Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Timnas Menang 2:1 Atas Vietnam Di Leg 1 Semifinal Aff, Tapi Kurang Seru

INIRUMAHPINTAR - Dalam laga semifinal AFF Suzuki Cup 2016 leg pertama, Timnas Indonesia berhasil menang 2:1 atas tamunya Vietnam. Bermain di Stadion Pakansari Bogor (3/12/2016), tim Garuda benar-benar harus kerja keras menjamu gempuran Vietnam selama 2 x 45 menit waktu normal. Meski dianggap kurang seru, setidaknya Pak Jokowi yang turut hadir menyaksikan eksklusif laga tersebut beserta seluruh publik pencinta bola tanah air merasa cukup lega. Hasil pertandingan ini menjadi modal utama untuk laga leg kedua di sangkar Vietnam.

Bagaimana Jalannya Pertandingan di Babak Pertama?


Di babak pertama, kedua tim tampil ngotot. Sejak peluit penanda dimulainya pertandingan dibunyikan wasit, Indonesia dan Vietnam sama-sama berusaha mencuri peluang untuk mencetak gol cepat.  Vietnam tampil sangat ketat, sementara Indonesia bermain agresif. Namun, yang nampak yaitu banyaknya benturan-benturan yang berbuah pelanggaran.

Di pertandingan ini, Indonesia menduetkan Hansamu Yama Pranata dan Manahati Lestusen sebagai pengganti Yanto Basna dan Fachrudin yang tidak bisa dimainkan sebab akumulasi kartu. Sementara di kubu Vietnam, bek terkuatnya, Truong Dinh Luat juga harus bolos sebab terkena memperoleh kartu merah di laga terakhir ketika kontra dengan Kamboja.

Riedl juga menentukan deretan baru. Evan Dimas tidak dimainkan di babak pertama. Sebagai gantinya, Ferdinand Sinaga dimasukkan mendampingi Boaz di lini depan. Sepertinya Riedl memahami bahwa untuk mendobrak pertahanan Vietnam diharapkan pemain-pemain petarung yang mempunyai body balance stabil. Hasilnya tidak mengecewakan. Baru 7 menit waktu berjalan, debut Hansamu Yama sukses besar. Pemain bertubuh jangkung ini berhasil menggetarkan gawang Vietnam dengan sundulan keras. Gol tersebut berawal dari umpan tendangan pojok yang dihukum oleh Rizky Pora.

Sesudah gol tersebut, lagi-lagi permainan kurang lezat ditonton. Indonesia jarang sekali menguasai lapangan tengah. Vietnam pun terlihat lebih bebas melancarkan serangan demi serangan. Untungnya, duet Hansamu dan Manahati sangat apik. Kedua eks punggawa timnas U-19 ini membuktikan tajinya. Benteng pertahanan Indonesia tidak simpel ditembus. Terbukti, berkali-kali duel udara yang menjadi kelemahan bek sebelumnya, bisa didominasi oleh Hansamu dan Manahati. Mereka lincah dan cerdik mengambil posisi dan mengatur kombinasi bola di sisi belakang.

Tanpa Evan Dimas, Lilipaly kelihatan susah bermain di sisi tengah. Andik dan Rizky Pora pun tidak lagi sering melaksanakan bacokan di sisi akup. Pemain-pemain Vietnam benar-benar berani beradu fisik dengan serdadu eleven Indonesia dan berhasil menghambat pergerakan-pergerakan yang dilancarkan Boaz dkk.

Bermain di atas angin, Indonesia tidak usang mencicipi hawa kemenangan. Dalam sebuah kemelut di kotak penalti Indonesia, Benny Wahyudi dianggap melaksanakan dorongan kepada salah satu pemain Vietnam, Le Cong Vinh. Hasilnya, wasit yang berasal dari Australia menghadiahi Vietnam dengan penalti. Keputusan perdebatanal tersebut agak mengecewakan publik tanah air. Pasalnya, duel udara tersebut masih 50:50 sehingga masih bisa diperdebatkan. Namun, wasit mempunyai pertimbangan sendiri dan keputusannya yaitu raja di pertandingan ini. Nguyen Van Quyet yang mengeksekusi penalti tidak menyia-nyiakan peluang dan berhasil mengecoh Kurnia Mega. Skor sementara 1: 1.

