Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Biografi Abdul Kahar Muzakkar

Abdul Kahar Muzakkar ada pula yang menuliskannya dengan nama Abdul Qahhar Mudzakkar, lahir di Lanipa, Kabupaten Luwu, 24 Maret 1921 dan meninggal 3 Februari 1965 pada umur 43 tahun; nama kecilnya Ladomeng yaitu seorang figur karismatik dan legendaris dari tanah Luwu, yang ialah pendiri Tentara Islam Indonesia di Sulawesi.
Abdul Kahar Muzakkar secara bahasa terdiri dari tiga yaitu Abdul, Kahar, dan Muzakkar. Abdul artinya hamba, Kahar arti nya Tuhan yang gagah perkasa , dan Muzakkar artinya jantan. Jadi, Abdul Kahar Muzakkar berarti Hamba Tuhan jang bersifat djantan. Persis moral dan kepribadian Abdul Kahar Muzakkar. Sebuah pemahaman sekaligus penyerahan diri pada nilai-nilai Islam yang ditunjukkan oleh seorang pejuang.
Kahar M uzakkar mempunyai seorang istri yang berjulukan Susana Corry Van Stenus, dan berkeluarga pada 1947 di Klaten, Jawa Tengah. Corry erat di panggil mami. Mami meninggal pada 1 april 2006 di kediamannya di jalan Raya Parung Bingung.
Selama hayatnya, Mami Corry setia mendampingi suaminya Kahar Muzakkar yang ialah pimpi nan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sulawesi Selatan. Dan oleh para pengikut Kahar Muzakkar Mami dikenal sebagai Srikandi dari Sulawesi, hal ini alasannya yaitu Corry sangat bejasa dalam mendampingi sang suami, beliau memimpin Gerakan Wanita Islam (Gerwais) yaitu salah satu organisasi dibawah naungan PRRI.
Seminggu sebelum pemberontakan PRRI berakhir, berdasarkan kabar bahwa Kahar Muzakkar menceraikan Corry, beliau meminta biar Corry keluar dari hutan menuju ke arah Selatan, sementara Kahar Muzakkar melanjutkan gerilya menuju tenggara. Corry dan empat anak hasil perkawinannya dengan Kahar Muzakkar mengetahui kabar ajal Kahar dari pamflet yang disebarkan pemerintah Republik Indonesia.
Selain memberikan kabar ajal Kahar Muzakkar, dalam pamflet yang disebarkan dari udara itu pemerintah Republik Indonesia juga meminta biar para pengikuti Kahar Muzakkar meletakkan senjata dan kembali ke pangkuan Republik Indonesia.
Kahar M uzakar bukanlah sosok aneh bagi pemerintahan Sukarno. Laki-laki kelahiran Palopo yaitu sebuah kota kecil di dekat Teluk Bone, Sulawesi Selatan itu gotong royong ikut mengpertama kemerdekaan Republik Indonesia. Kahar yang semenjak usia muda merantau ke Pulau Jawa ikut mengpertama pidato bersejarah Sukarno pada 19 September 1945 di Lapangan Ikatan Atletik Djakarta (Ikada) yang sekarang dikenal sebagai Lapangan Banteng di seberang kompleks Departemen Keuangan.
Kahar Muzakkar juga berperan penting setelah pemerintahan Republik mundur ke Yogyakarta. Murid Panglima Besar Jenderal Sudirman ini, ikut bertarung mengusir Belanda yang masuk ke Yogyakarta pada Agresi Militer Pertama (1947) dan Agresi Militer Kedua (1948), beliau juga berperan dikala menghadapi pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di M adiun, September 1948.
Setidaknya ada dua alasan utama mengapa Kahar M uzakkar angkat senjata dan melawan Soekarno yang sebelumnya beliau bela. Pertama, beliau tidak sanggup mendapatkan perlakukan pemerintah terhadap anak buahnya yang tergabung dalam Brigade Hasanuddin, tidak tiruana dari mereka diterima sebagai anggota TNI, walaupun sudah bejuang untuk Republik Indonesia. Kedua, yang lebih mendasar yaitu kecenderungan Sukarno mendapatkan ideologi komunis.
Pada 7 Agustus 1953, dikala Republik Indonesia masih berusia 8 tahun, Kahar Muzakkar menyatakan bergabung dengan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang dipimpin Kartosuwiryo di Jawa Barat, dan 10 tahun lalu beliau mendeklarasikan dirinya sebagai Khalifah Republik Persatuan Islam Indonesia (RPII).
Pada tanggal 7 Agustus 1953 beliau memproklamirkan Sulawesi Selatan menjadi potongan dari Negara Islam Indonesia (NII), dan proklamasi ini yaitu pertama dari babak gres pejuangan Abdul Kahar Muzakkar. Gerakan yang diusungnya ini menerima simpati dari rakyat, bahkan kemudian, banyak anggota Tentara Nasional Indonesia yang disertir dan melarikan diri masuk hutan dan bergabung bersama NII Sulawesi Selatan.
Pemberontakan Kahar Muzakkar tumpas di tangan Operasi Kilat, pada 3 Februari 1965 dan balasannya beliau ditembak mati di tepi sungai Lasolo, Sulawesi Tenggara. Dalam situs resmi sentra sejarah TN I di sebutkan bahwa sebel um memberontak, pemeri ntahan Bung Karno mengutus Letkol Kahar M uzakkar untuk menghadapi Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) yang terdiri dari bekas laskar yang ikut berperang sepanjang revolusi fisik.
®
Kepustakaan:
http://id. wikipedia. org/wiki/Abdul_Kahar_Muzakkar. http://teguhtimur.com/2006/04/01/sepenggal-kahar-muzakkar-di-parung-bingung.