Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Biografi Kahlil Gibran

Nama aslinya yaitu Gibran atau Jubran, lengkapnya yaitu Gibran Kahlil Gibran atau lebih sempurna lagi Jubran Khalil Jubran. Nama Gibran atau Jubran ini sama dengan nama kakeknya, sebagaimana tradisi orang Lebanon waktu itu.
Kahlil Gibran lahir pada tanggal 6 Januari 1883 di kota Beshari, kota yang terletak di punggung pegunungan Libanon. Berasal dari keluarga yang cukup terpandang meskipun tergolong keluarga yang miskin, keluarga penhadir dari Palestina. Ayahnya berjulukan Khalil Gibran atau Khalil Jubran, ibunya berjulukan Kamila Rahme.
Keluarga Gibran yaitu keluarga penganut agama Katolik dari sekte Maronit. Ibu Gibran termasuk seorang yang berakal bahasa Perancis, Arab dan musik. Hal inilah yang agaknya membuat Gibran tidak begitu bersahabat dengan pandangan berpantang dengan kenikmatan duniawi yang banyak dijumpainya setelah dampak sekte Jusuit masuk ke wilayahnya akhir adanya revolusi Perancis.
Orang pertama yang ialah guru Gibran, di samping ibunya yang mengajarinya menulis dan membaca yaitu seorang guru pengembara berjulukan Salim Dahir. Salim Dahir ini yaitu seorang yang punya pengetahuan luas dalam banyak sekali bidang menyerupai astronomi, kimia, fisika, filsafat dan sejarah.
Menjelang usia 12 tahun, Gibran dan keluarganya mengalami kondisi ekonomi semakin merosot, sehingga alhasil mereka melaksanakan hijrah ke Amerika, tepatnya pada tanggal 25 Juni 1895. Mereka tinggal di Boston, tepatnya di perkampungan yang kumuh, sebuah kampung Pecinan berjulukan South End. Di tempat gres ini kemudian Gibran masuk ke sekolah yang dibuka khusus untuk belum dewasa imigran. Di sekolah ini Gibran cepat dikenal alasannya yaitu kemampuannya yang sangat menonjol dalam hal menggambar. Keahlian Gibran dalam menggambar itulah yang menjadi pertama keterlibatannya dengan dunia seni Boston, sehingga menarikdanunik perhatian para pekerja sosial di Denision House, sebuah forum sosial yang bergerak di bidang pendampingan para imigran dan belum dewasa jalanan.
Namun keadaan ini justru mengkhawatirkan keluarganya. Tbu dan saudara-saudaranya khawatir Gibran akan dicemari dengan pengaruh-pengaruh dari luar. Akhirnya tetapkan untuk mengirim Gibran kembali ke Libanon, yaitu pada bulan September 1898.
Di Libanon Gibran masuk ke madrasah al-Hikmah (sekolah kebijaksanaan) sampai tahun 1901. Kurikulum sekolah itu sangat nasionalistik dengan kajian yang lebih banyak ihwal budaya Arab dengan pengembangan kepada ajaran-ajaran al-Kitab. Di sekolah ini, bersama kawannya Yusuf, ia menerbitkan majalah al-Manarah (menara).
Selama di Libanon, Gibran bertemu dengan seorang gadis berjulukan Halla Dahir. Sayangnya keluarga gadis itu menolak kehadiran Gibran. Konon salah satu roman yang berjudul al-Ajnihal al-Mutakassirah yang ialah salah satu master piece Gibran, kisahnya diilhami pengalaman pahitnya dengan gadis itu.
Pada dikala Gibran mengalami kesedihan, hadirlah seorang seniman perempuan dari Boston yang berjulukan Josephine Prestone Peabody, yang alhasil menjadi mitra dekat Gibran. Dialah yang banyak mendorong Gibran untuk berbagi bakat-bakatnya, termasuk mengenalkan Gibran dengan seniman-seniman Boston yang terkenal. Disamping itu beliau juga seorang yang sangat memahami budpekerti dan jiwa Gibran sekaligus pengagum lukisan-lukisan Gibran. Sayangnya, Gibran harus menelan kesedihan alasannya yaitu Josephine berkeluarga dengan orang lain dan meninggalkan dirinya, ditambah lagi kesedihan alasannya yaitu meninggalnya abang tertuanya dan juga ibunya.10 Tetapi Gibran tidak larut dalam kesedihan, jiwa dan semangatnya yang berkobar untuk menuangkan ide dan gagasannya baik melalui lukisan atau tulisan, menciptakannya segera bangun dari kesedihan dan mulai berkarya.
Tahun 1904, Gibran bertemu dengan dua orang yang sangat berarti dalam hidupnya, yaitu yang pertama yaitu perkenalannya dengan Mary Elizabeth Haskell. Ia yaitu seorang ilmuan yang menaruh perhatian terhadap bidang seni dan pendidikan. Ia menjadi seorang pendorong dan penuntun bagi Gibran, bahkan dialah yang mengirim dan membiayai Gibran ke Paris untuk melanjutkan pendidikannya. Atas jasa-jasanya ini, pada hampir tiruana buku karya Gibran, nama Mary Elizabeth Haskell yang biasa disingkat M.E.H., selalu tercantum dalam halaman persembahan.
Kahlil Gibran meninggal pada bulan April 1931 alasannya yaitu penyakit jantung dan liver yang dideritanya, dan jenazahnya disemayamkan di Libanon.
®
Kepustakaan:
M. Ruslan Shiddiq, “Pengantar Penterjemah” dalam Kahlil Gibran, Sayap-akup Patah, (Pustaka Jaya, Jakarta, 1996). Ahmad Norma, Kahlil Gibran: Cinta, Keindahan dan Kesunyian, (Bentang Budaya, Yogyakarta, 1997). Anthony R. Ferris, Potret Diri Kahlil Gibran, terjemahan M. Ruslan Shiddiq, (Pustaka Jaya, Jakarta, 1996). Marlin L. Wallf, Anthony R. Ferris, Andrew D. Shervan, The Treasured Writtings of Kahlil Gibran, (Castle, New York, 1985).