Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Puisi Romantika - Saat Cinderella Menemukan Cinta

INIRUMAHPINTAR - Berikut ini yaitu sebuah puisi bertema romantika yang berjudul Ketika Cinderella Menemukan Cinta. Puisi ini mengandung makna yang sangat mendalam, dan setiap pembaca akan mempunyai kesan tidak sama-beda. Perbedaan persepsi inilah yang menjadi cita rasa penggugah sastra untuk terus merasakan makna demi makna sesuai alur dongeng mereka sendiri.

Ketika Cinderella Menemukan Cinta
karya : Ahn Ryuzaki

Biarkan suaranya mengudara,
Menembus ruang rindu di angkasa,
Melintasi dunia dan jagad raya,
Demi wujudkan cinta.

Biarkan hatinya menyepi,
Hadapi angin puting-beliung sendiri,
sumber ilustrasi : pixabay.com
Menepikan sedih dan pedih,
Hempaskan perih di sanubari.

Hati tiada terpilih,
Memilih tiada berhati,
Siapa tahu ada apa dan bagaimana
Beradu tawa tanpa se-iya sekata,

Menanti tiada yang pasti,
Menunggu tertinggal waktu,
Kalah dalam melangkah,
Sesal selesai tiada guna.

Semoga tiruana salah menerka,
Jika senang milik cinderella,
Tiada lagi air mata sandiwara,
Hingga datang penghujung masa.

Makna di balik Puisi 

Telah dikatakan di paragraf pengantar bahwa puisi ini memungkinkan terjadinya perbedaan persepsi. Idealnya sebuah karya sastra ibarat puisi memang demikian adanya. Selalu ada makna di balikk makna atau persepsi di balik persepsi. Semua bergantung pada daya tangkap imajinasi pembaca sebagai apresiator. Dan yang tak kalah pentingnya yaitu kondisi emosi di ketika membaca. Semakin bijak hati membaca, semakin jernih pesan tersampaikan. Karena itu, tidak sama pemaknaan tidaklah apa-apa. Toh, kita masih ber-bhinneka tunggal ika. Beda tapi tetap satu jua. Tos!

Selanjutnya, mari kita simak pemaknaan sebetulnya dilihat dari sudut pandang penulis sendiri diberikut ini:

Di bait pertama, penulis mengawalinya dengan berserius pada objek suara ditambah akhiran -nya. Itu berarti ada sosok makhluk bernyawa yang menjadi acuan bunyi tersebut. Siapakah gerangan pemilik bunyi itu? dialah Cinderella. Siapa nama sesungguhnya? Dimana rumahnya? Jawabannya adalah...Tidak akan mungkin terjawaban sebab pertanyaan ini menyangkut privasi seseorang. Cukuplah kita menangkap maksud bait pertama ini bahwa Cinderella sudah memperoleh kebahagiaan. Rasa senang yang berlimpah. Digambarkan dengan larik melintasi dunia dan jagad raya menyiratkan makna bahwa rasa senang sang putri Cinderella begitu luar biasa. Kemudian ditutup dengan kata pamungkas, Cinta. Itu artinya, Cinderella sudah menemukan kepingan hatinya, jiwanya dan separuh hidupnya. Pencariannya sudah sampai. Rupanya inilah yang menciptakannya begitu gembira. Dan tentu saja, siapapun yang melihatnya ikut bahagia, termasuk sang penulis.

Di bait kedua, penulis menggambarkan keadaan putri Cinderella yang sekarang sudah tidak sama. Keadaannya berubah. Itu alamiah. Kini, Cinderella sudah menemukan peraduan cinta dimana hatinya berlabuh. Kata menyepi tidaklah bermakna bahwa Cinderella merasakan kesepian. Melainkan ilustrasi kebahagiaan Cinderella bersama Pangerannya yang menyatu menjadi satu, sepi, di alam mereka sendiri. Dulu tiruana suka dan sedih dihadapi bersama kawan, kawan, teman dekat, atau apapun sebutannya. Sekarang ada yang menemani. Selalu ada setiap saat. Rasa perih dan kegalauan hati terlampau sudah berangsur-angsur pulih menjadi buih romantika antar dua insan yang dimabuk asmara. Tampaknya, Cinderella bukan spesialuntuk sekedar menemukan seorang tambatan hati, melainkan seorang kekasih infinit yang sudah usang dinanti.

