Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Panduan Memakai Tanda Kurung Siku Dan Petik Tunggal Dalam Kalimat

Panduan Menggunakan Tanda Kurung Siku dan Petik Tunggal dalam Kalimat - Salah satu indikator goresan pena yang baik dan kalimat yang efektif ialah ketepatan dalam penulisan tanda baca. Dalam bahasa Indonesia, ada banyak hukum penulisan tanda baca yang sudah diatur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 

Diantara hukum – hukum penulisan tanda baca tersebut, penulisan tanda kurung dan petik masih sangat membingungkan. Hal ini dikarenakan kedua tanda baca tersebut mempunyai dua jenis. Pada tanda kurung, ada tanda kurung siku ([…]), dan tanda kurung biasa ((…)). Sementara pada tanda petik, ada tanda petik tunggal (‘…’) dan  tanda petik biasa (“…”). Oleh alasannya ialah itu, artikel kali ini akan mengulas panduan menulis tanda baca kurung siku dan petik tunggal yang sesuai dengan KBBI.

Panduan Menulis Tanda Baca Kurung Siku


Tanda baca kurung siku ([…]) ialah tanda baca yang dipakai untuk keperluan mengapit kata, huruf, frasa, atau kalimat. diberikut ini ialah panduan menulis tanda baca tanda kurung siku ([…]).

1. Tanda kurung siku dipakai sebagai penanda bahwa ada kesalahan pada penulisan sebuah kalimat, sehingga tanda ini dipakai sebagai perhiasan pada kalimat yang ditulis oleh orang lain sebagai hasil dari koreksi. melaluiataubersamaini kata lain, tanda ini menerangkan bahwa kesalahan tersebut memang terjadi pada naskah aslinya. 

misal :

Kalimat orisinil :
Tidur larut mlam sangat berbahaya alasannya ialah tidak baik untuk kesehatan kita.

Kalimat sehabis direvisi :
Tidur larut m[a]lam sangat berbahaya alasannya ialah tidak baik untuk kesehatan kita (Aria Nugraha, 2015).

Kalimat orisinil :
Dia memdiberi hadiah jam tangan Budi sebagai kado ulang tahunnya.

Kalimat sehabis direvisi :
Dia memdiberi hadiah jam tangan [kepada] Budi sebagai kado ulang tahunnya. 


2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan pada kalimat penjelas yang sudah ada pada tanda kurung biasa.

misal :

Peningkatan hasil produksi tahun ini terjadi sekitar 50 persen dari tahun sebelumnya (Grafik peningkatan ditulis pada penggalan 2 [lihat halaman 30]).

Pembahasan terkena teori makhluk hidup sudah dibahas pada buku sebelumnya (buka buku ciri – ciri makhluk hidup karangan Ahmad Widodo [bab 1]).


Advertisement

Panduan Menulis Tanda Petik Tunggal

Tanda petik tunggal (‘…’) juga berfungsi sebagai pengapit petikan yang ada pada sebuah tulisan. Berikut ini ialah panduan memakai tanda baca petik tunggal.

1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit kutipan yang ada di dalam petikan lain.

misal :

Endah berkata kepadaku, “Ketika saya pulang Ani berteriak, ‘tidakboleh lupa mengerjakan kiprah kelompok sore ini’ Jadi, kita harus hadir ke rumah Ani.”

Agus berpendapat, “Bunyi ‘teng teng teng’ pada tengah malam itu sebagai peringatan buat kita.”


2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan, sanggup juga diartikan sebagai penegas makna kata atau ungkapan tersebut.

misal :

Budi ialah anak terajin di kelas. Itu berarti Budi anak ‘yang paling’ rajin di kelasnya.

Dia ialah centeng ‘penguasa’ pasar ini, jadi tidak ada yang berani melawannya.

Aris terlihat ibarat sedang kebakaran jenggot yang berarti ia ‘sangat cemas’.  


3. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna atau terjemahan bahasa asing, maupun tradisional yang terserap ke dalam bahasa Indonesia.

misal :  

Sesudah tidak usang bertemu, kita harus Meet up ‘berkumpul’.
Jangan terus – saluran bersedih, engkau harus move on ‘melupakan’.
Semua bukuku terbakar api dan angus ‘hangus’