Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Empat Hakikat Bahasa

Teori wacana bahasa bekerjasama dengan hakikat bahasa itu. Menurut Mustakim hakekat bahasa ada empat, yaitu:
Pertama: bahasa sebagai alat lisan diri
Bahasa yaitu masukana untuk mengekspresikan atau mengungkapkan, segala sesuatu yang mengendap di dalam dunia batin seseorang, baik berupa gagasan pikiran, perasaan maupun pengalaman yang dimilikinya. Dalam hal ini bahasa sebagai alat lisan diri, bahasa seringkali juga digunakan untuk menyatakan eksistensi atau eksistensi seseorang kepada orang lain. Sehubungan dengan problem itu, bahasa sebagai alat lisan diri intinya sudah dimiliki oleh seseorang semenjak ia masih berstatus bayi. Segala sesuatu yang dirasakan dipikirkan, dan dialami, diungkapkan dengan bahasa untuk meentengkan beban batinnya.
Kedua: bahasa sebagai alat integrasi dan pembiasaan sosial
Sebagai alat integrasi, bahasa memungkinkan setiap penuturnya merasa diri terikat dengan kelompok sosial atau masyarakat yang memakai bahasa yang sama. Para anggota kelompok sosial itu sanggup melaksanakan kolaborasi dan membentuk masyarakat bahasa yang sama (speech community), yang memungkinkan mereka bersatu atau diberintegrasi di dalam masyarakat itu. Sementara itu sebagai alat pembiasaan sosial, bahasa memungkinkan seseorang menyesuaikan diri atau menyesuaikan diri dengan anggota masyarakat lain yang memakai bahasa yang sama. Melalui bahasa yang sama pula, seseorang sanggup mempelajari nilai-nilai budaya dan tradisi suatu sikap dan tata krama suatu masyarakat sehingga mereka sanggup membaurkan diri ke dalam masyarakat mereka.
Ketiga: bahasa sebagai alat kontrol sosial
Bahasa sanggup digunakan untuk mengatur banyak sekali kegiatan sosial, merencanakan banyak sekali kegiatan dan mengarahkannya ke dalam suatu tujuan yang diinginkan. Bahasa pula yang sanggup digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi banyak sekali kegiatan yang dilakukan oleh seseorang. Segala kegiatan atau kegiatan sanggup berjalan dengan baik apabila diatur dengan bahasa. melaluiataubersamaini bahasa juga kita sanggup mempersembahkan perintah atau isyarat kepada seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan melarang suatu aktivitas.
Keempat: bahasa sebagai alat komunikasi
Sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan oleh anggota masyarakat penuturnya untuk menjalin kekerabatan dengan anggota masyarakat yang lain yang memiliki kesamaan bahasa. Hubungan atau komunikasi sanggup dilakukan secara perseorangan atau secara berkelompok. Lebih lanjut komunikasi juga memungkinkan seseorang bekerja sama dengan orang lain, membentuk kelompok atau bahkan membentuk suatu masyarakat untuk mencapai kepentingan bersama. melaluiataubersamaini kata lain, sebagai alat komunikasi, bahasa sanggup dipergunakan sebagai masukana untuk menjamin kerjasama dengan pihak lain. Baik untuk kepentingan, perseorangan, kelompok maupun kepentingan bersama.
®
Kepustakaan:
Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991). Refael Ragamaran, Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000). Mustakim, Membina Kemampuan Berbahasa, Panduan Ke Arah Keahlian Berbahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994).