Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nilai Dasar Ekonomi Islam

Bangunan ekonomi Islam dibangun atas lima nilai dasar ekonomi Islam yang bersifat universal, yakni tauhid (keimanan), adl (keadilan), nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerintah), dan ma'ad (hasil). Dari tiruana nilai dan prinsip tersebut ada bangunan yang memayungi ketiruananya, yakni konsep akhlak.
Tauhid
Tauhid ialah keyakinan bahwa tidak sesuatupun yang layak disembah selain Allah. melaluiataubersamaini tauhid insan menyaksikan bahwa “Tidak sesuatupun yang layak disembah selain Allah” dan “Tidak ada pemilik langit, bumi dan isinya, selain daripada Allah.”
Karena itu segala acara insan dalam hubungannya dengan alam dan sumber daya serta insan (muamalah) dibingkai dengan kerangka relasi dengan Allah. Karena kepada Allah insan akan mempertanggungjawabankan segala perbuatan, termasuk acara ekonomi.
Adl (Keadilan)
Adl atau dalam bahasa Indonesia ialah keadilan ialah nilai paling asasi dalam pedoman agama Islam. Secara garis besar keadilan sanggup didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana terdapat kesamaan perlakuan di mata hukum, kesamaan hak kompensasi, hak hidup secara layak, hak menikmati pembangunan, dan tidak adanya pihak yang dirugikan serta keseimbangan dalam setiap aspek kehidupan.
Implikasi ekonomi dari nilai ini ialah bahwa pelaku ekonomi tidak dibolehkan untuk mengejar keuntungan pribadi jikalau hal itu merugikan orang lain atau merusak alam. Nilai keadilan sangat penting dalam pedoman Islam termasuk dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi. Untuk itu harus diterapkan dalam kehidupan ekonomi ibarat proses distribusi, produksi, dan lain sebagainya. Keadilan juga harus diwujudkan dalam mengalokasikan sejumlah hasil kegiatan ekonomi tertentu bagi orang yang tidak bisa memasuki pasar, melalui zakat, infaq dan hibah.
Nubuwwah (Sifat-sifat Teladan Nabi)
Allah mengutus para nabi dan Rasul untuk memberikan petunjuk dari Allah kepada insan tentang bagaimana hidup yang baik dan benar di dunia, dan mengajarkan jalan untuk kembali ke asal-muasal segala sesuatu yaitu Allah. Fungsi Rasul ialah untuk menjadi model terbaik yang harus diteladani insan semoga mendapat keselamatan di dunia dan akhirat. Sifat-sifat utama Nabi yang harus diteladani oleh tiruana umatnya dalam menjalankan acara ekonominya di antaranya ialah sidiq, amanah, tabligh dan fatonah.
Khilafah
Nilai khilafah secara umum berarti tanggung balasan sebagai pengganti utusan Allah di alam semesta. Konsep khilafah secara umum sanggup didefinisikan sebagai amanah dan tanggung balasan insan terhadap apa-apa yang sudah dikuasakan kepadanya, dalam bentuk sikap dan sikap insan terhadap Allah, sesama, dan alam semesta.
Makna khilafah dalam ekonomi Islam sanggup dijabarkan dalam beberapa pengertian. Dalam ekonomi Islam nilai khilafah sanggup diterapkan dengan tanggung balasan berperilaku ekonomi dengan cara yang benar. Suatu usaha pemilikan, pengelolaan, ataupun memanfaatkan sumber daya yang tidak benar akan bisa membuat kerusakan pada lingkungan baik kerusakan yang imbas pribadi maupun kerusakan yang gres akan dirasakan akhirnya setelah beberapa dekade kemudian.
Ma'ad (Hasil)
Walaupun sering diterjemahkan sebagai kebangkitan tetapi secara harfiah, ma'ad berarti kembali. Allah menegaskan bahwa insan diciptakan untuk berjuang. Dan usaha ini akan mendapat ganjaran, baik di dunia maupun di akhirat. Perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan yang berlipat-lipat, sedangkan perbuatan jahat dengan eksekusi yang setimpal. Karena itu, ma'ad juga diartikan sebagai imbalan atau ganjaran.
Implikasi nilai ini dalam kehidupan ekonomi Islam ialah motivasi para pelaku bisnis ialah untuk mendapat laba, baik keuntungan di dunia maupun di akhirat. Karena itu konsep profit mendapat legitimasi dalam Islam.
Kepustakaan:
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007).