Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teknik Pengujian Validitas

Analisis terhadap tes hasil suatu kegiata sebagai suatu totalitas sanggup dilakukan dengan dua cara. Pertama, analisi yang dilakukan dengan jalan berfkir secara rasional atau dengan penganalisisan dengan memakai logika (logical analysis). Kedua, analisis yang dilakukan dengan mendasarkan diri kepada kenyataan empiris, imana penganlisisan dilaksanakan dngan memakai empirical analysis.
Untuk sanggup memilih apakah tes hasil sudah mempunyai validitas rasional ataukah belum, sanggup dilakukan penelusuran dari segi isinya (content), dan dari segi susunan dan konstruksinya (construct).
Sedangkan untuk mengetahui apakah tes sudah mempunyai validitas empiris ataukah belum, sanggup dilakukan penelusura dari dua segi, yaitu dari segi daya ketepatan meramalnya (prediktive validity) dan daya ketepatan bandingnya (concurrent validity).
Kemudian untuk melaksanakan pengujian validitas ramalannya dengan krierium yang sudah ditentukan itu, cara yang sreing dipakai yaitu dengan menerapkan Teknik Analisis Korelasi Product Momen dari Kerl Pearson. Selanjutnya untuk melaksanakan pengujian validitas bandingan juga sanggup menerapkan metode yang sama dengan validitas ramalan.
Sedangkan untuk menguji validitas butir, bahwa sebutir soal sanggup dikatakan sudah mempunyai validitas yang tinggi atau sanggup ditetapkan valid, kalau skor-skor pada butir soal yang bersangkutan mempunyai kesesuaian dan kesejajaran arah dengan skor totalnya; atau dengan bahasa statistik: Ada hubungan positif yang signifikan antara skor butir dengan skor totalnya. Skor total disini berkedudukan sebagai variabel terikat (dependent variable), sedangkan skor butir berkedudukan sebagai variabel bebas (independent variable).
melaluiataubersamaini demikian, maka untuk hingga pada kesimpulan bahwa butir-butir yang ingin diketahui validitasnya, yaitu valid ataukah tidak, kita sanggup memakai metode hubungan sebagai metode analisisnya. Sebutir soal sanggup ditetapkan valid, apabila skor butir yang bersangkutan terbukti mempunyai hubungan yang positif, yang signifikan dengan skor totalnya. Seperti diketahui, pada tes obyektif maka spesialuntuk ada dua kemungkinan jawabanan, yaitu betul dan salah. Setiap butir soal yang dijawaban dengan betul umumnya didiberi skor 1 (satu), sedangkan untuk setiap jawabanan yang salah didiberikan skor 0 (nol). Jenis data ibarat ini dalam dunia ilmu statistik dikenal dengan nama data diskret murni atau data dikotomik.
Sedangkan skor total yan dimiliki oleh masing-masing individu testee yaitu ialah hasil penjumlahan dari setiap skor yang dimilki oleh masing-masing butir soal yaitu ialah data kontinyu.
Menurut teori yang ada, apabila variabel I berupa data kontinyu (skor hasil tes), sedangkan variabel II berupa data diskrit murni (betul atau salahnya testee dalam menjawaban), maka hubungan yang sempurna untuk dipakai dalam mencari hubungan antara variabel I dengan variabel II yaitu metode hubungan point biserial (rpbis).
®
Kepustakaan:
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2003).