Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dampak Konkret Dan Negatif Siswa Bawa Hp Ke Sekolah

INIRUMAHPINTAR - Bagaimana berdasarkan engkau ihwal siswa membawa HP (Ponsel) ke sekolah? Apakah membawa manfaat atau tidak sama sekali? Apakah berdampak positif atau justru negatif bagi perkembangan siswa di sekolah? Yah, tentu banyak polemik ihwal hal tersebut. Dan setiap orang bebas untuk berpendapat.

Untuk itu, pada peluang ini saya pun tertarik mengangkat topik ini sebagai materi analisis aku. Semoga kita bisa memandang polemik ini secara bijak. Sehingga kita tidak simpel menarikdanunik kesimpulan sebelum menimbang-nimbang sisi positif dan negatifnya.

Dan bagi adik-adik pelajar/mahasiswa yang suka debat pendidikan, boleh juga mengangkat topik ini sebagai motion debat. Saya yakin bakal seru. Atau barangkali sudah ada yang pernah memperdebatkan topik ini dalam kompetisi formal. Mari kita berdiskusi.

Berdasarkan fakta awal yang saya temukan di lingkungan aku, hampir setiap sekolah mulai dari tingkat sekolah dasar, menengah, dan atas menerapkan larangan membawa HP ke sekolah. Menurut kalian hal itu benar atau tidak? Sekali lagi, tidakboleh menjawaban sebelum mempertimbangkan banyak hal.

Mari kita telusuri dampak positif dan negarif yang dirasakan oleh siswa kalau dibolehkan membawa HP ke sekolah diberikut ini:


#Dampak Negatif

1. Berpotensi Mengganggu Konsentrasi Belajar

HP dulunya spesialuntuk bertujuan sebagai alat komunikasi jarak jauh berbasis nirkabel. Namun, kebanyakan HP canggih dikala ini sudah berbasis android sehingga sanggup dipakai untuk banyak sekali macam hal. Misalnya, memainkan musik, chatting, berselancar di internet, berfoto selfie maupun groufie, hingga memutar video dan editing. Nah, siswa yang membawa HP ke sekolah tentu tidak simpel mengabaikan godaan dari mewahnya akomodasi dari HP-nya sendiri. Walhasil, serius berguru tidak terbaik.

2. Berpotensi Mengakses Situs Terlarang

Teknik pemakaian HP yang dibawa siswa ke sekolah tentu susah dikontrol satu-satu oleh para guru dan masyarakat sekolah. Bagaimana jadinya, kalau salah seorang siswa mengakses situs-situs terlarang. Apalagi kalau hingga mengajak kawan-kawannya untuk ikutan menikmati. Mental dan psikologi mereka bakal runtuh menyerupai terhantam tsunami dan letusan pegunungan api. Saraf-saraf di otak mereka menjadi terputus dan susah memahami pelajaran sekolah. Kemungkinan mereka juga terserang kecanduan jangka panjang. Hasilnya, siswa menderita kerugian, dan tentu saja mengancam masa depannya.

3. Berpotensi Menjadi Kampanye Negatif

Siswa yang didiberi izin untuk membawa HP ke sekolah dan tanpa terkontrol sanggup mengakses situs-situs negatif tentu saja berpotensi untuk menularkan kebiasaannya kepada mitra kelas dan siswa-siswa lain. Apa jadinya, kalau tiruana siswa kemudian menjadi terlena dan terbuai dengan kenikmatan situs-situs berbahaya? Tentu kerugian besar akan dialami oleh generasi muda, pemegang estafet pembangunan negeri ini kelak.

4. Berpotensi Mengundang Kesentidakboleh

Tidak tiruana siswa bisa membeli HP. Namun, sekiranya siswa didiberi izin oleh sekolah untuk membawa dan memakai HP mahal (sebut saja Vivo V7 atau Oppo F1), kecenderungan terjadinya kesentidakboleh sangat besar. Siswa-siswa dari keluarga berada akan terlihat dominan. Sedangkan siswa-siswa yang sudah bersyukur sanggup ongkos angkot dan jajan sehari-hari, berpotensi mengalami sindrom tersisih. Efeknya, siswa kurang bisa yang tidak tahan dengan kemolekan HP milik kawan-kawannya akan merengek-rengek minta dibelikan oleh orang tuanya. Tentu teman bersahabat pembaca bisa bayangkan sendiri bukan, betapa panjangnya rentetan siklus kesentidakboleh itu.

5. Berpotensi Menumbuhkan Hedonisme

Siswa yang bebas membawa HP ke sekolah juga berpotensi mengalami perubahan gaya hidup. Mereka cenderung menerima dampak dari apa saja yang diaksesnya melalui HP. Jika mereka terjerembab dengan style berpakaian ala Korea alasannya yaitu keseenteng melihat akun idola mereka di Instagram atau video-video klip di YouTube, maka besar kemungkinan saraf-saraf hedonisme di dalam diri mereka tumbuh rindang seiring berjalannya waktu. Apalagi kalau orang bau tanah dan guru gagal menumbuhkan watak dan nilai-nilai huruf religius.

