Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Contoh Cerpen Wacana Binatang Terbaru

misal Cerpen Tentang Hewan Terbaru - Mau membaca sebuah dongeng fabel dalam bahasa Indonesia? Yuk kita simak cerpen diberikut ini. 

Nasib Malang Sang Ayam


Pada suatu hari yang cerah, sebuntut ayam sedang mencari kuliner di dalam hutan yang sangat lebat. Dia terus mencari dan mencari hingga tak sadar dirinya sudah masuk terlalu juah ke dalam hutan. Sudah berjam – jam beliau mencari makanan, tetapi dirinya belum kenyang juga. Akhirnya beliau tetapkan untuk masuk lebih dalam lagi ke hutan.

“Sepertinya saya sudah terlalu jauh masuk ke dalam hutan ini, tetapi perut ini tidak juga kenyang. Kalau begitu saya harus mencari lagi lebih ke dalam,” gerutu sang ayam.

Semakin usang beliau menjelajahi hutan tersebut, semakin jauh pula beliau dari rumahnya, hingga kesannya beliau datang di sebuah tebing yang cukup curam. Sang ayam pun merasa lelah dan kemudian beliau diberistirahat di bawah sebuah pohon yang rindang. Ketika beliau diberistirahat, datang – datang bunyi yang sedikti parau memanggilnya.

“Hey ayam, kamu terlihat menyerupai diriku. Kau mempunyai akup, mempunyai cakar, paruh, dan buntut. Namun kenapa kamu sangat kurus dibandingkan dengan tubuhku yang sangat gemuk”

Sang ayam pun terkejut mendengar bunyi tersebut, kemudian beliau menoleh ke arah sumber suara. Di atas pohon daerah beliau diberistirahat, ternyata sebuntut burung elang yang sangat gemuk dan meyeramkan sedang melihat ke arah dirinya.

“Ternyata itu kau. Kita memang terlihat sama, tubuhku kurus menyerupai ini alasannya yaitu di sekitar sini sangat susah untuk menemukan makanan,” kata ayam mencoba membela dirinya.

Husshhhh dengan sangat cepat sang elang terbang dari ranting dan datang – datang beliau sudah berada di bawah pohon. Sang elang pun mendekati sang ayam dan mengitari tubuhnya sambil memperhatikan badan ayam yang sangat kurus.

“Ckckck, kasihan sekali kamu Ayam, mari ikut bersamaku. Aku akan menunjukanmu daerah di mana kamu dapat menemukan kuliner yang banyak sehingga kamu dapat sepuasnya makan di sana,” ajak sang elang.

Mendengar usul sang elang, ayam pun merasa sangat senang. Dia pribadi melompat dari daerah duduknya dan bersiap untuk pergi. Begitu beliau ingin mengikuti sang elang, burung elang pun melesat ke atas dengan sangat cepat.

“Hey elang tunggu aku. Aku tidak dapat mengikutimu,” teriak sang ayam kepada elang.

“Mengapa kamu tidak terbang sepertiku? kamu juga kan mempunyai akup,” tanya elang.

“Aku tidak dapat terbang. Sayap ku tidak sama denganmu. Milikmu terlihat sangat lebar dan panjang. Sedangkan, milikku sangatlah kecil,” keluh sang ayam.
Advertisement

Sang elang menghentikan terbangnya dan kembali mendekati sang ayam. Dia merasa iba dengan apa yang terjadi terhadap saudara jauhnya tersebut. Hingga kesannya beliau memperlihatkan sebuah menolongan kepada sang ayam.

“Kau tidak dapat terbang? hmmm… sepakat akau akan memdiberitahumu caranya untuk terbang. Pertama kamu harus menjahit akupmu terlebih lampau dengan jarum emas ini. Sesudah itu, kamu dapat terbang. Akan tetapi jarum emas ini spesialuntuk akan saya pinjamkan kepadamu, gunkanlah kemudian saya akan kembali lagi 5 hari dari kini untuk mengambil jarum emas milikku itu,” kata sang elang kepada ayam. Sesudah memdiberi jarum emas miliknya, sang elang melesat ke udara dan menghilang diantara awan. Sang ayam sangat bangga dengan pemdiberian sang elang. Kemudian sang ayam pun mulai menjahit akupnya. 

Sesudah beberapa hari beliau menjahit akupnya, kini akup sang ayam terlihat lebih lebar dan panjang. Dia pun sangat senang dan tidak sabar untuk berguru terbang di udara. Kemudian beliau bangun di atas sebuah kerikil menghadap tebing yang curam, kemudian beliau membentangkan akupnya dan meluncur dari kerikil tersebut. Ternyata benar kini sang ayam sudah dapat melayang di udara, bukan main senangnya hati sang ayam dikala itu. Namun, beliau menyadari bahwa dirinya semakin medekat ke arah tanah, kemudian beliau mencoba untuk mengepakan akupnya semoga dapat kembali terbang. melaluiataubersamaini sekuat tenaga beliau mencoba mengepak akupnya, tetapi tubuhnya tak juga terangkat ke udara, dan lebih sialnya lagi, jarum yang beliau pegang terjatuh. Sang ayam pun gelagapan, hingga kesannya beliau mendarat di tanah.

Kemudian sang ayam mencari jarum yang terjatuh tersebut, beliau mengais – ngais tanah dengan cakarnya untuk menemukan jarum itu. Sangat usang beliau mencari tetapi belum juga menemukannya.

“Wah ini gawat sekali, dapat – dapat sang elang akan murka kepadaku,” kata sang ayam cemas. Sesudah mencari sangat lama, sang elang pun hadir dan meminta jarum emas miliknya kembali.

“Apa kamu sudah dapat terbang ayam, mari ikut denganku untuk mencari makan. Namun sebelum itu kembalikan dulu jarumku,” kata sang elang.

“Aku memang sudah dapat terbang, tetapi saya terbang tidak cukup tinggi dan saya yakin tidak dapat mengimbangi terbangmu. Lihatlah akupku masih kurang tebal. Oleh alasannya yaitu itu, biarkan saya meminjam jarummu kembali hingga esok hari,” pinta sang ayam. Sang elang merasa curiga dengan apa yang dikatakan ayam, tetapi kesannya beliau menyetujui permintaannya, kemudian beliau pun kembali pergi meninggalkan ayam.

Keesokan harinya, sang elang kembali menemui sang ayam, dan menanyakan jarum emasnya. Namun ternyata sang ayam tidak juga menemukannya, kemudian beliau pun berkata jujur kepada sanga elang.

“Maafkan saya elang, jarummu terjatuh dikala saya melayang dan saya sudah mencari sepanjang waktu, tetapi saya tidak dapat menemuinya. 

“Apaaaaaa, kamu menghilangkan jarum emasku. Aku tidak mau tahu, segera cari jarum itu hingga ketemu. Kalua kamu tidak menemukan jarum itu hingga matahari tenggelam, mulai hari esok saya akan memburumu dan seluruh keturunanmu untuk saya makan,” tanggapan sang elang dengan sangat marah.

Sang elang pun meninggalkan sang ayam dengan sangat marah. Meskipun sang ayam sudah mencari dengan sekuat tenaga, beliau tak juga menemukan jarum tersebut. Sang elang sangat murka dan semenjak hari itu sang elang terus memburu sang ayam. Oleh alasannya yaitu itu hingga kini ayam selalu mengais – ngais tanah untuk mencari jarum emas, dan sang elang terus memburu ayam untuk dimakan.