Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Penjelasan Rukun Wakalah

Rukun wakalah terdiri dari pelaku akad, objek akad, dan shighah (ijab qabul). Berikut sedikit uraian terkena masing-masing rukun wakalah tersebut;
Pertama, pelaku akad, ialah kedua belah pihak yang melaksanakan akad. Yakni pemdiberi kuasa (muwakil) dan peserta kuasa (wakil). Syarat muwakil yaitu sebagai diberikut:
  1. Pemilik sah yang sanggup bertindak terhadap sesuatu yang diwakilkan.
  2. Orang mukallaf atau anak mumayyiz dalam batas-batas tertentu, yakni dalam hal yang bermanfaa baginya ibarat mewakilkan untuk mendapatkan hibah, mendapatkan sedekah dan sebagainya.
Sedangkan syarat wakil adalah:
  1. Cakap hukum,
  2. Dapat mengerjakan kiprah yang diwakilkan kepadanya,
  3. Wakil yaitu orang yang didiberi amanat.
Kedua, objek kesepakatan (at-Taukil), ialah tindakan yang dikuasakan. Syarat objek kesepakatan yaitu perbuatan yang boleh digantikan oleh orang lain harus jelas, sanggup diwakilkan, dan tidak berperihalan dengan syariat islam, ibarat jual beli, pemindahan pinjaman, tanggungan, tiruana bentuk transaksi, serikat dagang, pemdiberian kuasa, pemdiberian penghasilan, dan lain-lain.
Objek kesepakatan tidak dibolehkan pada ibadah badaniah dan dibolehkan pada ibadah-ibadah yang bersifat harta ibarat zakat, shadaqah, dan haji.
Ketiga, shighah, ialah pernyataan dari kedua belah pihak (ijab qabul). Penerimaan diri sebagai peserta kuasa sanggup dilakukan dalam bentuk lisan, tulisan, maupun isyarat.
®
Kepustakaan:
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001). M. Nur Yasin, Hukum Ekonomi Islam, (Malang: UIN Malang Press, 2009). Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid 3: Analisa Fiqh Para Mujtahid, (Jakarta: Pustaka Amani, 2007).