Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jenis-Jenis Dan Tumpuan Pertanyaan Dalam Pengajaran

INIRUMAHPINTAR - Pada peluang ini, penulis mengulas bahan wacana Jenis-jenis dan misal Pertanyaan dalam Pengajaran. Keterampilan bertanya dan menyusun pertanyaan (questioning), bagi seorang guru atau dosen ialah salah satu keterampilan (skill) yang sangat penting dan bermanfaa untuk dimiliki. Coba bayangkan, kalau selama seharian penuh mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas, guru atau dosen menunjukan tanpa selingan pertanyaan-pertanyaan. Tentu saja, akseptor didik akan mencicipi kebosanan dan kekakuan berpikir. Padahal, sejatinya apapun jenis pertanyaan yang diajukan oleh guru atau dosen kepada akseptor didiknya, nuansa interaktif di dalam kelas tumbuh dan sekaligus menyalurkan energi positif untuk lebih kreatif dan produktif.

Guru atau dosen sanggup menentukan pertanyaan enteng untuk memancing akseptor didik mengungkapkan isi pikirannya di awal pembelajaran. Sedangkan di pertengahan atau simpulan pembelajaran, guru atau dosen sanggup menyelingi pertanyaan berbobot untuk mengajak akseptor didik berpikir ilmiah. Pertanyaan-pertanyaan enteng intinya sanggup diajukan secara lisan, tetapi dalam kuis, ulangan harian, tengah semester, semester, sampai ujian nasional, pertanyaan goresan pena menjadi unsur pokok. Terkhusus di dalam proses pembelajaran, para mahir mengakui bahwa melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan baik oleh guru/dosen kepada akseptor didik, tercipta tujuan positif sebagai diberikut:
  1. Dapat meterbaikkan hasrat partisipatif akseptor didik di dalam pembelajaran.
  2. Dapat meningkatkan potensi akseptor didik dalam menggali nilai-nilai keilmuan di dalam dirinya.
  3. Dapat membangkitkan rasa penamasukan dan keingin-tahuan akseptor didik.
  4. Dapat meningkatkan serius akseptor didik pada duduk kasus yang sedang dibahas.
sumber ilustrasi : www.flickr.com
Sesudah mengetahui betapa pentingnya acara bertanya dalam proses pengajaran ini, maka setiap guru atau dosen sangat dianjurkan untuk tidak pernah meninggalkan acara ini selama di dalam kelas. Dan tentu saja, kegiatan bertanya ialah salah satu belahan penting yang mengantarkan keberhasilan suatu proses pembelajaran.

Nah, selanjutnya mari kita mengulas pembahasan lengkap wacana Jenis-jenis dan misal Pertanyaan dalam Pengajaran diberikut ini:

Jenis-jenis Pertanyaan dalam Pengajaran

Pertanyaan itu sangat bermacam-macam bergantung sudut pandang penilaian yang digunakan. Berikut ini, terdapat pembagian terstruktur mengenai jenis-jenis pertanyaan yang perlu diketahui. Dilihat dari maksud pengajuannya, pertanyaan terdiri dari:
  1. Pertanyaan seruan (compliance question), yaitu pertanyaan yang mengandung unsur suruhan dengan cita-cita semoga akseptor sanggup mematuhi perintah yang diucapkan. Oleh lantaran itu, pertanyaan menyerupai ini tidak mengharapkan umpan balik berupa jawabanan mulut dari akseptor didik, melainkan berupa tindakan atau reaksi konkret akseptor didik.
    misal:
    • Dapatkan Anda mengerjakan soal ini tanpa menyontek?
    • Bisakan mengerjakan soal ini di atas?
  2. Pertanyaan retoris (rhetorical question), yaitu jenis pertanyaan yang tidak menghendaki jawabanan dari akseptor didik, melainkan untuk dijawaban sendiri oleh guru atau dosen. Pertanyaan jenis ini ialah belahan dari retorika berbicara di ketika menunjukan bahan di dalam proses pembelajaran. Walaupun bisa digantikan dengan ujaran serupa yang tidak mengandung pertanyaan, pertanyaan retoris diyakini bisa memdiberi kesan yang lebih bertenaga sekaligus menghidupkan atmoster dan gairah berguru akseptor didik.
    misal:
    • Mengapa orang Indonesia perlu berguru bahasa Indonesia? Ya, disebabkan lantaran bahasa Indonesia ialah bahasa nasional dan ialah jati diri bangsa....dst
    • Apa yang terjadi kalau tidak menguasai rumus matematika ini? Ya, sangat niscaya terjadi kebingungan mengerjakan soal-soal tes di halaman 21...dst
  3. Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question), ialah pertanyaan yang ditujukan untuk menuntun proses berpikir akseptor didik, dengan cita-cita mereka sanggup memperbaiki atau menemukan jawabanan yang lebih sempurna dari jawabanan sebelumnya.
    misal:
    Guru : Mengapa darah insan berwarna merah?
    Siswa : Karena mengandung sel darah merah
    Guru : Apa yang menyebabkan  sel darah itu berwarna merah?
    Siswa : (diam tidak menjawaban)
    Guru : Ya, lantaran sel darah itu mengandung hemoglobin. Jadi, dengan demikian, mengapa darah itu berwarna merah?
    Siswa : lantaran mengandung hemoglobin
  4. Pertanyaan menggali (probing question), ialah pertanyaan yang didiberikan untuk mendorong akseptor didik semoga bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas jawabanan. Jenis pertanyaan ini sangat penting untuk menstimulasi kecerdasan berpikir akseptor didik.
    misal:
    Guru : Mengapa setiap makhluk hidup membutuhkan makanan?
    Siswa : Karena mereka membutuhkan energi
    Guru : Lalu, apa hubungannya masakan dan energi?
Selanjutnya, jenis pertanyaan yang diajukan oleh guru atau dosen ke akseptor didik mempunyai tingkat kesusahan bervariasi. Mari kita perhatikan klarifikasi di bawah ini! Dilihat dari tingkat kesusahan jawabanan yang diharapkan, pertanyaan dalam pengajaran sanggup diklasifikasikan sebagai diberikut: 
  1. Pertanyaan pengetahuan (knowledge question)
    Pertanyaan ini ialah pertanyaan yang mempunyai tingkat kesusahan paling rendah. Hal itu dikarenakan untuk menjawabannya, akseptor didik spesialuntuk mengandalkan kemampuan mengingat fakta, realita, atau data. Jawabannya pun sederhana dan tidak memerlukan klarifikasi yang terperinci. Jenis pertanyaan ini juga disebut sebagai recall question lantaran akseptor didik dikehendaki untuk mengungkapkan kembali apa yang pernah diperoleh dari pembelajaran sebelumnya, atau menurut wawasan dan pengalaman pribadi akseptor didik. Pertanyaan pengetahuan dimulai dengan kata: apa, dimana, kapan, siapa, sebutkan, dan tuliskan.
    misal:
    • Sebutkan karya sastra bugis terpanjang di dunia? (La Ga Li Go)
    • Siapa presiden pertama di Indonesia? (Soekarno)
    • Kapan Indonesia merayakan hari Sumpah Pemuda? (setiap 28 Oktober)
  2. Pertanyaan pemahaman (comprehension question)
    Dilihat dari tingkat kesusahan jawabanan yang diharapkan, pertanyaan pemahaman lebih susah dibandingkan dengan pertanyaan pengetahuan. Hal itu disebabkan pertanyaan ini tidak spesialuntuk sekedar mengharapkan akseptor didik untuk mengungkapkan kembali apa yang diingatnya, tetapi juga untuk memperjelas gagasan memakai kemampuan berpikir. Pertanyaan pemahaman diawali dengan kata: jelaskan, uraikan, dan bandingkan.
    misal:
    • Bandingkan antara teks deskpsi dan teks narasi?
    • Jelaskan ciri umum dan langkah-langkah menyusun teks fantasi?
  3. Pertanyaan aplikatif (application question)
    Jenis pertanyaan ini menghendaki akseptor didik untuk mengimplementasikan pengetahuan yang dimiliki setelah proses pembelajaran berlangsung.
    misal:
    • Kalian sudah mempelajari wacana struktur pembangun karangan fantasi. Nah, kini coba tentukan struktur pembangun karangan fantasi di halaman 38!
  4. Pertanyaan analisis (analysis question)
    Jenis pertanyaan ini mengharapkan semoga akseptor didik sanggup menguraikan, menarikdanunik kesimpulan, mengidentifikasi suatu konsep tertentu.
    misal:
    • Coba anda uraikan dengan terang apa fungsi paru-paru?
    • Jelaskan manfaat menulis kreatif?
  5. Pertanyaan sintesis (synthesis question)
    Jenis pertanyaan ini menghendaki akseptor didik untuk mempersembahkan jawabanan ringkasan dalam bentuk skema dari suatu kajian bahan pembelajaran.
    misal:
    • Kita sudah mempelajari wacana datu-datu yang pernah memimpin di komplotan Bone, Soppeng, Wajo (BoSoWa). Nah, kini coba engkau buat skema wacana silsilah datu-datu tersebut!
  6. Pertanyaan penilaian (evaluation question)
    Jenis pertanyaan ini mengharapkan jawabanan berupa penilaian atau pendapat terhadap suatu rumor, isu, atau sebuah topik pembahasan. 
    misal:
    • Bagaimana pendapatmu wacana pelaksanaan acara Keluarga Berencana?
    • Bagaimana penilaianmu terhadap pelaksanaan Pilgub di DKI Jakarta tahun ini?
    • Bagaimana pendapatmu terhadap penerapan syariat Islam di Provinsi Daerah Istimewa Aceh?
Terinspirasi dari buku saku : tema 2 dan 
Ilmu dan Aplikasi Pendidikan: Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI.

Demikianlah pembahasan wacana Jenis-jenis dan misal Pertanyaan dalam Pengajaran. Semoga bermanfaa!