Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Berpikir Integratif; Inteligensi Spiritual

Berpikir integratif terjadi saat otak mencari arti, melaksanakan penginderaan dan memahami segala hal yang dialaminya. Proses berpikir ini berlangsung saat terjadi getaran khusus 40 megahertz pada seluruh bab otak dan mendasari ditemukannya inteligensi spiritual. Gejala ini ialah dasar fisiologis untuk menyatakan adanya inteligensi spiritual.
Pasangan suami istri Ian Marshall dan Danah Zohar mendefinisikan intelligensi spiritual sebagai inteligensi untuk menghadapi dilema makna atau value, yaitu inteligensi untuk menempatkan dan menilai sikap dan jalan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya. Seseorang yang mempunyai inteligensi spiritual yang tinggi, mempunyai tingkat kesadaran diri yang tinggi, bisa menghadapi dan memanfaatkan penderitaan dan rasa sakit, mempunyai visi, mempunyai kemampuan untuk melihat hal-hal yang tidak sama dan berpandangan holistik.
Inteligensi ini tidak identik dengan agama formal. Inteligensi ini yaitu spirituality, bukan organized religion. Karena itu, inteligensi ini tidak milik satu agama.
®
Kepustakaan:
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi, terj. Alex. Tri Kantjono Widodo, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999). Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam: Paradigma Humanisme Teosentris, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005).