Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Umum Pembelajaran Konvensional

Pendekatan yakni proses, cara, perbuatan mendekati. Sedangkan konvensional yakni menurut komitmen umum, tradisional. Pendekatan konvensional, maksudnya pada model pendekatan pada kurikulum yang sudah biasa dilakukan selama ini.
Filsafat yang mendasari pembelajaran konvensional, yakni behaviorisme dalam penganutnya objectivism. Pemikiran filsafat ini memandang bahwa berguru sebagai perjuangan mengajarkan banyak sekali disiplin ilmu pengetahuan terpilih sebagai pembimbing pengetahuan terbaik. Sedangkan mengajar yakni memindahkan pengetahuan kepada orang yang belajar. Siswa sendiri diperlukan mempunyai pemahaman yang sama dengan guru terhadap pengetahuan yang dipelajarinya.
Behaviorisme berakar dari filsafat positivisme yang percaya bahwa segala sesuatu yang diamati atau ditangkap panca indera sebagai kebenaran yang sebenarnya. Sesuatu dianggap ada jikalau bisa diamati atau dirasakan. Belajar dipandang sebagai perjuangan mengajarkan banyak sekali disiplin ilmu pengetahuan terpilih sebagai pembimbing terbaik. Sementara penciptaan respon dan pembebasan dianggap penting.
Secara garis besar, filosofi pembelajaran dengan pendekatan konvensional yakni sebagai diberikut:
  1. Pengetahuan itu adil, niscaya dan tetap
  2. Belajar diartikan sebagai perolehan pengetahuan
  3. Mengajar yakni memindahkan pengetahuan kepada orang yang belajar
  4. Siswa diperlukan mempunyai pemahaman yang sama dengan guru terhadap pengetahuan yang dipelajari
  5. Otak atau nalar insan berfungsi sebagai alat penjiplak struktur pengetahuan
  6. Segala sesuatu yang ada di alam sudah terstruktur, teratur dan rapi
  7. Pengetahuan juga sudah terstruktur rapi
  8. Prinsip keteraturan mutlak silam dalam segala masalah berguru dan pembelajaran.
  9. Siswa dihadapkan pada aturan-aturan yang terang yang diputuskan lebih lampau secara ketat.
  10. Pembisaaan (disiplin) sangat essensial.
  11. Kegagalan atau ketidakmampuan dalam menambah pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan dan harus dieksekusi dan sebaliknya.
  12. Ketaatan kepada hukum dipandang sebagai penentu keberhasilan. Kontrol berguru dipegang oleh sistem di luar diri siswa.
Proses berguru mengajar dengan model konvensional, tugas guru terlihat dominan, ketuntasan bahan menjadi pijakan dan posisi sentral dari proses dipegang oleh guru alhasil spesialuntuk hafalan fakta-fakta dangkal yang diperoleh anak.
Banyak siswa yang bisa menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap bahan yang diterimanya namun tidak diikuti dengan pemahaman secara mendalam bahan yang diterimanya. Sebagian besar siswa tidak bisa menghubungkan antara yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan.
®
Kepustakaan:
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005). E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005). Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung : Alfabeta, 2003).