Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hubungan Psiko-Neurologi Dan Kesehatan

Psiko-neurologi dalam hubungannya dengan kesehatan pada rujukan ini lebih berorientasi pada bagaimana saraf berkaitan dengan kestabilan jiwa. James Leuba, psikolog yang paling memusuhi agama tradisional, pun menyimpulkan bahwa pengalaman gaib sanggup dijelaskan lewat prinsip-prinsip pokok psikologi (ilmu jiwa) dan fisiologis (perilaku lahir yang berelevansi dengan jiwa) baginya, fenomena gaib secara dramatis yakni proses patologis, termasuk epilepsi, histeria, neurosastenia, dan intoksikasi narkotis. Menurutnya pernyataan kaum mistikus setelah pengalaman keagamaan bersifat naïf dan khayal.
Sebenarnya penyimpulan James Leuba dalam hal ini spesialuntuk sekedar masukan yang penulis sisipkan untuk menawarkan di antara sedikitnya sample para psikolog Barat klasik yang berkecenderungan sangat behavioral, padahal ada yang luput dari pencermatan para psikolog tradisional yakni spesialuntuk memutar realitas pada tingkat kulit bukan ke dalam realitasnya sehingga kebenaran menjadi timpang sebagaimana opini James Leuba.
Hubungan psiko-neurologi dan kesehatan secara eksplisit mengikat pada bagaimana insan secara lahir dan batin sanggup dideteksi sebagai suatu keseimbangan sinyal yang ada dan berharmoni. fisik membatasi hampir pada bidang manifestasi fisika semata sementara psikologi memasukkannya pada manisfestasi-manifestasi ruhani insan secara lebih luas, dan metode-metode dari psikoneuroimunologi sangat efektif dalam hal ini untuk disambungkan.
sepertiyang di bawah pengawasan Hazrat Pir metode tersebut kemudian dipadu dengan tehnik-tehnik lainnya dengan landasan spiritual. Bahkan sudah dikembangkan pula dalam memmenolong penderita AIDS untuk tetap sehat. Sehat dalam kaitannya dengan neurologi sanggup dicontohkan semacam sel-sel gres yang lebih sehat dan peka sedangkan posisi di bawahnya yakni sel-sel yang lemah (kecapaian). Kepekaan dan keakuratan dalam agresi dan reaksi keduanya yakni terperinci tidak sama.
Psiko-neurologi dan kesehatan yakni alat menolong insan untuk melihat dirinya dari sisi sistem saraf dan rutenya saat menemukan suatu kedamaian jiwa. Manusia secara eksistensial mempunyai bakat luhur sebagai suatu kekhasannya. Penelitian membandingkan otak insan dan otak aneka macam hewan secara struktural tidak sama pada korteks asosiatif-nya yang menduduki tempat antar aneka macam korteks perseptif primer. Fungsi luhur ini bagi insan mencakup beberapa aspek aktifitas yang mempunyai kekerabatan kebudayaan, bahasa, ingatan, dan pengertian. Fungsi luhur berkembang melalui prosedur neural yang memungkinkan penyadaran dan pengenalan segala yang berasal dari luar dirinya menjadi pengalaman miliknya yang sanggup dimanfaatkan untuk mengekspresikan dirinya ke dunia luar secara kuat.
Secara terperinci kekerabatan psiko-neurologi dan kesehatan, ialah satu mediasi yang akan membangun homeostasis atau prosedur umpan balik yakni terjadinya pertahanan dari reaksi secara berlebihan menuju penormalan. Hal ini disebabkan adanya tanda-tanda kesadaran dan reaksi yang sangat sadar sehingga melalui kesadaran itu gres menuju kesadaran yang lebih tinggi.
Adapun hakikat gangguan derajat kesadaran yakni soal input sensorik kedua hemisferium, terutama yang ditentukan oleh keutuhan susunan asendens difus. Sedangkan kualitas kesadaraan yakni modalitas kesadaran yang dilandaskan pada derajat kesadaran yang optimal. Maka terperinci jikalau kualitas kesadaran ditentukan oleh pengolahan integratif input sensorik difus (melalui sistem asendens difus) dan input sensorik spesifik (melalui jaras spinotalamikus).
®
Kepustakaan:
Mahar Mardjono dan Priguna Sidharta, Neurologi Klinis Dasar, (Jakarta: Dian Rakyat, 2004). Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Agama: Sebuah Pengantar, Bandung: Mizan, 2004).