Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sistem Kepercayaan, Pemerintahan, Kebudayaan Bangsa Cina Kuno

INIRUMAHPINTAR - Siapa yang tidak mengenal negara Cina ketika ini. melaluiataubersamaini kemajuan yang pesat di banyak sekali bidang, khususnya perdagangan, Cina tumbuh menjadi salah satu negara kuat di dunia. Dan hampir tiruana negara mempunyai korelasi dagang dengan Cina. Apakah Cina bermetamorfosis negara maju begitu saja? Ternyata tidak, China pun mengalami proses yang cukup panjang. Dan ada peradaban tinggi di masa Cina kuno yang turut andil dalam perkembangan negeri tersebut. Nah, pada peluang ini, saya mengajak para teman bersahabat pembaca untuk berpetualang, mengenal corak kehidupan alami, sistem kepercayaan, sistem pemerintahan, dan hasil kebudayaan bangsa Cina Kuno. Selamat membaca!

Negeri Cina mempunyai wilayah yang amat luas yaitu kurang lebih 8.735.859 km persegi atau 18 kali Pulau Sumatera. Akan tetapi, sebagian besar daerahnya berupa pepegununganan, dataran tinggi, dan gurun pasir yang tandus. Daerah yang rindang spesialuntuk berada di Lembah Sungai Hoang Ho, Lembang Sungai Yang Tse Kiang, dan dataran pantai timur. Sungai Huang Ho sering kali mengalami banjir besar sehingga mengakibatkan banyak korban. Sungai Huang Ho membawa material lumpur yang berwarna kuning sehingga sering disebut Sungai Kuning. Sebutan itu disebabkan juga Sungai Huang Ho bermuara di Laut Kuning. Daerah aliran Sungai Huang Ho berupa tanah los (endapan debu) dan ialah wilayah yang sangat rindang.



Wilayah Cina yang paling padat penduduknya terletak di Lembang Sungai Huang Ho dan Sungaio Yang Tse Kiang yang ialah kawasan paling rindang. Karena ialah kawasan pemusatan penduduk maka kawasan ini melahirkan kebudayaan yang tinggi. Sementara itu, di pecahan tengah penduduknya jarang lantaran terdapat Gurun Gobi dan kawasan pepegununganan yang tandus.


A.    Corak Kehidupan Sosial Alami

Secara umum penduduk Cina digolongkan ke dalam ras Mongoloid. Penduduk Cina mempunyai ciri-ciri fisik, Antara lain berkulit kuning, bermata sipit,berambut lurus hitam, berbibir tipis, berhidung sedang, dan badannya tidak berbuu lebat. Suku orisinil Cina yaitu bangsa Han. namun penduduk orisinil Cina sudah bercampur darah dengan bangsa kulit putih dari Asia Kecil sehingga ras Mongoloidnya tidak begitu kelihatan. Sementara itu, penduduk di Cina pecahan selatan sudah mengalami percamuran dengan bangsa penhadir, menyerupai suku Thai, suku Mino, dan suku Lolo dengan warna kulit yang agak kecokelatan.
Sesuai dengan potensi wilayah Cina sangat rindang dan beradadi lembah sungai, sebagian besar penduduk Cina Kuno bermata pencaharian pokok sebagai petani. Mereka bercocok tanam secara menetap di daerah-daerah yang rindang di sepanjang lembah sungai Hoang Ho dan sungai Yang Tse Kiang. Untuk mengolah tanah, mereka memakai bajak dan menananm jenis flora padi, jagung, kedelai, teh, dan pohon murbei. Sesudah terbentuk masyarakat petani, lahirlah kebudayaan agraris yang bercorak konservatif (kuno) dalam hal pergaulan hidup, kepercayaan, dan etika. Kecuali bertani, sebagian dari mereka bekerja sebagai peternak, pemburu, dan penangkap ikan di sepanjang aliran sungai Hoang Ho, Sungai Yang Tse Kiang dan di Laut Kuning.
Penduduk Cina yang sebagian besar bertani membentuk masyarakat petani yang mempunyai corak kehidupan yang khas, menyerupai rasa kekeluargaan dan bersama-sama yang kuat, cara berpikir yang sederhana  dan realistis, serta semangat kerja yang tinggi dan giat dalam menghadapi tantangan.

B. Sistem Kepercayaan

      Penduduk sungai lembah Hoang Ho menyembah Dewa Langit. Pelaksanaan kepercayaan sering dilakukan dengan upacara korban berdarah yang dipimpin oleh Kaisar. Upacara korban berdarahini hamper ini hamper sama dengan system kepercayaan di Mesir Kuno, Mesopotamia, dan belibis Maya pada sekitar tahun 4000 sebelum Masehi.
Sekitar tahin 1750 SM di Cina sudah berdiri beberapa negara kota yang dipimpin oleh seorang Kaisar, merangkap sebagai pemimpi agama yang dianggap sebagai Putra Langit. Kaisar dianggap sebagai mediator bagi bumi terhadap langit. Oleh lantaran itu, istana sangat dikeramatkan. Istana dianggap sebagai sumber tenaga dan mempunyai kekuatan mistik dari langit. Kaisar dianggap menerima perintah dari langit untuk memerintah bumi berdasarkan hokum tertinggi dari langit. Kaisar sendiri juga harus hidup berdasarkan kehendak langit. Demikian juga dengan rakyatnya harusa tunduk kepada Dewa Langit. Untuk upacara penghormatan Dewa Langit, dibangunlah kuil-kuil yang megah. Kuil termegah berada di kota Peking.
Masyarakat Cina Kuno sangat menghargai arwah nenek moyang (leluhur) mereka. Hal itu berlaku hingga sekarang. Selain menyembah Dewa Langit dan menghormati Nenek Moyang, bangsa Cina KUno juga menghormati kekuatan-kekuatan alam yang dianggap kuat besar terhadap kehidupan manusia. Kekuatan alam tersebut antara lain guntur, kilat, sungai, binatang, matahari, dan gempa. Upacara  penghormatan terhadap ketiga unsur tersebut biasanya disertai tari-tarian suci dan permainan musik Cina Kuno.

