Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Contoh Cerpen Perihal Pengalaman Orang Lain

misal Cerpen Tentang Pengalaman Orang Lain - Yuk kita simak teladan cerpen menarikdanunik di bawah ini. :)

Hari Pertama di Sekolah


Pengalaman gres ialah sebuah hal yang selalu sangat senang alasannya yaitu akan ada berbagai pelajaran berharga yang dapat dijadikan sebuah pelajaran hidup untuk di masa yang akan hadir. Hal ini lah yang terjadi dengan dongeng yang saya alami pada Hari pertamaku di sekolah. Ketika saya masih berumur 6 tahun, saya mencicipi suatu perubahan yang sangat tidak sama pada hari – hariku. Aku dipaksa oleh ibuku untuk ke sekolah. Hari itu saya sangat takut alasannya yaitu saya tidak pernah mengetahui apa itu sekolah dan tidak tahu apa yang akan saya lakukan di sekolah.

Pada hari itu, angin subuh masih bertiup dengan sangat cuek hingga menusuk tulang. Karena tidak tahan dengan cuek yang masuk melalui jendela kamar, saya pun menarikdanunik kembali selimut hingga menutupi seluruh tubuhku, kemudian di balik selimutku, saya mendengar pintu kamarku yang dibuka dan langkah kaki yang masuk menuju kawasan pulasku. melaluiataubersamaini tangannya yang lembut ia menggoyang – goyangkan tubuhku sambil sesekali memanggil namaku. 

"Ini masih terlalu pagi Mahhh!" Aku mengerang ketika ibuku menarikdanunik selimut dari kepalaku sehingga cahaya matahari pagi masuk melalui jendela dan membanjiri mataku.Mataku berjuang untuk menyesuaikan perubahan cahaya yang terjadi mendadak. Warna-warna kabur yang bercampur dengan warna kamarku menyerang mataku sehingga membuat nuansa warna guah yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Bayangan guah itu semakin terperinci dan membentuk sebuah badan yang ternyata yaitu ibuku.

"Mengapa saya harus bangkit sepagi ini Maah?" rengekku

"Karena ini sudah waktunya untuk ke sekolah," jawabannya, sambil mengangkatku keluar dari kawasan pulas yang hangat menuju lantai keramik kamarku yang dingin. 

"Mandi sana, dan pakai seragam barumu. Ibu akan mengeluarkan kendaraan beroda empat di dalam garasi,” perintah ibuku.

Sesudah menjalani rutinitas pagiku, mirip menyikat gigi dan berpakaian, saya menuju meja makan untuk menyatap sarapan pagi yang sudah disediakan oleh ibu. Sesudah itu, saya mengambil tas dan meletakkannya di punggung, datang – datang saja saya mencicipi tas itu mirip terisi bebatuan yang sangat berat. melaluiataubersamaini susah payah saya menuju kendaraan beroda empat yang sudah disiapkan oleh ibuku.

Hari itu sangat damai sekali, satu - satunya bunyi yang kudengar yaitu bunyi gemeretak lembut mesin kendaraan beroda empat yang sedang digas oleh ibuku, kemudian ibuku pun mengendarai kendaraan beroda empat tersebut menuju sekolah baruku.

Sesudah sepuluh hingga lima belas menit berkendara bunyi mesin kendaraan beroda empat datang - datang terhenti, ketika itulah saya mengetahui bahwa kami sudah datang di sekolah. Pada awalnya saya tidak yakin dengan kawasan ini, pagar sekolah yang mempunyai dbuntutasi tampak mirip ujung tombak sedangkan gerbangnya mempunyai sebuah gembok besar yang menggantung. 
Advertisement

Ketika ibu mengajakku masuk ke dalam koridor sekolah menuju ruang kepala sekolah. Aku masih belum begitu paham dengan sekolah. Yang saya tahu dari televisi yang saya tonton, sekolah yaitu kawasan yang sangat menakutkan dengan berbagai orang – orang jahat dan kejam yang disebut dengan guru. Ketakutanku semakin menjadi ketika melihat pagar dan gerbang sekolah tadi yang mirip kastil vampire yang menyeramkan. Saat itu saya membayangkan hari – hari ku yang akan menjadi sangat menyeramkan. 

Sesudah hingga di ruang kepala sekolah, ibuku membawaku masuk dan menemui seorang guru yang ternyata ialah kepala sekolah. Ketika melihatku ia tersenyum hangat dan menyapaku dengan sangat ramah. Sontak hal tersebut membuat persepsi wacana sekolah yang ada di otakku sedikit runtuh. Aku duduk termangu di sebuah kursi, sementara batin dan otakku masih saja bertengkar terkena apa itu sekolah. Otakku menyampaikan sekolah itu menyeramkan, sementara batinku menyampaikan sekolah itu sangat menyenagkan.

Ketika ibuku simpulan bercengkrama dengan kepala sekolah, kami diantar menuju ruangan yang akan menjadi kelasku. Ruangan itu yaitu kelas B7 yang berada di ujung erat dengan kamar mandi. 
Ibuku kemudian bertanya "Apakah engkau suka sekolah mu?"

"Aku tidak yakin," jawabanku

"Aku akan menjemputmu ketika pulang," 

Ternyata ibuku tidak ikut masuk ke kelas bersamaku. Dia pergi meninggalkanku sendiri dengan guru itu. Aku semakin khawatir dan takut. Namun, ketika saya dibawa masuk ke ruangan itu, saya melihat ruangan dengan dinding yang dipenuhi dengan lukisan warna – warni. Semua anak – anak di sana, memandangku dengan sangat ramah, kemudian guru kelas yang ku kira mengerikan memdiberi salam dan mengantarku ke kawasan duduk. Sesudah itu runtuh sudah persepsiku wacana sekolah yang menyeramkan, ternyata sekolah itu sangat senang alasannya yaitu saya dapat bertemu dengan guru – guru yang sangat baik, dan mempunyai mitra yang sangat banyak.

Sejak hari itu saya selalu bersemangat untuk pergi ke sekolah. Dari pengalamanku ini saya mempelajari satu hal bahwa tidakboleh percaya dengan apa yang dikatakan di film sebelum kita melihat dan merasakannya sendiri, dan tidakboleh mengangap sebagian sebagai keseluruhan alasannya yaitu belum tentu yang kita lihat itu ialah citra umum hal tersebut.