Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Riwayat Hidup Drs. H. Andi Burhanuddin Unru, Mm, Bupati Wajo Dua Abad

Drs. H. Andi Burhanuddin Unru, MM, Bupati Wajo dua periode (2009-2014 dan 2014-2019), Lahir dari orang bau tanah prajurit yang disiplin, penuh perhatian, cinta kasih dan bersahaja dalam mendidik anak-anaknya, sosok Drs. H. Andi Burhanuddin Unru, MM dengan sapaan bersahabat Andi Bur, ialah anak ke-2 dari sebelas bersaudara. Lahir di Dusun Salompare, Desa Padaelo, Kecamatan Sajoanging (pasca pemekaran, kawasan tersebut masuk dalam wilayah Kecamatan Penrang), pada tanggal 21 Desember 1949.
sepertiyang umumnya keluarga militer, keluarga Dia menjalani kehidupan sederhana dengan contoh pendidikan khas dalam nuansa kedisiplinan tinggi, contoh pembentukan mental akurat, dan keteguhan memegang prinsip.
Perkembangan sesorang dengan contoh kedisiplinan diartikan sebagai berguru dari atau secara sukarela mengikuti seorang pemimipin. Dalam hal ini Andi Bur ialah anakdidik yang berguru dari orang sosok ayah wacana hidup menuju kearah kehidupan yang berkhasiat dan senang di masa menhadir.
Dari kehidupan yang sederhana , bersahaja, dan penuh disiplin tersebutlah yang membentuk sosok Dia menjadi seorang pemimpin yang kuat, tangguh, cerdas, energik, teguh dalam pendirian , semangat pantang mengalah dalam menghadapi tantangan hidup dan kehidupan sehingga berbuah sukses. Tetapi tak bisa dipungkiri bahwa jiwa kepemimpinan sang ayah (Alm H.Andi Unru) yang juga ialah mantan Bupati Wajo, ialah sumber wangsit dalam merajuk dan membentuk jiwa kepemimpinannya.

Riwayat Pendidikan

Masa sekolah dari pertama hingga simpulan bisa dikata dilalui dengan mulus, dan tanpa kendala yang berarti. Riak pengalaman terukir membingkai dan membentuk karakter pemimpin dari masa sekolahnya.
Tahun 1956, beliau memasuki kursi Sekolah Rakyat (Sekolah Dasar), tepatnya di SD SDN No. 2 Sengkang dan selesai pada tahun 1962. Di sekolah ini menjadi wahana pertama bagaimana beliau diberinteraksi dengan orang lain. Di sekolah ini pula, dengan semangat ingin tahu yang besar, beliau berguru membaca, mengeja abjad demi huruf. Belajar mengenal angka, menghitungnya dan memahami nilai.
Selepas dari Sekolah Dasar, dan atas motivasi yang besar dari pamannya, Petta Umar, beliau melanjutkan ke jenjang SMP (SMP) tepatnya di SMP Negeri di Sengkang. Jenjang SMP ditamatkan Tahun 1965.
Selepas SMP, kecintaan beliau terhadap ilmu pengetahuan tergambar dengan jelas. Awalnya, beliau duduk di Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Sengkang selama dua semester, dan jadinya tetapkan pindah ke Makassar. Kepindahan beliau bermula dari keprihatinan beliau dengan kondisi biaya pendidikan. “Bagaimana bisa saya melanjutkan pendidikan, jika suatu ketika Petta Umar tidak bisa lagi membiayaiku, mengingat usianya sudah tidak muda lagi”.
Rencana hijrah ke Makassar untuk melanjutkan studi jadinya disetujui. Keberangkatan beliau diantar dengan haru. Ibunya berpesan; “Eh anakku, aja’ mutakkalupa massempajang, sappai decenge, mulisu paineng ri tana Wajo mappideceng”, yang artinya, hai anaku, tidakboleh sekali-kali melupakan shalat, carilah kebaikan, semoga suatu ketika engkau bisa kembali ke kampung halamanmu (Wajo) untuk berbuat baik.
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas pilihannya di Makassar ialah Sekolah Menengan Atas Negeri 2 Makassar. Di kursi Sekolah inilah beliau menimba ilmu pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang ditamatkan pada tahun 1968.
Sepertinya, Andi Bur, sangat memahami konteks pendidikan vertikal dalam administrasi mutu pendidikan. Ini dibuktikan dari pilihan pendidikan yang ditempuh selanjutnya. Setammat Sekolah Menengan Atas dengan jurusan IPA, beliau menentukan jurusan yang linear di UNHAS, Fakultas Pertanian, pada tahun 1969.
Di tengah geliat menempuh pendidikan akademi tinggi, beliau terangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. Namun, hal itu tidak menyurutkan ekspresi dominan beliau untuk tetap menuntut ilmu. Perjalanan karirnya sebagai PNS tidak menyurutkan tekadnya untuk tetap mengenyam pendidikan formal. Hal ini terwujud ketika beliau mendapat peluang dengan status kiprah berguru Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Ujung Pandang pada tahun 1973.

