Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Keunggulan Dan Kelemahan Ip Statis Dan Ip Dinamis

INIRUMAHPINTAR - Untuk mengenal keunggulan/kelebihan dan kelemahan/belum sempurnanya IP Statis dan IP Dinamis maka kita perlu mengulas dulu wacana pengertian router, ciri khas dan cara kerjanya. Router yakni sebuah perangkat jaenteng yang bertugas menghubungkan antarjaenteng yang tidak sama arsitekturnya. Sebuah router akan mendapatkan paket-paket data dari Internet dan mengirimkan paket-paket data tersebut menuju sebuah alamat IP tertentu.

Ciri khas router yakni bisa menentukan jalur (route) yang paling cepat dan paling baik. Router sanggup berupa produk jadi yang dibentuk oleh pabrik ibarat Cisco, D-Link, dan TP-Link, Asus, dan sebagainya. Router pun sanggup berupa komputer yang disetting untuk menjalankan kiprah ibarat layaknya router dengan memanfaatkan jaenteng wifi dan embel-embel aplikasi ibarat Baidu Wifi Hotspot.

Selanjutnya kita pun mengetahui perbedaan router dengan hub/switch. Keduanya tidak sama pada fungsinya. Hub/Switch berfungsi untuk menghubungkan komputer-komputer sehingga sanggup saling berkomunikasi. Sedangkan router bisa menentukan jalur mana yang harus dipilih ketika harus meneruskan paket data secara tepat ke komputer samasukan. Proses pemilihan jalur ini disebut dengan istilah routing.

Sumber : Flickr

Nah, sehabis menerima sedikit citra wacana router, mari kita melangkah ke pembahasan wacana alamat IP (IP Address). IP ialah identifikasi unik bagi setiap komputer dan peranti yang tersambung ke internet. Alamat IP terdiri atas empat kelompok angka antara 0-255 yang dipisahkan oleh desimal (disebut dotted quad), ibarat 20.157.68.185. Alamat IP ibarat dengan alamat jalan rumah. Bedanya, alamat rumah jarang berubah, sedangkan alamat IP sering mengalami perubahan. Setiap kali kita terhubung ke internet melalui ISP maka ISP mempersembahkan alamat IP gres untuk komputer yang kita gunakan. Alamat IP jenis ini dinamakan IP dinamis. Ketika kita ingin online memakai jaenteng internet di rumah misalnya, itu berarti kita meminta data dari internet yang ditransmisikan ke alamat IP komputer yang kita gunakan. Lalu, IP itulah yang akan terus aktif selama kita online. Nah, ketika kita tetapkan koneksi internet (disconnect), ISP mengambil kembali alamat IP yang kita gunakan dan didiberikan ke user lain. Jadi, kita bisa menyimpulkan bahwa IP Dinamis selalu berubah-ubah setiap kali kita terkoneksi dengan internet.

Lain halnya dengan IP statis, IP jenis ini bersifat tetap setiap kali kita log on ke internet. Situs web organisasi yang sudah mapan, contohnya ISP, tentu mempunyai IP Statis. Memang kedengarannya sederhana kalau sebuah komputer yang terhubung internet mempunyai IP statis. Namun, pada kenyataannya, ketika internet mulai dibangun, para creatornya belum memperkirakan alamat IP yang berjumlah tidak terbatas. Sebagai akibatnya, nomor IP yang ada tidaklah mencukupi. Untuk mengatasi dilema tersebut, banyak penyedia saluran internet membatasi alamat IP statis yang mereka alokasikan dan mengurangi jumlah alamat IP yang dimiliki dengan cara mempersembahkan alamat IP sementara yang diambil dari kumpulan (pool) alamat IP.

Jika sebuah komputer selalu terhubung ke internet, baik melalui jaenteng lokal di kantor maupun di kampus, kemungkinan komputer tersebut memperoleh alamat IP statis. Berbeda dengan komputer yang mempunyai koneksi dial-up atau memakai komputer yang tidak setiap ketika tersambung ke internet, alamat IP-nya tergolong dinamis dan diambil dari kumpulan IP di ISP ketika log in.