C. Sistem Pemerintahan

Kaisar Cina pertama berdasarkan kisah yaitu Kaisar Huang Ti yang mulai memerintah kira-kira pada tahun 2697 SM. Kemudian para penggantinya yaitu Kaisar Yao, Sun, dan Yu. Semenjak KAisar Yu, pemerintahannya berlangsung bebuyutan yang disebut Dinasti Hsia. KAisar terakhir Dinasti Hsia yaitu Kaisar Chieh. Dari Dinasti Hsia tidak ditemukan peninggalan yang berarti.

1.       Dinasti Syang
Sejarah Cina gres dimulai pada zaman Dinasti Syang alasannya yaitu pada ketika itu terdapat peninggalan tertulis yang bias dijadikan sumber sejarah. Peninggalan sejarah yang ditemukan berupa prasasti yang ditulis pada kulit penyu. Prasasti tersebut sebut bahwa keturunan kaisar pertama yang memerintah Cina yaitu Dinasti  Shang (Syang). Dinasti Syang memerintah di Cina selama 644 tahun, yaitu tahun 1766 hingga dengan tahun 1122 SM. Selama pemerintahan DInasti Syang tidak kurang dari tiga puluh raja yang memerintah di Cina
Masyarakat hidup dari bercocok tanam (padi, gandum, dan palawija), berternak (kuda, sapi, domba, dan babi), dan berdagang (sutra, the, dan barang keramik). Mereka menyembah DEwa Syang Ti (Dewa Perang, Hujan, dan Pguan). Pada masa itu bangsa Cina sudah mengenal goresan pena yang disebut Pigtograf. Ilmu pengetahuan sudah berkembang dan dimanfaatkan untuk keperluan simpel sehari-hari. Misalnya, ilmu pengetahuan astronomi dipakai untuk memilih penanggalan dan penujuman, dan ilmu matematika dimanfaatkan untuk menghitung dalam membuat bangunan.
Kebudayaan pada masa dinasti ini sudah bernilai tinggi, menyerupai kepandaian membuat peralatan rumah tangga dari tanah liat yang dibakar, kerajinan dari materi bamboo, kerikil marmer dan perunggu. Pakaian dari sutra, patung, dan bangunan untuk memuja Dewa Langit.
Kebudayaan zaman Dinasti Syang mempunyai peranan penting dalam pengembangan kebudayaan Cina pada masa diberikutnya lantaran dasar-dsarnya sudah mulai ditanamkan pada masa itu. Pada tahun 1122 SM. Dinasti SYang mengalami keruntuhan lantaran dikalahkan oleh Kaisar Chou yang berasal dari sebelah barat sungai Hoang Ho. Sejak itu mulailah masa Dinasti Chou.

2.       Dinasti Chou
Dinasti Chou memerintah sekitar tahun 1122-255 SM. Pemerintahan Dinasti Chou tidak begitu gemilang lantaran sering terjadi kekacauan dan pemberontakan. Dalam suasana kacau itu ;ahirlah andal piker terkenal, yaitu Lao Tse yang membawa fatwa Taoisme dan  Kong Fu Tse yang membawa fatwa Konfusionisme. Kedua fatwa yang dibawa oleh para filsuf tersebut dipakai sebagai dasar dalam menuntaskan kekacauan.
Akibat usang memerintah. Dinasti Chou sering mengalami kudeta yang menimbulkan lemahnyapemerintahan. Hal itu kemudian dimanfaatkan oleh Pangeran Ch’in  untuk menundukkan Dinasti Chou dan kesudahannya mendirikan Dinasti Ch’in yang memrintah pada sekitar tahun 255-205 SM.

3.       Dinasti Ch’in
Raja dari Dinasti Ch’in yang paling populer yaitu Shih Huang Ti. Pada ketika Shih Huang Ti berkuasa seluruh wilayah Cina berhasil disatukan.  Kerajaan dibagi menjadi 36 provinsi dan setiap provinsi dimpin oleh gubernur yang bertanggung balasan pribadi kepada kaisar.
Kaisar sudah banyak mengadakan pembaruan di segala bidang. Pembaruan yang dilakukan Kaisar Shih Huang Ti, Antara lain menghapuskan hukum peminjaman tanah, undang-undang dijalankan dengan keras, penetapan penyeragaman pemakaian aksara Cina, dan penyeragaman alat-alat produksi serta angkutan. Hal itu mempercepat terbentuknya kesatuan budaya Cina. Hasil kebudayaan besar yang dibangun oleh Kaisar Shih Huang Ti yaitu tembok besar pepegununganan utara. Pagar tembok besar (dikenal dengan Tembok Besar (Great Wall) CIna) ini dibangun untuk membendung  serbuan dari suku bangsa Syungnu dan Tartar
Shih Huang Ti meninggal pada tahun 210 SM. Sesudah itu terjadilah kekacauan dan perang saudara di dalam negeri kesudahannya dimennagkan oleh Liupang. Liupang selanjutnya mendirikan kerajaan dan dinasti baru,yaitu Dinasti Han.

