Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sekilas Wacana Naluri (Insting)

Setiap kelakuan insan lahir dari suatu kehendak yang digerakkan oleh naluri (insting). Naluri ialah watak yang dibawa insan semenjak lahir, jadi ialah suatu pembawaan asli. Insting (naluri), dalam bahasa Arab disebut garizah atau fitrah.
Di antara hebat mempersembahkan pengertian naluri atau insting sebagai diberikut:
Naluri ialah sifat yang sanggup menyebabkan perbuatan yang memberikan pada tujuan dengan terpikir lebih lampau kearah tujuan itu tanpa dilampaui tes perbuatan itu.
Dalam ensiklopedia arti dari naluri yaitu menyangkut pola-pola prilaku dan respon-respon yang komplek, tidak di pelajari, muncul begitu saja dari kelahiran seseorang, dan diperoleh oleh bebuyutan (secara filogenetik). Naluri muncul sebagai karakteristik yang dimiliki suatu makhluk, contohnya binatang dalam menghadapi lingkungan untuk memungkinkan kelangsungan hidupnya, naluri juga terdapat pada prilaku insan yang adakala muncul pada situasi tertentu dan susah dijelaska dasar-dasar timbulnya.
Dalam kajian psikoanalisis, naluri diartikan sebagai tenaga psikis di bawah sadar (id), yang dibagi atas (1) naluri kehidupan (eros), kecenderungan dan dorongan untuk mempertahankan kehidupan dan keturunan; (2) Naluri selesai hidup (thanatos), kebalikan dari naluri kehidupan, dorongan untuk merusak, aksi yang berakar pada libido, baik keluar (sadisme) maupun kedalam (masakisme). Hal tersebut sesuai diungkapkan didalam engkaus lengkap psikologi, insting yaitu suatu reaksi yang komplek dan tidak dipelajari (terlebih lampau), yang menjadi sifat-sifat khas suatu species, ibarat membangun masukang pada tawon.
Setiap kelakuan insan lahir dari suatu kehendak yang dipergerakkan oleh naluri (insting). Naluri ialah watak yang dibawa insan semenjak lahir, jadi ialah suatu pembawaan asli. Hal ini termasuk medan pembahasan psikologi, dalam ilmu akhlak, pengertian wacana naluri ini sangat penting, alasannya para hebat etika tidak merasa memadai jika spesialuntuk menilik tindak tanduk lahir dari insan saja, melainkan merasa perlu juga menilik latar belakang kejiwaan yang mempengaruhi dan mendorong suatu perbuatan.
Dalam kekerabatan ini, ahli-ahli psikologi membuktikan aneka macam naluri (insting) yang ada pada insan yang menjadi pendorong tingkah lakunya, di antaranya:
Naluri makan (nutritive instinct): bahwa begitu insan lahir sudah membawa suatu hasrat makan tanpa didorong oleh orang lain. Buktinya begitu bayi lahir, eksklusif mencari tetek ibunya dan pada waktu nitu juga sanggup mengisap air susu ibu tanpa diajari lagi.
Naluri berjodoh (seksual instinct): pria menginginkan perempuan dan perempuan ingin berjodoh dengan laki-laki, dalam al-Quran disebutkan:
Dihiaskan kepada manusia, menyayangi sahwat (keinginan nafsu), ibarat perempuan-perempuan, bawah umur dan harta benda yang banyak, dari emas, perak, kuda yang bagus, binatang-binatang ternak dan tanaman-tanaman. melaluiataubersamaini demikian itulah kesukaan hidp di dunia ini dan di sisi Allah swt daerah kembali yang sebaik-baiknya (yaitu surga). (Q.S. Ali Imran:14).
Naluri keibu-bapakan (paternal instinct): watak kecintaan orang renta kepada anaknya dan sebaliknya kecintaan anak kepada orang tuanya. Jika seorang ibu tahan menderita dalam mengasuh bayinya, kelakuanya itu didorong oleh naluri tersebut.
Naluri berjuang (combative instinct): watak insan yang cenderung mempertahankan diri dari gangguan dan tantangan. Jika seoranmg diserang oleh musuhnya, maka beliau akan membela diri.
Naluri ber-Tuhan, yaitu watak insan mencari dan merindukan penciptaannya yang mengatur dan mempersembahkan rahmat kepada-Nya, naluri ini disalrkan dalam hidup beragama.
Selain daripada kelima insting tersebut, masih banyak lagi insting yang sering dikemukakan oleh para hebat psikologi, misalnya: insting memiliki, insting ingin tahu dan memdiberi tahu, insting takut, insting suka bergaul, dan insting meniru.
®
Kepustakaan:
Abdul Aziz El-Quussy, Pokok-pokok Kesehatan Jiwa/Mental, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974). Samuel Seito, Psikologi Pendidikan (mengutamakan segi-segi perkembangan), (Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 1994).