Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Revisi Kurikulum 2013 Versi 2017, Sudah Efektifkah?

INIRUMAHPINTAR - Menyikapi pemberlakuan kembali kurikulum 2013 versi revisi 2017 di sejumlah sekolah di Indonesia, para guru mata pelajaran dituntut bekerja lebih giat, berguru lebih banyak, bersikap lebih bijak dan terampil dalam memakai teknologi. 

Walaupun sejatinya, ruh pendidikan yang termaktub dalam kurikulum 2013 mempunyai kemiripan dengan kurikulum sebelumnya yaitu KTSP, kurikulum ini dianggap lebih anggun untuk diperjuangkan dan diterapkan di seluruh Indonesia. Terbukti dengan besarnya hasrat pemerintah meng-gol-kan visi misi yang tertuang dalam batang badan kurikulum 2013.

Petes-petes pun diselenggarakan. Tujuannya semoga para guru sanggup bersinergi dengan kurikulum 2013 versi 2017. Pertanyaannya kemudian ialah apakah dengan petes singkat sanggup serta merta meng-upgrade kompetensi, performa, dan abjad yang dimiliki guru?

Kompetensi dan performa boleh saja ada perubahan, meski belum bisa dipastikan akan terus sejalan dengan pembuktian dalam aktivitas berguru mengajar di lapangan. Lagipula, abjad personal para guru ialah hal yang tidak mungkin untuk diubah semakin baik dalam waktu singkat. Padahal visi misi utama dari Kurikulum 2013 ialah membangun abjad bangsa dan menyukseskan tujuan pendidikan nasional. Jika demikian, seberapa persen peluang keberhasilan transfer nilai-nilai abjad melalui keteladanan dari guru ke penerima didik melalui pemberlakuan kurikulum terbaru ini? 


Dan tentu kita sadari bahwa, dari segi kepadatan ilmu pengetahuan dan keterampilan, kurikulum-kurikulum terlampau sudah melakukannya jauh lebih sempurna, terbukti dengan tersedianya silabus yang berlaku secara nasional, didukung dengan buku-buku yang lengkap dan tidak rancu. Sebagai hasilnya, hampir tiap tahun kita mendengar nama Indonesia harum dalam kontes olimpiade internasional. 

Jika problem utamanya ialah bagaimana membangun abjad bangsa dan meningkatkan kapabilitas generasi muda menghadapi abad global, maka sudah tepatkah kurikulum tersebut diganti? dan mengapa belum diganti sepenuhnya? mengapa harus bertahap? sudah siapkah kurikulum itu sebenarnya? atau masih tahap ujicoba?

Betapa banyak waktu, tenaga, dan uang negeri ini dihabiskan untuk menyelenggarakan kurikulum 2013. Namun, prosesnya masih berbau tarik ulur dan justru mengundang para guru ikut andil melaksanakan analisis. Bahkan, sebagian buku-bukunya seakan tidak melewati tahap penyuntingan. Ada apa ini sebenarnya? Sampai kapan kurikulum ini direvisi dan difinalisasi?

Padahal, untuk menyukseskan tujuan pendidikan nasional, ada langkah-langkah strategis lain yang sanggup dipilih. Jika belum sanggup menuntaskan dan menerapkan sebuah kurikulum secara matang yang bebas perdebatan misalnya, maka pemerintah sanggup menentukan opsi lain yang lebih menjanjikan. Salah satunya dengan mereformasi kualitas dan kuantitas pendidik di seluruh Indonesia. 

Bagai sebuah sabung sepak bola di lapangan hijau, banyak pemain yang sudah kelelahan dan bahkan ada pos-pos yang belum tergantikan. Begitu pun guru-guru dikala ini di bumi pertiwi, mereka perlu penyegaran dan pemanis tenaga. Bukan mewaspadai kompetensi dan performa mereka, tetapi setiap generasi perlu perlakuan yang tidak sama. 

Artinya, duduk kasus bangsa ini, terutama di lingkup pendidikan bukan semata-mata terletak pada konten kurikulumnya, melainkan terletak pada kekuatan ujung tombaknya yaitu para guru. Kecuali jikalau bangsa ini bisa melaksanakan kedua-duanya, maka hasilnya lebih baik lagi. 

Akhir kata, semoga bangsa Indonesia kelak bisa lebih bijak menentukan sikap. Lemahnya pendidikan akan melemahkan setiap sendi kehidupan negeri ini. Salah bersikap, fatal akibatnya. Jago berteori, andal mereview, tidak serta merta lihai melaksanakan sendiri.

Jadi, tidak tiruana teori sejalan dengan kenyataan. Begitupun teori penggerak kurikulum 2013, ada baiknya sesekali ikut mencoba bagaimana merangkai satu paket pembelajaran dengan merujuk pada produk-produk yang belum tepat semoga bisa kembali menyimpulkan seberapa efektifkah kurikulum 2013 versi revisi 2017 ini sesungguhnya?