4.       Dinasti Han
Masa pemerintahan Dinasti Han sangat panjang (412 tahun). Di Antara para kaisar yang paling populer yaitu Kaisar Han Wu Ti (141-87 SM). Pada masa pemerintahannya. Segala acara kehidupan dan pemerintahan didasar pada fatwa Kong Fu Tse. Semua orang yang ingin menjadi pegawai harus memahami fatwa Kong Fu Tse dan melewati seleksi yang ketat. Kaisar Han sudah mengadakan perluasan wilayah ke utara dank e selatan sehingga wilayah Cina mencapai Korea. Manchuria Selatan, Annam, Sinkiang, dan kerajaan Tartar di sebelah barat.
Keberhasilan Dinasti Han yang membawa kemajuan dunia yaitu dibuatnya kertas dan materi kulit kayu pada sekitar tahun 105 Sm. Kepandaian ini kesudahannya dibawa ke Timur Tengah dan ditiru oleh orang-orang Eropa. Sepeninggal Kaisar Han Wu Ti,  timbul kekacauan dimana-mana. Hamper seluruh negeri Cina dikuasai  bangsa Tartar selama tiga era dan gres pada awal era ke-7 M muncul Kerajaan T’ang yang yang berhasil menaklukan bangsa Tartar.

5.       Dinasti T’ang
Kerajaan dan Dinasti T’ang didirikan oleh  Li Shih Min pada tahun 618 M. ia kemudian lebih populer dengan nama Kaisar T’ang Tsung. Pada masa itu, Cina tumbuh menjadi kerajaan yang lebih megah daripada zaman Kerajaan Han. Daerah kekuasaannya meluas hingga ke Persia, Laut Kaspia, Tonkin, Annam, dan Kampuchea. Negara dibagi menjaid sepuluh provinsi dan segala sesuatu diatur dan diputuskan oleh pemerintah pusat. Ibu kota kerajaan berada di Sian Fu. Pada tahun 907, kerajaan T’ang runtuh sehingga kekacauan muncul kembali.

6.       Dinasti Sung
Pada tahun 960 M Chao Ku’ang Yin berhasil menyatukan Cina kembali dengan mendirikan Kerajaan Sung Chao. Kaisarnya yang populer yaitu Kaisar Sung T’ai  Tsu. Kaisar Sung tidak begitu menguasai bidang politik dan pemerintahan. Perhatiannya lebih dicurahkan pada pengembangan bidang seni, ilmu pengetahuan, filsafat, dan industry keramik untuk ekspor. Dinasti Sung berakhir tahun 1279 M.
Pada awal era ke-13 Cina berhasil dikuasai oleh orang-orang Mongol di bawah pimpinan Jenghiz Khan dan dilanjutkan oleh Kunilai Khan. Sesudah Kubilai Khan meninggal, Kerajaan Mongol terpecah dan kesudahannya runtuh. Pada tahun 1368 M muncul Dinasti Ming yang menguasai Cina dan mengusir orang-orang Mongol.

D. Hasil Kebudayaan

Sejak tahun 3000 SM di Lembah Sungai Hoang Ho sudah berkembang kebudayaan Cina Kuno. Hasil budayanya, antaralain sebagai diberikut.

1.       Tulisan Piktograf
Sejak zaman Dinasti Syang bangsa Cina sudah mengenal tulisan. Tulisan tersebut berupa gambar-gambar tertentu. Setiap aksara atau gambar bukan sebagai suara tetapi mengandung pengertian tertentu. Huruf tersebut dinamakan Piktograf.
Huruf Piktograf banyak ditulis pada kulit penyu atau tulang-tulang binatang. Huruf Cina Kuno jumlahnya sangat banyak. Hamper setiap kawasan mempunyai satu jenis aksara sehingga sering kesusahan dalam memahami maksudnya. Pada ketika pemerintahan Dinasti Ch’in dikeluarkan peraturan yaitu melarang penerapan majemuk aksara dan tetapkan satu jenis yang berlaku bagi seluruh Negeri Cina. melaluiataubersamaini adanya penyeragaman aksara tersebut mempergampang terwujudnya kesatuan budaya diseluruh Negeri Cina.

