Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian, Ciri Ciri, Dan Rujukan Pantun Talibun

Pengertian, Ciri Ciri, dan misal Pantun Talibun - Talibun yaitu salah satu bentuk puisi usang yang berbentuk ibarat pantun. Talibun sendiri lebih ibarat dengan pantun sebab mempunyai sampiran dan isi. Tetapi talibun tidak sama dengan pantun biasa sebab talibun mempunyai jumlah baris lebih dari 4 baris. Talibun biasanya mempunyai baris genap ibarat 6 baris, 8 baris, 10 baris. Talibun 8 baris yaitu talibun yang paling popular.

 

Ciri-Ciri Talibun


1. Talibun mempunyai jumlah baris yang genap yang terdiri dari isi dan sampiran. Jika talibun terdiri dari 6 baris, maka 3 baris pertama disebut juga dengan sampiran dan 3 baris selanjutnya ialah isi. Sedangkan kalau 8 baris, 4 baris pertama ialah sampiran dan 4 baris selanjutnya isi dan begitu seterusnya.
2. Antara kalimat sampiran pertama dengan kalimat sampiran kedua, ketiga dan kalimat sampiran seterusnya harus saling bekerjasama dan tidakboleh hingga bertolak belakang atau tidak ada relasi sama sekali.
3. Sampiran pada talibun berupa perumpamaan sebagai kalimat pemmenolong dalam memberikan isi, usahakan kalimat sampiran menggunakan kata yang diberima, indah dan menggunaakaan perumpamaan alam dan lingkungan sekitar.
4. Bersajak abc-abc, abcd-abcd, dan abcde-abcde, dan seterusnya.
5. Tiap baris terdiri dari 8 hingga 12 kata.
6. Gaya bahasa yang dipakai luas dan menekankan pada bahas pengulangan yang diberima.
7. Isinya menandakan perihal suatu perkara.

 

misal Pantun Talibun


1. Talibun 6 baris

Untuk apa menggunakan sendal
Jalan sebentar kaki jadi memar 
Sakitnya menjadikan luka
Untuk apa mencari orang populer
Banyak tentangan para pelamar
Mending mencari orang yang kamu suka

Jalan-jalan ke kota malang
Jangan lupa membeli batu
Batu kecubung bukan kalimaya
tuntutlah ilmu dengan riang
Agar menjadi orang diberilmu
Yang tak takut menghadapi bahaya

Melihat sapi di siang hari
Sapi betina bukan sapi jantan
Berwarna putih bukannya hitam
Janganlah engkau menyombongkan diri
Di depan para tamu undangan
Karena itu perbuatan jahanam

Pergi ke pasar membeli baju
Baju dibeli di toko India
Berwarna merah tak ada lengan
Sedih terasa hatiku
Melihat dirimu bertemu dengannya
Berjalan berdua bergandengan tangan

Pak Raden sedang mengajar
Mengajar IPA di kelas delapan
Hingga hari menjelang petang
Kalau engkau tekun belajar
Belajar untuk masa depan
Agar hari esok menjadi terang

Jika punya motor surat sebelah
Hati-hati dengan polisi
Apalagi kalau mengendarai berempat
Jika ingin hidup gampang
Jagalah hati. Jagalah diri
Agar selamat dunia dan akhirat

Kapal besar berlayar tanpa jangkar
Bersama sang nahkoda yang pandai
Berlayar hingga hingga ke bintang
Kalau engkau selalu rajin belajar
Pasti akan menjadi  semakin pandai
Hingga Lulus dengan nilai gemilang

Kalau kita pergi ke medan
Yuk beli jeruk bali
Sebelum beli tidakboleh dilipat
Kalau kita pergi ke tengah hutan
Jangan pernah jalan sendiri
Kalau tak mau hilang tersesat

Advertisement
2. Talibun 8 Baris

Kayu belah dierat dengan paksa
Kayu dierat dengan kain kerikil bata
Bata dibakar di atas bara
Bara menyinar membuat dahaga
Wahai kalian yang tidak sama-beda agama
Hindarilah konflik bersenjata 
Persatuan dijaga,  toleransi dipelihara
Agar hidup tenang dan tentram terjaga

Burung perkutut hinggap di pohon belimbing
Belimbing masam memberatkan jiwa
Membuat pengecap menjadi binasa
Binasa hingga memakan segala
Anak dipangku Jangan lupa dibimbing
Dibimbing menjadi anak yang bertakwa
Agar orang renta tidak tidak berdosa
Terjaga badannya dari siksa api neraka yang menyala-nyala

Kalau ingin menanam pohon jati
Tanam di atas tanah tidakboleh lupa diiri
Tapi tidakboleh pernah dibumbui
Karena akan dimakan hama hingga binasa
Kalau ingin menerima cinta sejati
Tidak perlu mencari-cari hingga lupa diri
Cinta sejati yang bergotong-royong tidak kan kamu temui
Karena cinta sejati yaitu cinta kepada Yang Kuasa

Membeli cincin kerikil permata
Cincin disimpan dalam peti
Habis sudah uang yang tersisa
Hingga final bulan juni
Tak bisa lagi saya berkata-kata
Hanya kusimpan di dalam hati
Luka, perih yang ku rasa
Biar akau saja yang menajalani

Batu berani Batu bertuah
Batu hilang entah kemana
Sedih hati menjadi gembira
Meskipun dicari tak ada diberita
Buat apa mempunyai kendaraan beroda empat mewah
Mobil yang usang masih tepat
Sadarlah engkau wahai insan
Janganlah engkau menghabiskan harta