Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Komponen Dan Ciri Perilaku Dalam Psikologi

Sikap sebagai kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek tersebut, mempunyai komponen yang membentuk struktur sikap. Menurut Bimo Walgito, tiga komponen yang membentuk struktur sikap. yaitu:
Komponen Kognitif (komponen Perseptual)
Adalah komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan yaitu hal-hal yang berafiliasi dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap obyek sikap.
Komponen Afektif (komponen emosional)
Adalah komponen yang berafiliasi dengan rasa senang/ tidak bahagia terhadap obyek sikap. Rasa bahagia yakni hal positif, sedangkan rasa tidak bahagia yakni hal yang negatif.
Komponen Konatif (komponen sikap atau action component)
Adalah komponen yang berafiliasi dengan kecenderungan bertindak terhadap obyek sikap. Komponen ini mengatakan intensitas sikap yaitu mengatakan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap obyek sikap.
Predisposisi untuk bertindak bahagia atau tidak bahagia terhadap obyek tertentu mencakup beberapa aspek tiga komponen tersebut. Komponen kognitif akan menjawaban pertanyaan, apa yang dipikirkan atau dipersepsikan tentang objek. Komponen afektif menjawaban pertanyaan, tentang apa yang dirasakan (senang atau tidak senang) terhadap obyek dan komponen konatif akan menjawaban pertanyaan bagaimana kesediaan atau kesiapan untuk bertindak terhadap obyek.
Ketiga komponen tersebut tidak sanggup bangun sendiri, akan tetapi mengatakan bahwa insan yakni suatu sistem kognitif. Ini berarti bahwa apa yang dipikirkan seseorang tidak akan terlepas dari perasaannya. Masing-masing komponen tidak bangun sendiri, namun yakni interaksi dari komponen-komponen tersebut secara kompleks.
Sedangkan terkena ciri dari sebuah sikap, Gerungan dalam bukunya Psikologi Sosial sebut lima ciri-ciri sikap diantaranya:
Pertama: Sikap tidak dibawa semenjak lahir, tetapi dibuat atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam korelasi dengan obyeknya.
Kedua: Sikap sanggup berubah-ubah, sebab itu sikap sanggup dipelajari orang atau sebaliknya sikap sanggup berubah-ubah pada seseorang jika terdapat keadaan-keadaan atau syarat-syarat tertentu yang mempergampang berubahnya sikap pada orang itu.
Ketiga: Sikap tidak sanggup bangun sendiri, tetapi senantiasa mengandung korelasi tertentu terhadap suatu obyek, dengan kata lain, sikap terbentuk, dipelajari atau berubah, senantiasa berkaitan dengan suatu obyek tertentu yang sanggup dirumuskan dengan jelas.
Keempat: Obyek sikap sanggup yakni suatu hal tertentu, tetapi sanggup pula yakni kumpulan dari hal-hal tersebut. Kaprikornus sikap sanggup berkaitan dengan satu obyek dan juga berkaitan dengan sederetan obyek yang serupa
Kelima: Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan. Segi motivasi disini berarti segi dinamis menuju suatu tujuan atau berusaha mencapai suatu tujuan. Sikap yakni suatu pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan bertindak sesuai dengan pengetahuannya itu. Segi perasaan disini berarti bahwa sikap terhadap obyek tertentu akan selalu diikuti oleh perasaan tertentu yang sanggup bersifat kasatmata tetapi juga sanggup bersifat negatif terhadap obyek tersebut.
®
Kepustakaan:
Bimo Walgito, Psikologi Sosial, (Yogyakarta: Andi, 1999). Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Ereso, 2004).