2.       Ajaran Filsafat Cina
Pada era ke-8 SM ketika Negeri Cina diperintah oleh Dinasti Chou terjadi kekacauan yang menimbulkan kekacauan perpecahan di Negeri Cina.  Kekacauan tersebut menimbulkan munculnya andal pikir (Filsuf) yang berusaha mengatasi keadaan melalui fatwa filsafat. Ajaran filsafat tersebut sangat kuat terhadap kebudayaan Cina hingga ketika ini. Ahli-ahli filsafat Cina yang populer pada ketika itu yaitu sebagai diberikut.
a.       Lao Tse (605-531 SM)
Lao Tse  mengajarkan semoga insan mengikuti jalan yang sudah ditentukan oleh alam dan menolak kehidupan yang mementingkan duniawi. Lao Tse beropini bahwa segala insiden alam dan perjalanan hidup insan di dunia ini dikendalikan oleh kekuatan mistik tertinggi yang disebut Tao. Masyarakat akan mencapai ketetntraman, kedamaian, dan keamanan apabila tiruana tunduk dan patuh terhadap penguasa tertinggi, yaitu Tao. Tao menuntut prilaku hidup insan yang suci dengan mewujudkannya dalam empat prilaku yang terpuji, yaitu kebaikan, kemurahan, keakungan, dan kehalusan budi. Setiap insan harus sanggup mengendalikan emosi, tidak memakai kekerasan, dan bertindak serba tenang. melaluiataubersamaini kelembutan insan akan  sanggup mengalahkan musuhnya dan kelembutan lebih bijaksana daripada kekerasan. Ajaran Lao Tse populer dengan nama Taoisme dan termuat dalam buku karyanya yang berjudul Tao Te Cing.
b.      Kong Fu Tse (550-479 SM)
Pada ketika itu Negeri Cina dalam keadaan kacau akhir beberapa pemberontakan yang berusaha menggulingkan Dinasti Chou. Di tengah kekacauan yang dialami Negeri Cina, muncul Kong Fu Tse yang ingin mengebalikan Yao, Dinasti Shun, dan awal Dinasti Chou. Pada masa itu, rakyat hidup dengan tentram dan hening lantaran rakyat beserta raja tunduk pada Tao. Raja benar-benar mendalami dan menghayati fatwa Tao. Ajaran Tao sudah diputuskan dalam pemeritahan Cina. Rakyat sangat tunduk kepada raja lantaran dianggap wakil dari Tao. Selain itu, Kong Fu Tse juga yakin wacana keluhuran kebudayaan Cina Kuno. Kong Fu Tse berusaha mempelajari buku-buku dan peradaban Cina Kuno sehingga ia menjadi seorang guru besar yang sangat terkenal. Ajaran Kong Fu Tse ini oleh orang Barat dinamakan Konfusius. Ajaran Konfusius  menjadi sangat populer diseluruh Negeri Cina dan dijadikan falsafah hidup bagi bangsa Cina.
c.       Meng Tse (372-289 SM)
Meng Tse yaitu anakdidik Kong Fu Tse. Ajaran Meng Tse tidak sama dengan fatwa gurunya. Dia mengajarkan semoga manusi mandiri, berpikir, dan bertindak di atas kenyataan yang ada. Ia tidak menghendaki bangsa Cina kembali ke masa lampau. Meng Tse tidak lagi menganggap bahwa kaisar itu sebagai wakil Shang Ti atau Tao sebab tingkah lakunya kurang terpuji dan tidak sanggup dijadikan panutan bagi rakyatnya. Bahkan rakyat berhak memberontak terhadap kaisar yang tidak memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Menurut Meng Tse, insan mempunyai derajat yang sama di hadapan  Dewa Langit atau Tao. Oleh lantaran itu, kaisar yang menguasai seluruh wilayah Cina harus dipilih dari dan oleh raja-raja kawasan sehingga Dewa Langit tinggal mengesahkannya. Meng Tse juga beropini bahwa setiap insan mempunyai pembawaan yang baik. Bila seorang berbuat jahat, hal itu sebagai akhir perasaan tidak puasnya terhadap sesuatu yang buruk. Meng Tse tidak menyukai peperangan lantaran akan membawa penderitaan bagi umat insan dan mengakibatkan kehancuran bagi negara. Ajaran Meng Tse ini berdasarkan orang Barat dinamakan Mensius.
d.      Ajaran Tritunggal Agama
Ajaran Tauisme dan Konfusionisme tidak sanggup dipisahkan dan keduanya sanggup meresap dalam hati sanubari bangsa Cina. Kedua fatwa ini seakan-akan menjadi agama bagi bangsa Cina. Sementara itu, semenjak awal tahun Masehi Negeri Cina kehadiran agama gres dari India, yaitu agama Buddha. Menurut fatwa Buddha, insan akan memperoleh keselamatsn spesialuntuk dengan kepercayaan dan kejujuran hati. Buddhisme di Cina juga mengajarkan fatwa Tao. Dewa yang disembah oleh penganut fatwa Buddha di Cina yaitu Dewa Kuan Yin atau Dewa Belas Kasih. Krtiga fatwa ersebut intinya mempunyai tujuan yang sams. Karena kesamaan ketiga fatwa tersebut dan terdapat toleransi yang besar antar pemeluknya maka fatwa itu disebut Tritunggal Agama atau Sari Chiau.

3.       Kuil Dewa Langit
Kuil Dewa Langit mempunyai kegunaan untuk menghormati dan memuja Dewa Langit yang disebut Syang Ti. Kuil tersebut dibangun megah di kota Peking.

