Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kekurangan Dan Kelebihan Takwil

Takwil sebagai memalingkan lafadz dari ihtimal (predikat penderita) yang besar lengan berkuasa kepada ihtimal yang dikuatkan bagi dalil yang berkaitan dengannya, sekaligus yaitu sisi lain dari majaz dan mempunyai keterkaitan dengan hermeneutika, juga mempunyai kelebihan dan belum sempurnanya. Berikut kelebihan dan belum sempurnanya takwil:
Kelebihan takwil
Pertama, mempunyai ruang lingkup yang luas. Karena ta'wil yang masuk pada tafsir bi al-Ra’yi, sehingga ia sanggup dikembangkan dalam banyak sekali corak sesuai dengan keahlian masing-masing penafsir. Ahli bahasa, menerima peluang yang luas untuk menafsirka al-Quran dari segi kebahasaan, menyerupai tafsir al-Nasafi karangan Abu al-Su’ud, jago qiraat menyerupai Abu Hayyan, mengakibatkan qiraat sebagai titik tolak penafsirannya. Dan sanggup menampung banyak sekali inspirasi dan gagasan dalam upaya menafsirka al-Quran.
Kedua, memuat banyak sekali ide. Penafsir relatif mempunyai kebebasan dalam memajukan ide-ide dan gagasan gagasan gres dalam penafsiran al-Quran.
Adapun Kekurangan takwil, yaitu
Pertama, mengakibatkan petunjuk al-Quran menjadi parsial, yaitu al-Quran terasa seolah-olah mempersembahkan anutan yang tidak utuhdan tidak konsisten sebab penafsiran yang didiberikan pada ayat-ayat lain yang sama dengan lainnya. Yang biasanya dikarenakan oleh si penafsir itu sendiri yang urang memperhatikan ayat-ayat yang menyerupai atau sama sebab memang tidak diharuskan memperhatikan pada ayat-ayat yang lain.
Kedua, melahirkan penafsiran subyektif. Dari pemdiberian peluang yang luas pada mufassir untuk mengemukakan ide-ide atau pemikiranya. Sehingga terkadang mufas sir tidak sadar bahwa ia sudah menafsirkan secara subyektif dan juga menafsirkan sesuai dengan hawa nafsunya tanpa mengindahkan norma-norma yang berlaku.
Ketiga, dimungkinkan masuk pemikiran israiliyat. Hal ini dikarenakan tidak membatasi mufassir dalam mengemukakan ide-idenya, sehingga banyak sekali pemikiran sanggup masuk kedalaman, menyerupai pemikiran israiliyat.
®
Kepustakaan:
Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Quran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2000).