Sesudah paham wacana router, alamat IP, IP dinamis dan statis, apakah Anda sudah bisa menebak keunggulan/kelebihan dan kelemahan/belum sempurnanya masing-masing router dan IP? Jika belum, mari kita perhatikan klarifikasi diberikut ini!

Kelebihan dari router statis yakni efisiensi resource router sebab tidak perlu update table routing sehingga lebih secure/aman sebab pengiriman paket data pribadi ke tujuannya. Sedangkan belum sempurnanyanya, tidak efektif dalam hal memasukkan data ke table routing sehingga jaenteng terbatas dan sering terjadi human error pada ketika memasukkan data ke table routing.

Sedangkan, untuk router dinamis (dinamic route), kelebihannya yakni banyak cara/protokol untuk merutekan paket data. Selain itu, coverage jaenteng yang lebih luas, perubahan pada table routing secara otomatis, dan tidak memerlukan admin untuk memanajemen table routing. Untuk belum sempurnanyanya, router dinamis membutuhkan resource router yang tinggi dan memakai bandwidth pada jaenteng untuk updating routing table antar router.

melaluiataubersamaini demikian, kita pun sanggup menyimpulkan keunggulan/kelebihan dan kelemahan/belum sempurnanya IP dinamis dan statis. Pertama, IP statis cenderung mempunyai transfer data yang lebih cepat dibanding IP statis sebab tujuan koneksi sudah pasti. Berbeda dengan IP dinamis yang selalu berubah-ubah dan memungkinkan terjadinya perlambatan koneksi akhir ketidakseimbangan bandwidth dengan pengguna. Gambaran ini sanggup kita ketahui dengan ilustrasi pintu rumah. Ketika satu pintu ingin dimasuki oleh beberapa orang secara bersamaan maka terjadi pergesekan dan persinggungan. Kejadian inilah terjadi pada IP dinamis. Tidak sama dengan IP statis yang mengkhususkan satu pintu untuk satu orang.

Kedua, IP statis dalam menjalankan fungsinya bisa memakai satu router saja dengan jumlah pengguna yang dibatasi semoga proses transfer data berlangsung dengan baik dan cepat. Sedangkan IP dinamis perlu memakai banyak router untuk menjaga kestabilan transfer data.

Ketiga, meskipun IP statis mempunyai kelebihan/keunggulan dalam hal transfer data, kelemahannya terletak pada proses persiapan dukungan traffic. Seorang admin memasukkan data IP satu per satu. Berbeda dengan IP dinamis yang lebih simpel sebab dukungan IP terjadi secara otomatis.

Keempat, IP dinamis lebih diunggulkan dari segi keamanan (security) dibanding IP statis. Adanya alamat IP yang tetap memungkinkan IP statis praktis dilacak dan potensi terjangkit virus atau malware lebih besar pula. Lagi pula, perangkat IP statis jauh lebih mahal. Sedangkan, kelebihan IP dinamis yaitu susah dilacak sebab selalu berubah-ubah dan putus nyambung. Sayangnya, IP dinamis kurang cocok untuk penerapan jaenteng yang luas yang menginginkan kestabilan traffic.

Referensi: Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Sekolah Menengah Pertama kelas X karangan Y. Maryono dan B. Patmi Istiana, Panduan Mahir Akses Internet karangan Hanni Sofia & Budhi Prianto, dan buku Praktikum CCNA di Komputer Sendiri Menggunakan GNS3 karangan Joko Saputro.

Nah, selanjutnya sehabis mengetahui keunggulan/kelebihan dan kelemahan/belum sempurnanya IP Statis dan IP Dinamis, berdasarkan Anda mana yang lebih manis untuk digunakan? Bagi pengalaman Anda di kolom komentar atau share warta ini kalau berdasarkan Anda bermanfaa. Selamat belajar!