4.       Pagar Tembok Besar Cina
Pada masa Dinasti Ch’in (255-205 SM) pada masa pemerintahan Kaisar Shih Huang Ti sudah dibangun pagar tembok besar. Pembangunannya memakan waktu selama 20 tahun dengan memakai tenaga kerja kurang lebih sebanyak satu juta orang. Tembok itu mempunyai ukuran panjang 2,430 km, lebar 8 meter, dan tinggi 16 meter. Pagar tembok besar itu terletak di pepegununganan utara yang memanjang dari Pantai Laut Kuning (Asia Timur) hingga dengan pepegununganan Tien  dan Asia Tengah. Pembangunan tembok besar ini bertujuan untuk melindungi bangsa Cina dari serangan suku-suku bangsa liar dari utara, yaitu dari suku bangsa Syungnu  dan bangsa Tartar.

5.       Barang Kerajinan Keramik
Bangsa Cina Kuno pintar membuat barang-barang kerajian keramik semenjak zaman Dinasti Syang.barang-barang kerajinan keramik tersebut, Antara lain guci, arca, tempat bunga, dan tempat minuman. Barang –barang kerajinan keramik Cina Kuno ialah barang dagangan paling penting pada ketika itu, bahkan hingga kini sebagai barang perdagangan penting dan komoditas ekspor penting bagi Cina.A.      Corak Kehidupan Sosial Alami

Secara umum penduduk Cina digolongkan ke dalam ras Mongoloid. Penduduk Cina mempunyai ciri-ciri fisik, Antara lain berkulit kuning, bermata sipit,berambut lurus hitam, berbibir tipis, berhidung sedang, dan badannya tidak berbuu lebat. Suku orisinil Cina adalah… namun penduduk orisinil Cina sudah bercampur darah dengan bangsa kulit putih dari Asia Kecil sehingga ras Mongoloidnya tidak begitu kelihatan. Sementara itu, penduduk di Cina pecahan selatan sudah mengalami percamuran dengan bangsa penhadir, menyerupai suku Thai, suku Mino, dan suku Lolo dengan warna kulit yang agak kecokelatan.
Sesuai dengan potensi wilayah Cina sangat rindang dan beradadi lembah sungai, sebagian besar penduduk Cina Kuno bermata pencaharian pokok sebagai petani. Mereka bercocok tanam secara menetap di daerah-daerah yang rindang di sepanjang lembah sungai Hoang Ho dan sungai Yang Tse Kiang. Untuk mengolah tanah, mereka memakai bajak dan menananm jenis flora padi, jagung, kedelai, teh, dan pohon murbei. Sesudah terbentuk masyarakat petani, lahirlah kebudayaan agraris yang bercorak konservatif (kuno) dalam hal pergaulan hidup, kepercayaan, dan etika. Kecuali bertani, sebagian dari mereka bekerja sebagai peternak, pemburu, dan penangkap ikan di sepanjang aliran sungai Hoang Ho, Sungai Yang Tse Kiang dan di Laut Kuning.
Penduduk Cina yang sebagian besar bertani membentuk masyarakat petani yang mempunyai corak kehidupan yang khas, menyerupai rasa kekeluargaan dan bersama-sama yang kuat, cara berpikir yang sederhana  dan realistis, serta semangat kerja yang tinggi dan giat dalam menghadapi tantangan.

B. Sistem Kepercayaan

Penduduk sungai lembah Hoang Ho menyembah Dewa Langit. Pelaksanaan kepercayaan sering dilakukan dengan upacara korban berdarah yang dipimpin oleh Kaisar. Upacara korban berdarahini hamper ini hamper sama dengan system kepercayaan di Mesir Kuno, Mesopotamia, dan belibis Maya pada sekitar tahun 4000 sebelum Masehi.
Sekitar tahin 1750 SM di Cina sudah berdiri beberapa negara kota yang dipimpin oleh seorang Kaisar, merangkap sebagai pemimpi agama yang dianggap sebagai Putra Langit. Kaisar dianggap sebagai mediator bagi bumi terhadap langit. Oleh lantaran itu, istana sangat dikeramatkan. Istana dianggap sebagai sumber tenaga dan mempunyai kekuatan mistik dari langit. Kaisar dianggap menerima perintah dari langit untuk memerintah bumi berdasarkan hokum tertinggi dari langit. Kaisar sendiri juga harus hidup berdasarkan kehendak langit. Demikian juga dengan rakyatnya harusa tunduk kepada Dewa Langit. Untuk upacara penghormatan Dewa Langit, dibangunlah kuil-kuil yang megah. Kuil termegah berada di kota Peking.
Masyarakat Cina Kuno sangat menghargai arwah nenek moyang (leluhur) mereka. Hal itu berlaku hingga sekarang. Selain menyembah Dewa Langit dan menghormati Nenek Moyang, bangsa Cina KUno juga menghormati kekuatan-kekuatan alam yang dianggap kuat besar terhadap kehidupan manusia. Kekuatan alam tersebut antara lain guntur, kilat, sungai, binatang, matahari, dan gempa. Upacara  penghormatan terhadap ketiga unsur tersebut biasanya disertai tari-tarian suci dan permainan musik Cina Kuno.

C. Sistem Pemerintahan

Kaisar Cina pertama berdasarkan kisah yaitu Kaisar Huang Ti yang mulai memerintah kira-kira pada tahun 2697 SM. Kemudian para penggantinya yaitu Kaisar Yao, Sun, dan Yu. Semenjak KAisar Yu, pemerintahannya berlangsung bebuyutan yang disebut Dinasti Hsia. KAisar terakhir Dinasti Hsia yaitu Kaisar Chieh. Dari Dinasti Hsia tidak ditemukan peninggalan yang berarti.