Melihat gelagat wasit Australia yang memimpin pertandingan Indonesia versus Vietnam di laga semifinal leg 1 AFF Suzuki Cup 2016 awalnya cukup mengkhawatirkan. Begitu gampangnya mempersembahkan kartu kuning kepada pemain Indonesia. Sementara, pelanggaran keras berupa tekel dua kaki yang diperagakan pemain Vietnam tidak dihadiahi kartu merah. Kejadian yang agak mengkhawatirkan lainnya yaitu ketika hakim garis yang juga berkebangsaan Australia begitu lambat menaikkan bendera penanda offside, padahal pemain Vietnam sangat terang berada pada posisi terlarang tersebut sebelum mendapatkan bola. Untung saja, kalau tidak Vietnam sudah siap mencetak gol keunggulan.

Pertandingan di babak pertama tidak menghasilkan banyak peluang kepada kedua tim. Boaz tampaknya kurang berkembang sebab ditempel ketat oleh pemain-pemain belakang Vietnam. Peluang emas yang diperoleh Indonesia melalui tendangan bebas juga belum bisa berbuah gol kedua. Tendangan Lilipaly masih sedikit melenceng di bibir gawang sebelah kiri. Begitupun dengan Vietnam, tidak ada peluang berarti. Kedua tim mengandalkan umpan lambung berupa direct ball. Bola jarang bermain di tengah lapangan. Bahkan terlihat sejumlah penonton menguap membuktikan mengantuk. Pertandingan benar-benar kurang menghibur dan dianggap kurang seru. Skor 1:1 bertahan sampai turun minum.

Bagaimana Jalannya Pertandingan di Babak Kedua?

Di babak kedua, tidak ada perubahan berarti. Untungnya, serangan cepat Indonesia yang dilancarkan pemain nasionalisasi merah putih, Lilipaly berujung peristiwa alam untuk Vietnam. Sesudah berhasil memenangkan duel dan memasuki kotak penalti di menit 50, Lilipaly yang berlari dan berusaha mengontrol bola dijegal oleh bek Vietnam. Hasilnya, Boaz menjadi eksekutor sukses menambah pundi gol Indonesia meski sedikit ditepis oleh kiper Vietnam. Skor berubah 2:1 untuk keunggulan sementara Indonesia.

Permainan pun terus berlanjut. Vietnam mendominasi permainan. Sisi tengah belum juga bisa dikendalikan pemain-pemain Indonesia. Hasilnya ada peluang yang hampir menggetarkan gawang Indonesia. Untungnya Kurnia Mega yang dipercaya menjadi penjaga gawang tim merah putih bermain elok malam ini.

Masuknya Lerby Eliandry, yang diikuti Evan Dimas kemudian tidak juga membawa perubahan berarti. Vietnam terlanjut mengunci menit-menit terakhir babak kedua. Di penghujung pertandingan, Zulham Zamrun yang masuk menggantikan Andik pun tidak bisa berbuat banyak. Hasilnya, skor 2:1 untuk kemenangan Indonesia bertahan sampai peluit panjang dibunyikan.

melaluiataubersamaini perolehan konkret di leg 1 ini, timnas Garuda mempunyai kepercayaan diri untuk tampil lebih baik ketika bertandang ke sangkar Vietnam di leg 2. Semoga anak didik Alfred Riedl, wakil Indonesia berhasil menembus final dan mengangkat trofi juara AFF Suzuki Cup 2016, sebagai hadiah untuk kepengurusan PSSI yang gres sekaligus menjadi simbol kebangkitan persepakbolaan tanah air.