Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Wasit Yaitu Pengadil, Jadi Harus Adil

INIRUMAHPINTAR - Wasit ialah profesi yang menantang sekaligus sangat bahagia. Dikatakan menantang alasannya ialah setiap keputusannya membutuhkan kejujuran, profesionalisme, dan tanggung jawaban. Dan dikatakan sangat senang alasannya ialah kalau berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik, ia memperoleh apresiasi dari banyak khalayak.

Wasit sejatinya ialah pengadil, jadi dalam mengatur pertandingan baik di pentas lokal maupun nasional dan internasional, ia mesti adil seadil-adilnya. Artinya, ia dilarang memihak siapapun, pemain manapun, meski di bawah tekanan atau efek negatif pihak-pihak tertentu.

Jika wasit melawan kodratnya sebagai pengadil di lapangan, maka itu sama saja ia mencurangi sportifitas dan kemurnian silaturrahmi antar-kubu yang bertanding.

Mungkin di satu sisi, ia sanggup memperoleh keuntungan, tetapi di sisi yang sesungguhnya, bersikap tidak adil membuat wajah dan auranya petang, memudar, dan kehilangan pesona.

Jadi, apapun yang terjadi, wasit mesti adil. melaluiataubersamaini begitu ia pantas memperoleh jempol, like, followers dan fans bahkan dari kubu yang kalah.

Betapa menantangnya menjadi wasit. Karena itulah, spesialuntuk orang-orang pilihanlah yang sanggup konsisten menjadi pengadil yang adil, membersihkan, dan amanah.


Bagaimana mengukur integritas wasit?

Wasit juga manusia. Ia bukan makhluk sempurna. Jika ia sanggup berbuat benar, maka sesekali ia sanggup berbuat khilaf. Untuk mengukur integritasnya, perhatikan bagaimana ia tampil di setiap pertandingan.

Jika sudah berkali- kali keputusannya menyalahi aturan, kenyataan, dan dibuktikan dengan rekaman video, maka sudah tanda tanya. Ia menempatkan dirinya ke posisi yang merugikan. Bukan merugikan pemain sebenarnya, melainkan merugikan dirinya sendiri. Karena pengadil yang tidak adil berhati kerdil. Andai, tiada aturan dan federasi olahraga, ia pantas dibedil...hehehe

Siapa bertanggung balasan kalau wasit tidak adil?

Pertama, panitia penyelenggara. Setiap perhelatan akbar, contohnya Sea Games di tahun 2017, panitia wajib merekrut wasit-wasit diberintegritas. Perlu ada seleksi yang ketat. Dalam hal ini, panitia bukan spesialuntuk mempertimbangkan bagaimana kualitas wasit itu sekarang, tetapi juga bagaimana sepak terjangnya di laga-laga silam. Kontroversialkah? Atau cenderung kondusif terkendalikah?

Kedua, pemerintah negara penyelenggara. Dalam hal ini, pemerintah wajib memantau dan melaksanakan pengawasan terbaik supaya setiap unsur yang terlibat dalam perhelatan olahraga berjalan lancar, termasuk dalam menyiapkan ornamen dan buku panduan. Tidak boleh sedikitpun ada hal-hal yang menyinggung negara-negara lain, apalagi kalau hal itu terjadi lebih dari satu kali.


Ketiga, oknum bawah tanah. Saya menyebutnya demikian alasannya ialah keberadaan oknum jenis ini susah terdeteksi. Mereka mungkin ada di sekitar kita. Mereka berkepentingan untuk hasil pertandingan. Untuk memuluskan misinya, mereka menghalalkan segala cara. Jika mereka berhubungan dengan wasit penyusup yang kerdil, mereka memancing kericuhan dan mencoreng sportifitas olahraga. Secara tidak pribadi bahkan mengancam persaudaraan antar-kontingen setiap negara. Semoga oknum bawah tanah ini segera lenyap dari muka bumi.

Sebagai penonton dan penikmat olahraga, kita spesialuntuk menginginkan tontonan yang menarikdanunik dan sportif, tidak peduli menang atau kalah alasannya ialah hal itu masuk akal dalam pertandingan olahraga manapun.

Di beberapa cabang olahraga yang digelar di Sea Games 2017 di Malaysia contohnya tercatat beberapa keputusan wasit kurang adil. Banyak pihak yang menilai demikian. Yang terbaru ialah di cabang panahan. Tuan rumah didiberi nilai 9 sementara yang tampak di rekaman gambar sangat terperinci menunjukkan 8. Kok sanggup gitu ya?

Benar atau tidaknya kejadian tersebut, kita spesialuntuk sanggup mendorong pihak-pihak yang bertanggung jawaban, yakni panitia dan pemerintah setempat supaya menyikapi kejadian ini dengan perilaku tegas dan diberintegritas.

Karena siapapun yang menanam ketidak-adilan, cepat atau lambat juga akan menuai ketidak-adilan berlipat-lipat ganda. Jadi, kalau mau aman, bersikap adillah!