1.       Dinasti Syang
Sejarah Cina gres dimulai pada zaman Dinasti Syang alasannya yaitu pada ketika itu terdapat peninggalan tertulis yang bias dijadikan sumber sejarah. Peninggalan sejarah yang ditemukan berupa prasasti yang ditulis pada kulit penyu. Prasasti tersebut sebut bahwa keturunan kaisar pertama yang memerintah Cina yaitu Dinasti  Shang (Syang). Dinasti Syang memerintah di Cina selama 644 tahun, yaitu tahun 1766 hingga dengan tahun 1122 SM. Selama pemerintahan DInasti Syang tidak kurang dari tiga puluh raja yang memerintah di Cina
Masyarakat hidup dari bercocok tanam (padi, gandum, dan palawija), berternak (kuda, sapi, domba, dan babi), dan berdagang (sutra, the, dan barang keramik). Mereka menyembah DEwa Syang Ti (Dewa Perang, Hujan, dan Pguan). Pada masa itu bangsa Cina sudah mengenal goresan pena yang disebut Pigtograf. Ilmu pengetahuan sudah berkembang dan dimanfaatkan untuk keperluan simpel sehari-hari. Misalnya, ilmu pengetahuan astronomi dipakai untuk memilih penanggalan dan penujuman, dan ilmu matematika dimanfaatkan untuk menghitung dalam membuat bangunan.
Kebudayaan pada masa dinasti ini sudah bernilai tinggi, menyerupai kepandaian membuat peralatan rumah tangga dari tanah liat yang dibakar, kerajinan dari materi bamboo, kerikil marmer dan perunggu. Pakaian dari sutra, patung, dan bangunan untuk memuja Dewa Langit.
Kebudayaan zaman Dinasti Syang mempunyai peranan penting dalam pengembangan kebudayaan Cina pada masa diberikutnya lantaran dasar-dsarnya sudah mulai ditanamkan pada masa itu. Pada tahun 1122 SM. Dinasti SYang mengalami keruntuhan lantaran dikalahkan oleh Kaisar Chou yang berasal dari sebelah barat sungai Hoang Ho. Sejak itu mulailah masa Dinasti Chou
2.       Dinasti Chou
Dinasti Chou memerintah sekitar tahun 1122-255 SM. Pemerintahan Dinasti Chou tidak begitu gemilang lantaran sering terjadi kekacauan dan pemberontakan. Dalam suasana kacau itu ;ahirlah andal piker terkenal, yaitu Lao Tse yang membawa fatwa Taoisme dan  Kong Fu Tse yang membawa fatwa Konfusionisme. Kedua fatwa yang dibawa oleh para filsuf tersebut dipakai sebagai dasar dalam menuntaskan kekacauan.
Akibat usang memerintah. Dinasti Chou sering mengalami kudeta yang menimbulkan lemahnyapemerintahan. Hal itu kemudian dimanfaatkan oleh Pangeran Ch’in  untuk menundukkan Dinasti Chou dan kesudahannya mendirikan Dinasti Ch’in yang memrintah pada sekitar tahun 255-205 SM.
3.       Dinasti Ch’in
Raja dari Dinasti Ch’in yang paling populer yaitu Shih Huang Ti. Pada ketika Shih Huang Ti berkuasa seluruh wilayah Cina berhasil disatukan.  Kerajaan dibagi menjadi 36 provinsi dan setiap provinsi dimpin oleh gubernur yang bertanggung balasan pribadi kepada kaisar.
Kaisar sudah banyak mengadakan pembaruan di segala bidang. Pembaruan yang dilakukan Kaisar Shih Huang Ti, Antara lain menghapuskan hukum peminjaman tanah, undang-undang dijalankan dengan keras, penetapan penyeragaman pemakaian aksara Cina, dan penyeragaman alat-alat produksi serta angkutan. Hal itu mempercepat terbentuknya kesatuan budaya Cina. Hasil kebudayaan besar yang dibangun oleh Kaisar Shih Huang Ti yaitu tembok besar pepegununganan utara. Pagar tembok besar (dikenal dengan Tembok Besar (Great Wall) CIna) ini dibangun untuk membendung  serbuan dari suku bangsa Syungnu dan Tartar
Shih Huang Ti meninggal pada tahun 210 SM. Sesudah itu terjadilah kekacauan dan perang saudara di dalam negeri kesudahannya dimennagkan oleh Liupang. Liupang selanjutnya mendirikan kerajaan dan dinasti baru,yaitu Dinasti Han.
4.       Dinasti Han
Masa pemerintahan Dinasti Han sangat panjang (412 tahun). Di Antara para kaisar yang paling populer yaitu Kaisar Han Wu Ti (141-87 SM). Pada masa pemerintahannya. Segala acara kehidupan dan pemerintahan didasar pada fatwa Kong Fu Tse. Semua orang yang ingin menjadi pegawai harus memahami fatwa Kong Fu Tse dan melewati seleksi yang ketat. Kaisar Han sudah mengadakan perluasan wilayah ke utara dank e selatan sehingga wilayah Cina mencapai Korea. Manchuria Selatan, Annam, Sinkiang, dan kerajaan Tartar di sebelah barat.
Keberhasilan Dinasti Han yang membawa kemajuan dunia yaitu dibuatnya kertas dan materi kulit kayu pada sekitar tahun 105 Sm. Kepandaian ini kesudahannya dibawa ke Timur Tengah dan ditiru oleh orang-orang Eropa. Sepeninggal Kaisar Han Wu Ti,  timbul kekacauan dimana-mana. Hamper seluruh negeri Cina dikuasai  bangsa Tartar selama tiga era dan gres pada awal era ke-7 M muncul Kerajaan T’ang yang yang berhasil menaklukan bangsa Tartar.
5.       Dinasti T’ang
Kerajaan dan Dinasti T’ang didirikan oleh  Li Shih Min pada tahun 618 M. ia kemudian lebih populer dengan nama Kaisar T’ang Tsung. Pada masa itu, Cina tumbuh menjadi kerajaan yang lebih megah daripada zaman Kerajaan Han. Daerah kekuasaannya meluas hingga ke Persia, Laut Kaspia, Tonkin, Annam, dan Kampuchea. Negara dibagi menjaid sepuluh provinsi dan segala sesuatu diatur dan diputuskan oleh pemerintah pusat. Ibu kota kerajaan berada di Sian Fu. Pada tahun 907, kerajaan T’ang runtuh sehingga kekacauan muncul kembali.
6.       Dinasti Sung
Pada tahun 960 M Chao Ku’ang Yin berhasil menyatukan Cina kembali dengan mendirikan Kerajaan Sung Chao. Kaisarnya yang populer yaitu Kaisar Sung T’ai  Tsu. Kaisar Sung tidak begitu menguasai bidang politik dan pemerintahan. Perhatiannya lebih dicurahkan pada pengembangan bidang seni, ilmu pengetahuan, filsafat, dan industry keramik untuk ekspor. Dinasti Sung berakhir tahun 1279 M.
Pada awal era ke-13 Cina berhasil dikuasai oleh orang-orang Mongol di bawah pimpinan Jenghiz Khan dan dilanjutkan oleh Kunilai Khan. Sesudah Kubilai Khan meninggal, Kerajaan Mongol terpecah dan kesudahannya runtuh. Pada tahun 1368 M muncul Dinasti Ming yang menguasai Cina dan mengusir orang-orang Mongol.