Riwayat Organisasi

Rangkaian jenjang pendidikan Andi Bur ternyata disadari terasa tidak cukup baginya. Terlihat dari antusiasme beliau dalam memimpin banyak sekali organisasi besar semenjak menempuh jenjang pendidikan formal. Di samping jenjang pendidikan formal, Dia banyak mendapat pembentukan karakter kepemimpinan melalui organisasi. melaluiataubersamaini keaktifannya menjadi pengurus atau anggota organisasi, tidak sedikit dalam keorganisasian yang diikuti sempat menjabat sebagai pengurus inti.
Secara garis besar keterlibatan dalam keorganisasian yang sudah diikuti antara lain menjadi organisasi pelajar, mahasiswa, organisasi kemasyarakatan pemuda, organisasi masyarakat, dan organisasi politik.
Organisasi pelajar yang pernah digeluti diantaranya: Ketua OSIS Sekolah Menengan Atas Negeri 2 Makassar, Ketua HMI Komisariat Fakultas Pertanian UNHAS 1970, Wakil ketua Senat Mahasiswa Fak Pertanian UNHAS 1971, Pengurus DEMA UNHAS 1972, Ketua HIPERMAWA Pusat 1973.
Selanjutnya organisasi kemasyarakatan perjaka yang pernah diikuti ialah Wakil Ketua KPPI Makassar 1968, Ketua FKPPJ Kab. Wajo 1988, Dewan penasehat KNPI Kab. Wajo 1989, Pengurus KPPSI Sul-Sel 1998, dan organisasi organisasi lainnya, ibarat : Ketua KONI Kab. Wajo 1997, Ketua ISSI Kab. Wajo, Ketua PASGI Cabang Wajo 1998, Wakil ketua DPD II Golkar Kab. Wajo 1997, Dewan Pertimbangan ICMI Kab. Wajo 2001, dan Dewan pertimbangan As'adiyah Kab. Wajo 2002.
Keterlibatan dalam organisasi-organisasi tersebut, secara eksklusif maupun tidak langsung, mempersembahkan derma yang besar terhadap pengetahuan, wawasan, dan pengalaman yang membentuk jiwa kepemimpinannya.
Pengabdian Andi Bur dipertamai semenjak pengangkatannya sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), pada Tahun 1972 tepatnya terhitung mulai tanggal 3 Maret 1972. Seperti halnya CPNS pada umumnya, banyak sekali tugas, pekerjaan dan jabatan sudah diemban dan dilaksanakan dengan baik.
Awal mula pengangkatannya sebagai CPNS, beliau ditugaskan sebagai staf pada Kantor Pembangunan Kab. Wajo, dalam menjalankan kiprah tersebut banyak pengalaman yang berharga sebagai staf yang diperolehnya. Dia pernah melaksanakan kiprah sebagai juru ketik, kurir, dan sebagainya. Namun hal tersebut tidak menciptakannya canggung, mengeluh, bahkan dengan tiruana proses itu menjadi materi pelajaran dan membentuk beliau menjadi sosok pemimpin ideal.
Setahun silam, tepatnya Tahun 1973, beliau mendapat kiprah berguru di APDN dan diselesaikannya pada Tahun 1976. Sesudah selesai beliau ditempatkan dan dipercayakan menjadi Kepala Bagian Humas Sekretariat Wilayah BKDH Kabupaten Wajo. Sesudah itu, merangkap sebagai kepala Wilayah Kecamatan Pammana. Jabatan Kabag HUMAS diemban tidak lama, alasannya ialah pada tahun yang sama, beliau ditugaskan sebagai Kepala Wilayah camatan Maniangpajo.
Menjadi Kepala Wilayah di beberapa Kecamatan dijabat secara berturut-turut. Hanya dalam kurun waktu 2 tahun yaitu; Tahun 1977 s/d Tahun 1978, beliau menjabat kepala wilayah di tiga kecamatan yaitu: Kecamatan Maniangpajo, Kecamatan Pammana, dan Kecamatan Takkalalla. Kecamatan yang terakhir dijabatnya agak usang yaitu 5 tahun, dan selanjutnya, ditinggalkan alasannya ialah dmendapat kiprah berguru kembali pada Universitas Hasanuddin Program Studi Ilmu Pemerintahan hingga selesai pada Tahun 1987.
