Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Faktor Dan Unsur Yang Mensugesti Locus Of Control

Rotter mengemukakan bahwa faktor yang mengarahkan sikap seseorang yakni hasil atau disebut sebagai faktor penguat (reinforcement) Dari faktor penguat ini ia membedakan dua macam locus of control, yaitu locus of control internal dan sentra kendali eksternal.
Pada dasarnya ada dua tipe locus of control, yaitu internal dan eksternal. Tapi dalam kenyataannya tidak ada seorangpun yang mempunyai tipe locus of control internal dan eksternal secara murni. Makara Locus of Control sanggup dikatakan sebuah kontinum, sehingga setiap orang mempunyai keduanya pada sisi yang berlainan ini berarti semakin lebih banyak didominasi locus of control internal seseorang akan semakin lemah locus of control eksternalnya, demikian pula sebaliknya.
Weiner (1974) mengajukan empat unsur yang sanggup memilih keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam mencapai prestasi. Unsur tersebut adalah: Kemampuan, usaha, kesusahan tugas, dan nasib.
Ada empat unsur penyebab kegagalan dan keberhasilan yang digolong-golongkan ke dalam dua dimensi kausal yaitu locus of control internal dan eksternal. Kemampuan dan perjuangan termasuk dimensi locus of control internal sedangkan kesusahan kiprah dan nasib termasuk locus of control eksternal.
Kemampuan ialah unsur internal yang stabil, perjuangan ialah unsur internal yang tidak stabil atau sanggup bervariasi, sedangkan kesusahan kiprah ialah unsur eksternal yang tergolong stabil dan nasib termasuk unsur eksternal yang tidak stabil.
Locus of control internal
Seleven dan Even menyatakan bahwa Sifat orang yang mempunyai locus of control internal yaitu mandiri, tekun, berpengaruh dan praktis percaya pada orang lain serta punya daya tahan yang berpengaruh terhadap dampak sosial. Hiroto menambahkan Mereka yakin bahwa dirinya bisa menghadapi masalah, Kurang merasa tertekan dan berhasil dalam tugasnya sehingga kecil kemungkinan mengalami frustasi
Locus of control eksternal
Orang dengan locus of control eksternal punya sifat praktis cemas, depresi, dan sifat lain sejenisnya, besar kemungkinannya mengalami putus asa lantaran praktis tertekan dan kurang berhasil. Mereka yang bertipe eksternal ini merasa tidak mempunyai kemampuan sehingga merasa tak berdaya.
Individu yang mempunyai locus of control eksternal menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi, baik maupun buruk, disebabkan oleh factor-faktor diluar dirinya, menyerupai peluang, keberuntungan, nasib, dan orang-orang lain yang berkuasa serta kondisi-kondisi yang tidak mereka kuasai. Individu yang eksternal cenderung untuk mengambil gosip baik yang berguna, dan menyukai resiko besar maupun kecil dengan mengharapkan kepastian dan peluang.
Didasarkan pada tinjauan teoritis, locus of control ialah unsur kepribadian. Unsur tersebut tumbuh dan berkembang dari latar belakang kehidupan seseorang. Lingkungan keluarga ikut menghipnotis dan membentuk pengalamannya. Latar belakang yang mantap menghipnotis suasana psikologis yang sangat penting dalam perkembangan kepribadian. Perkembangan kepribadian yang mantap pula menjadi dasar dari terbentuknya pembiasaan diri yang mantap pula. Orang yang mempunyai konsep diri tinggi, mengalami situasi perkembangan psikologis lebih ajeg. Situasi lingkungan yang mendukung rasa aman, memdiberi kepuasan dan mendorong motivasi untuk mencapai suatu prestasi, hal ini juga ialah ciri orang yang mempunyai locus of control internal.
®
Kepustakaan:
Weiner. B, Theories Of Motivation, From Mecanisme To Cognition, (Chicago, Makham Pubi, Company, 1972). Sri Rahayu Partosuwido, Penyesuaian Diri Mahasiswa dalam, Kaitannya dengan Konsep Diri, Pusat Kendali dan Status Perguruan Tinggi, (UGM: Jurnal Psikologi). Charles, M dan Shelton, S.J, Moralitas Kaum Muda, (Kanisius, Yogyakarta,1990).