Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jenis Dan Bentuk Validitas

Validitas sebuah tes sanggup diketahui dari hasil pemikiran dan dari hasil pengalaman. Dua hal yang pertama akan diperoleh validitas logis (logical validity) dan hal yang kedua diperoleh validitas empiris (empirical validity). Dua hal inilah yang dijadikan dasar pengelompokkan jenis validitas.
Secara garis besar ada dua macam validitas, yaitu validitas tes dan validitas butir.
Pertama: Validitas Tes. Adapun jenis validitas tes secara umum sanggup dikelompokkan ke dalam 2 pengelompokkan, yaitu validitas logis dan validitas empiris.
Validitas logis mengandung arti logika/penalaran. melaluiataubersamaini demikian maka validitas logis untuk sebuah instrumen penilaian menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid menurut hasil daypikir dan sudah dirancang secara baik, sesuai dengan teori dan ketentuan yang berlaku.
Tes hasil berguru yang sehabis dilakukan penganalisisan scara rasional ternyata mempunyai daya ketepatan mengukur, disebut tes hasil berguru yang sudah mempunyai validitas logika (logical validity). Istilah lain untuk validitas logika adalah: validitas rasional, validitas ideal, atau validitas das sollen.
Ada dua macam validitas logis yang sanggup dicapai oleh sebuah instrumen, yaitu: validitas isi dan validitas konstruksi.
Sedangkan validitas empiris ialah mempunyai pengertian pengalaman, sehingga sebuah instrumen dikatakan memilki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. melaluiataubersamaini demikian validitas empiris tidak sanggup diperoleh spesialuntuk dengan jalan menyusun instrumen menurut ketentuan menyerupai halnya validitas logis, tetapi harus dibuktikan dengan hasil analisis yang dilakukan terhadap data hasil berguru itu dengan secara tepat sudah sanggup mengukur hasil berguru yang seharusnya diukur.
Ada dua cara untuk mengetahui apakah tes hasil berguru itu sudah mempunyai validitas empiris ataukah belum, yakni dari segi daya ketepatan meramalnya (prediktive validity) dan daya ketepatan bandingannya atau “ada sekarang” (concurrent validity).
Validitas ramalan. Memprediksi artinya meramal, dan meramal selalu terkena hal yang akan hadir, jadi kini belum terjadi. Sebuah tes mempunyai validitas ramalan atau prediksi apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan hadir.
Sebagai alat pembanding validitas prediksi ialah nilai-nilai yang diperoleh sehabis penerima tes mengikuti pelajaran di Perguruan Tinggi. Jika ternyata siapa yang mempunyai nilai tes tinggi ternyata gagal dalam ujian semester I dibandingkan dengan yang lampau niali tesnya lebih rendah maka tes masuk yang dimaksud tidak memilki validitas prediksi.
Validitas bandingan atau “ada sekarang.” Validitas bandingan suatu tes artinya membuat tes yang memilki perbandingan atau kesamaan dengan tes yang sejenis yang sudah ada atau yang sudah dibakukan. Perbandingan atau kesamaan tes terlingkupnya abilitas yang diukurnya, samasukan atau obyek yang diukurnya, serta waktu yang diperlukan. Perbandingan dan kesamaan suatu tes ialah indeks hubungan menurut perhitungan korelasi. Apabila mengatakan indeks hubungan yang cukup tinggi, yakni mendekati angka satu (korelasi sempurna),berarti tes yang tersusun sudah mempunyai validitas bandingan atau kesamaan.
Kedua: Validitas Butir
Validitas butir dari suatu tes ialah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir soal (yang ialah bab yang tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir soal tersebut.
Apabila kita perhatikan secara cermat, maka tes-tes hasil berguru yang dibentuk atau disusun oleh guru atau para pengajar bergotong-royong ialah ialah kumpulan dari sekian banyak butir-butir soal; dengan butir mana, penyusun tes ingin mengukur atau mengungkap hasil berguru yang sudah dicapai oleh masing-masing individu penerima didik, sehabis mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Eratnya hubungan antara butir soal dengan tes hasil berguru sebagai suatu totalitas itu kiranya sanggup dipahami dari kenyataan, bahwa semakin banyak butir-butir item yang sanggup dijawaban dengan betul oleh testee, maka skor total hasil tes itu akan semakin tinggi. Sebaliknya semakin sedikit butir-butir item yang sanggup dijawaban betul oleh testee, maka skor-skor total hasil tes itu akan semakin rendah atau semakin menurun.
melaluiataubersamaini demikian sebutir soal sanggup dikatakan sudah mempunyai validitas yang tinggi atau sanggup dikatakan valid, jikalau skor-skor pada butir soal yang bersangkutan mempunyai kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya: atau dengan bahasa statistik. Ada hubungan positif yang signifikan anatra skor butir dengan skor totalnya.
®
Kepustakaan:
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2003). Muhammad Abdul Kholik Muhammad, Ikhtibaarootun al-Lughoh, (Jam’iah Malik Su’ud: 1989).