Karena pengetahuan dan kedalaman pengetahuan dalam bidang ilmu pemerintahan pasca menuntaskan pendidikan Strata Satu dan mendapat gelar Doktorandus (Drs), beliau kembali diserahi kiprah kewilayahan, yaitu sebagai Kepala Wilayah Kecamatan Tempe pada pertama Tahun 1988. Jabatan Camat Tempe ini, dijabatnya selama 5 Tahun, hingga pada Tahun 1994, beliau dipromosikan menjadi Kepala Dinas Tata Kota Kabupaten Wajo (saat ini Dinas Tata Ruang dan Kemembersihkanan Kab. Wajo)
Suksesi Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Wajo
Terlahir dari seorang pemimpin yang mewariskan jiwa kepemimpinan merakyat, ditambah dengan semangat juang yang tinggi, pasca memasuki masa pensiun, Andi Burbertekad tidak akan berhenti mempersembahkan dedikasi terbaik untuk Bangsa dan Negara. melaluiataubersamaini berbekal semangat dedikasi yang tinggi itulah, beliau tetap melaksanakan komunikasi intensif dengan stakeholder.
Komunikasi itu berbuah manis. Pasca melaksanakan konsolidasi politik sesuai praturan perundangan yang berlaku, pada tanggal 9 Juli 2008, berpasangan dengan Amran Mahmud, S. Sos, M.Si, Dia secara resmi mendaftarkan diri sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati Wajo periode 2009-2014.
“Apa yang ditanam, itulah yang akan dituai.” Ungkapan ini menggambarkan bagaimana usaha dalam suksesi pemilihan Bupati dan Wakil Bupati pertama kali dilalui sang Pemimpin pilihan rakyat. Usaha dengan banyak sekali acara menarikdanunik simpati masyarakat dengan mempertahankan kesederhanaan, dan low profile yang menjadi ciri khasnya, jadinya berbuah manis ketika tanggal 29 Oktober 2008, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Wajo tetapkan beliau sebagai pemenang.
Lima tahun kemudian Andi Burhanuddin Unru memimpin Wajo dengan mulus dan dengan segudang prestasi. Diantara prestasi beliau paling familiar ialah produksi pertanian Wajo jauh lebih besar dibandingkan dengan hasil pertanian di Negara maju yang ada di dunia sekalipun, sangat harmonis dengan kondisi dominan masyarakat Wajo yang bekerja sebagai Petani. Ini terbukti dari usul masyarakat berharap beliau mencalonkan diri kembali pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati periode 2014-2019.
Keinginan besar untuk senantiasa mempersembahkan dedikasi kepada masyarakat secara berkelanjutan, mendorong beliau menjawaban cita-cita masyarakat untuk kembali mempimpin Kabupaten Wajo. melaluiataubersamaini perhitungan yang cermat, dan pertimbangan kesejahteraan rakyat ke depannya, jadinya Dia menentukan Dr. H. Andi Syahrir Kube Dauda, S.E, M. Si, sebagai calon wakil bupati pendamping yang tepat.
Usaha dan kerja keras sebelumnya berbuah kesuksesan. Hasil pemilukada Kabupaten Wajo diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Wajo pada hari Rabu tanggal 25 September 2013 seusai Rapat Pleno Terbuka penetapan hasil rekapitulasi penghitungan bunyi dan penetapan pasangan calon terpilih di Kantor KPU Wajo, Jalan Bau Mahmud No 191, Sengkang, Kabupaten Wajo. KPU Wajo tetapkan pasangan calon nomor urut lima, Drs. H. A. Andi Burhanuddin Unru, MM dan Dr. Andi Syahrir Kube Dauda, S.E, M. Si, sebagai Bupati dan Wakil Bupati Wajo terpilih untuk periode 2014-2019.

