh suku Bajau.

Ternyata di antara orang-orang baja Papu melihat bekas mitra sepermainan. Rupanya suku Bajau ialah orang-orang Johor yang menetap di pulau-pulau.

Dicarikan dari Cerita Rakyat Sulawesi. 
Asal-usul suku Bajau, oleh Bambang Narianto, 
Penerbit Pioner Jaya, Bandung.