D. Hasil Kebudayaan

Sejak tahun 3000 SM di Lembah Sungai Hoang Ho sudah berkembang kebudayaan Cina Kuno. Hasil budayanya, antaralain sebagai diberikut.

1.       Tulisan Piktograf
Sejak zaman Dinasti Syang bangsa Cina sudah mengenal tulisan. Tulisan tersebut berupa gambar-gambar tertentu. Setiap aksara atau gambar bukan sebagai suara tetapi mengandung pengertian tertentu. Huruf tersebut dinamakan Piktograf.
Huruf Piktograf banyak ditulis pada kulit penyu atau tulang-tulang binatang. Huruf Cina Kuno jumlahnya sangat banyak. Hamper setiap kawasan mempunyai satu jenis aksara sehingga sering kesusahan dalam memahami maksudnya. Pada ketika pemerintahan Dinasti Ch’in dikeluarkan peraturan yaitu melarang penerapan majemuk aksara dan tetapkan satu jenis yang berlaku bagi seluruh Negeri Cina. melaluiataubersamaini adanya penyeragaman aksara tersebut mempergampang terwujudnya kesatuan budaya diseluruh Negeri Cina.

2.       Ajaran Filsafat Cina
Pada era ke-8 SM ketika Negeri Cina diperintah oleh Dinasti Chou terjadi kekacauan yang menimbulkan kekacauan perpecahan di Negeri Cina.  Kekacauan tersebut menimbulkan munculnya andal pikir (Filsuf) yang berusaha mengatasi keadaan melalui fatwa filsafat. Ajaran filsafat tersebut sangat kuat terhadap kebudayaan Cina hingga ketika ini. Ahli-ahli filsafat Cina yang populer pada ketika itu yaitu sebagai diberikut.
a.       Lao Tse (605-531 SM)
Lao Tse  mengajarkan semoga insan mengikuti jalan yang sudah ditentukan oleh alam dan menolak kehidupan yang mementingkan duniawi. Lao Tse beropini bahwa segala insiden alam dan perjalanan hidup insan di dunia ini dikendalikan oleh kekuatan mistik tertinggi yang disebut Tao. Masyarakat akan mencapai ketetntraman, kedamaian, dan keamanan apabila tiruana tunduk dan patuh terhadap penguasa tertinggi, yaitu Tao. Tao menuntut prilaku hidup insan yang suci dengan mewujudkannya dalam empat prilaku yang terpuji, yaitu kebaikan, kemurahan, keakungan, dan kehalusan budi. Setiap insan harus sanggup mengendalikan emosi, tidak memakai kekerasan, dan bertindak serba tenang. melaluiataubersamaini kelembutan insan akan  sanggup mengalahkan musuhnya dan kelembutan lebih bijaksana daripada kekerasan. Ajaran Lao Tse populer dengan nama Taoisme dan termuat dalam buku karyanya yang berjudul Tao Te Cing.
b.      Kong Fu Tse (550-479 SM)
Pada ketika itu Negeri Cina dalam keadaan kacau akhir beberapa pemberontakan yang berusaha menggulingkan Dinasti Chou. Di tengah kekacauan yang dialami Negeri Cina, muncul Kong Fu Tse yang ingin mengebalikan Yao, Dinasti Shun, dan awal Dinasti Chou. Pada masa itu, rakyat hidup dengan tentram dan hening lantaran rakyat beserta raja tunduk pada Tao. Raja benar-benar mendalami dan menghayati fatwa Tao. Ajaran Tao sudah diputuskan dalam pemeritahan Cina. Rakyat sangat tunduk kepada raja lantaran dianggap wakil dari Tao. Selain itu, Kong Fu Tse juga yakin wacana keluhuran kebudayaan Cina Kuno. Kong Fu Tse berusaha mempelajari buku-buku dan peradaban Cina Kuno sehingga ia menjadi seorang guru besar yang sangat terkenal. Ajaran Kong Fu Tse ini oleh orang Barat dinamakan Konfusius. Ajaran Konfusius  menjadi sangat populer diseluruh Negeri Cina dan dijadikan falsafah hidup bagi bangsa Cina.
c.       Meng Tse (372-289 SM)