Sosok Istri

“Di belakang Pemimpin hebat, niscaya ada perempuan hebat di sampingnya.” Demikian ungkapan bijak yang mewakili kehidupan Andi Burhanuddin Unru.
Tahun 1969, kala Dia menempuh pendidikan Strata Satu di Universitas Hasanuddin, beliau meminang dan berkeluargai gadis pujaan hatinya. Hanya beberapa ahad saja dari waktu pertemuan dengan perempuan pujaan hati, dilaksanakanlah acara “Madduta” (meminang gadis). Gadis ayu, pendamping pemimpin, kelahiran 2 Februari 1952 berjulukan Hj Andi Faikah, salah seorang putri dari K.H Syamsuddin Badar (ketua Yayasan As’adiyah waktu itu). Prosesi ijab kabul pasangan harmonis ini, secara budpekerti dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 1970.
Sesudah setahun menjalani mahligai rumah tangga bersama sang isteri tercinta, tibalah ketika menanti kelahiran anak pertama. Rasa syukur tak terkira kala sang buah hati sudah lahir dengan selamat pada tanggal 1 Mei 1971, yang didiberi nama, Andi Fadillah Burhanuddin. Sesudah kelahiran anak pertama berturut turut lahirlah putra putri yang lain, yaitu Andi Nelal Huda, SH, lahir tanggal 23 Mei 1972, Andi Hidayat, SE, lahir tanggal 3 Desember 1973, Ir. Andi Baso Iqbal, lahir tanggal 14 Januari 1976, Ir. Andi Fakhrul Rijal, lahir tanggal 5 Oktober 1978, Andi Tenrijaja, SE, lahir tanggal 1 Januari 1980, Andi Nurani, S. Ked, lahir tanggal 20 February 1983, dan anak bungsu Andi Mudira Ulya, yang lahir 6 Maret 1988.
Sosok ibu dari 8 orang anak ialah sosok pendukung langkah dan kerja suami melayani rakyat dengan kerja keras. Lahir dari keluarga agamis, ketua yayasan Asadiyah, Pondok Pesantren Tertua di Indonesia Timur, Hj. Andi Faikah A. Burhanuddin, menambah warna keserasian keluarga. Di tengah kesibukan beliau sebagai ibu rumahtangga, beliau juga sebagai Ketua Darma Wanita Persatuan Kabupaten Wajo.
Hj. Andi Faikah A. Burhanuddin selalu memdiberi support terhadap suami. Bagi beliau , kebersamaan dengan keluarga tetap menjadi prioritas. Demikian pula, sang suami selalu menyempatkan untuk bersama keluarga, terutama dengan istri tercinta Hj Andi Faikah, delapan anak, tujuh cucu, walau intensitas agak kurang alasannya ialah tersita oleh urusan pelayanan pemerintahan.
*Berbagai Sumber