6. Berpotensi Menimbulkan Persaingan Tidak Sehat

Jika tiruana siswa bebas membawa HP ke sekolah, maka para siswa terutama mereka yang kaya cenderung akan mempunyai intrik pameritas. Setiap ada HP keluaran baru, mereka minta dibelikan kemudian membawanya ke sekolah. Tidak mau kalah, siswa lain yang juga tidak ingin tersaingi, niscaya akan merengek dibelikan juga HP yang lebih keren dan canggih. Jika hal ini berada dalam zona aman (tidak terkontrol oleh guru dan orang tua) maka hasilnya akan menjadikan persaingan dan kondusifits sekolah yang tidak sehat antar siswa.

#Dampak Positif

Walaupun begitu banyak imbas negatif dari kebijakan sekolah mengijinkan para siswa membawa HP ke sekolah, namun ternyata hal ini juga berpotensi menularkan nilai-nilai positif, antara lain:

1. Berpotensi sebagai Sumber Belajar Tanpa Batas

Jika sekolah mengijinkan para siswa membawa HP ke sekolah, maka harus diikuti dengan kontrol yang profesional. Kebijakan tersebut sebaiknya diarahkan biar siswa benar-benar sanggup memanfaatkan HP sebagai sumber berguru tanpa batas yang positif. Dalam hal ini, setiap pembelajaran yang membutuhkan rujukan lebih luas, guru sanggup membimbing dan mengarahkan para siswa mengakses situs-situs yang bermanfaa saja. melaluiataubersamaini demikian, para siswa sanggup memperoleh ilmu dan wawasan yang luas.

2. Berpotensi sebagai Media Pembelajaran

Selain sebagai sumber belajar, HP juga sanggup dijadikan media pembelajaran. Misalnya dalam pelajaran bahasa Inggris atau bahasa Indonesia, para siswa diarahkan untuk mendengarkan percakapan memakai headset di HP mereka masing-masing. Sesudah itu, menyimpulkan atau menceritakan kembali (retelling) apa yang didengarkan memakai bahasa sendiri.

3. Mempercepat Komunikasi antar Siswa

Komunikasi antar siswa dalam lingkungan sekolah sanggup terjalin dengan baik kalau sekolah mempersembahkan izin membawa HP. Komunikasi tersebut mencakup diskusi ihwal mata pelajaran antar siswa yang kebetulan beda kelas. Atau bisa juga untuk memanggil mitra yang masih ada di kantin biar segera ke kelas alasannya yaitu guru mata pelajaran sudah hadir.

4. Mendukung Sistem Pembelajaran berbasis E-Learning

Hal sama juga sanggup dilakukan oleh guru. Dalam hal ini, guru sanggup memperdengarkan lagu-lagu pelajaran atau materi e-learning melalui HP yang disambungkan ke LCD Proyektor dan speaker. Jadi, siswa sanggup lebih simpel memahami dan menikmati pembelajaran.

5. Megampangkan Siswa Komunikasi dengan Orang Tua

Para siswa yang sudah pulang sekolah sanggup memdiberitahu orang tuanya untuk dijemput melalui HP yang dibawanya. Begitupun kalau ada pelajaran suplemen atau diskusi kelompok di luar jam sekolah, para siswa sanggup minta izin pulang terlambat melalui HP. Termasuk hal-hal lain yang mendadak. Jadi, orang bau tanah tidak lagi harus bolak-balik ke sekolah sehingga pekerjaannya tidak terganggu.

6. Memotivasi Guru untuk Memperbaharui Strategi Pembelajaran

melaluiataubersamaini adanya ketertarikan siswa memakai gadget modern mirip HP, para guru sebaiknya melihat itu sebagai tantangan untuk memacu diri lebih baik bagaimana menghadirkan pembelajaran yang lebih menarikdanunik. Nah, termasuk dalam membuat taktik pembelajaran berbasis teknologi HP.

#Kesimpulan

Saya yakin tidak tiruana sekolah mengimplementasikan kebijakan "Pembolehan Siswa membawa HP ke sekolah." Hal itu dikarenakan susahnya hal tersebut terkontrol dan juga alasannya yaitu mempertimbangkan efek-efek negatif yang dihasilkan. Namun demikian, melalui sistem pengawasan yang baik contohnya pembatasan jam susukan HP bagi siswa, saya pikir justru hal-hal positif sanggup dirasakan. Bahkan justru memacu semangat berguru dan kreativitas siswa. Jadi, bergantung bagaimana administrasi sekolah menyikapinya.