Meng Tse yaitu anakdidik Kong Fu Tse. Ajaran Meng Tse tidak sama dengan fatwa gurunya. Dia mengajarkan semoga manusi mandiri, berpikir, dan bertindak di atas kenyataan yang ada. Ia tidak menghendaki bangsa Cina kembali ke masa lampau. Meng Tse tidak lagi menganggap bahwa kaisar itu sebagai wakil Shang Ti atau Tao sebab tingkah lakunya kurang terpuji dan tidak sanggup dijadikan panutan bagi rakyatnya. Bahkan rakyat berhak memberontak terhadap kaisar yang tidak memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Menurut Meng Tse, insan mempunyai derajat yang sama di hadapan  Dewa Langit atau Tao. Oleh lantaran itu, kaisar yang menguasai seluruh wilayah Cina harus dipilih dari dan oleh raja-raja kawasan sehingga Dewa Langit tinggal mengesahkannya. Meng Tse juga beropini bahwa setiap insan mempunyai pembawaan yang baik. Bila seorang berbuat jahat, hal itu sebagai akhir perasaan tidak puasnya terhadap sesuatu yang buruk. Meng Tse tidak menyukai peperangan lantaran akan membawa penderitaan bagi umat insan dan mengakibatkan kehancuran bagi negara. Ajaran Meng Tse ini berdasarkan orang Barat dinamakan Mensius.
d.      Ajaran Tritunggal Agama
Ajaran Tauisme dan Konfusionisme tidak sanggup dipisahkan dan keduanya sanggup meresap dalam hati sanubari bangsa Cina. Kedua fatwa ini seakan-akan menjadi agama bagi bangsa Cina. Sementara itu, semenjak awal tahun Masehi Negeri Cina kehadiran agama gres dari India, yaitu agama Buddha. Menurut fatwa Buddha, insan akan memperoleh keselamatsn spesialuntuk dengan kepercayaan dan kejujuran hati. Buddhisme di Cina juga mengajarkan fatwa Tao. Dewa yang disembah oleh penganut fatwa Buddha di Cina yaitu Dewa Kuan Yin atau Dewa Belas Kasih. Krtiga fatwa ersebut intinya mempunyai tujuan yang sams. Karena kesamaan ketiga fatwa tersebut dan terdapat toleransi yang besar antar pemeluknya maka fatwa itu disebut Tritunggal Agama atau Sari Chiau.

3.       Kuil Dewa Langit
Kuil Dewa Langit mempunyai kegunaan untuk menghormati dan memuja Dewa Langit yang disebut Syang Ti. Kuil tersebut dibangun megah di kota Peking.

4.       Pagar Tembok Besar Cina
Pada masa Dinasti Ch’in (255-205 SM) pada masa pemerintahan Kaisar Shih Huang Ti sudah dibangun pagar tembok besar. Pembangunannya memakan waktu selama 20 tahun dengan memakai tenaga kerja kurang lebih sebanyak satu juta orang. Tembok itu mempunyai ukuran panjang 2,430 km, lebar 8 meter, dan tinggi 16 meter. Pagar tembok besar itu terletak di pepegununganan utara yang memanjang dari Pantai Laut Kuning (Asia Timur) hingga dengan pepegununganan Tien  dan Asia Tengah. Pembangunan tembok besar ini bertujuan untuk melindungi bangsa Cina dari serangan suku-suku bangsa liar dari utara, yaitu dari suku bangsa Syungnu  dan bangsa Tartar.

5.       Barang Kerajinan Keramik
Bangsa Cina Kuno pintar membuat barang-barang kerajian keramik semenjak zaman Dinasti Syang.barang-barang kerajinan keramik tersebut, Antara lain guci, arca, tempat bunga, dan tempat minuman. Barang –barang kerajinan keramik Cina Kuno ialah barang dagangan paling penting pada ketika itu, bahkan hingga kini sebagai barang perdagangan penting dan komoditas ekspor penting bagi Cina.

Demikianlah pembahasan lengkap perihal corak kehidupan alami, sistem kepercayaan, sistem pemerintahan, dan hasil kebudayaan bangsa China Kuno. Semoga bermanfaa!