Di bait ketiga, penulis sempat merasakan sedikit keraguan atas pilihan Cinderella. Takut, bila pilihannya itu bukan sebab benar-benar bulat. Khawatir, bila penampakan seremoni kebahagiaan Cinderella dan pangerannya spesialuntuk tampak tiruan, rapuh, praktis tersapu ombak kesentidakboleh kesetiaan. Dari larik ketiga, penulis juga mengirimkan pesan insting yang serba salah. Di satu sisi, dirinya khawatir Cinderella spesialuntuk menutup sedih dengan tawa terpaksa. Di sisi lain, dirinya berharap biar khawatir hilang. Penulis berusaha meyakinkan dirinya bahwa beliau tidak tahu apa-apa. Mungkin memang Cinderella sudah tetapkan pilihan yang tepat di masa yang tepat. 

Di bait keempat, rasa penamasukan penulis terjawaban sudah. Tampaknya bait ini memperjelas segala rasa penamasukan. Dugaan pun sudah seirama dengan fakta. Cinderella menutup kisahnya dengan membungkam segala impian dari mana-mana. Kejelasan yaitu tujuan niscaya meski harus merayap dari tiruanla. Begitulah kira-kira. Cinderella kelihatannya pernah bergantung dengan ketidakpastian. Sesuatu yang seakan sudah menjatuhkannya dari langit ke permukaan bumi. Hingga dirinya kemudian tidak lagi peduli dengan siapa-siapa, kecuali pangeran yang benar-benar memilihnya, bukan mengkhianatinya. 

Di bait kelima, penulis ikut berharap, biar Cinderella benar-benar mencapai penutupan cinta. Cinta yang membawanya tepat hingga selesai masa. Agar tiruana keraguan dan sinisme orang-orang menguap tanpa bayangan. Menciptakan kelegaan tiada tara melihat Cinderella senang sebenar-benarnya. Bahagia yang tak bisa penulis sampaikan, gambarkan, wakilkan, dan hantarkan sebelumnya. Lagi pula, penulis sudah usai kiprahnya dalam skenario penciptaannya. Meski sudah gagal satu kali, membiarkan Cinderella terperosok dalam jurang, penulis senantiasa mendoakan biar seluruh sandiwara lenyap selenyap-lenyapnya, berganti kenyataan, kepastian, dan kebersamaan. 

Apa pesan moral dari puisi ini?

Puisi romantika ini mempunyai banyak pesan berharga untuk kita renungi bersama. Satu, kegagalan cinta yaitu masa lalu. Banyak orang yang merasakannya. Meski tidak sedikit juga yang rela bersabar untuk tidak menjalani kemungkinan penyebabnya. Ketika cinta gagal sebab tidak tabah tetapkan pilihan, apalagi bila yang terpilih yaitu orang yang salah, maka hidup benar-benar seakan neraka. Oleh sebab itu, puisi ini mengajarkan kita biar berhati-hati tetapkan pilihan hidup sebab tidak tiruana pangeran itu pantas bertahta, dan tidak tiruana kesatria itu tak punya singgasana. Lebih baik bersabar untuk kepastian daripada menentukan kemanisan berseragam patung buah maja (pahit).

Dua, pesan lai yang patut kita renungkan yaitu apa yang kita rasakan yaitu hasil keputusan kita sendiri. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Di dalam kisah Cinderella misalnya, mungkin saja ada Pangeran lain yang lebih baik sedang memperjuangkannya tetapi bila takdir berkata lain, siapa bisa mengelak. Takdir menggerakkan hati Cinderella untuk tetapkan pilihan dengan jalan yang tidak sejalan dengan Pangeran yang memperjuangkannya. Akhirnya, jawabanan hadir. Pangeran yang membisu dalam berjuang diputuskan masa penciptaannya untuk Cinderella. Yang terpilih yaitu pangeran yang menampakkan diri bukan yang bersembunyi. Namun, tiruana sudah tertulis dalam suratan. Semua rencana Tuhan niscaya terjadi. Cinderella menemukan cintanya bersama pangeran pejuangnya. Sementara pangeran pejuang lain diputuskan jalannya menuju tujuan penciptaannya.

Jadi, secara keseluruhan puisi romantika ini bukan spesialuntuk mengajarkan kita bagaimana menyayangi tetapi juga bagaimana menjalani percintaan. Takdir cinta tiada yang tahu. Kepastian selalu nyaris hilang di pijakan manusia. Oleh sebab itu, lebih baik menjalani cinta dengan cara yang sudah diputuskan-Nya biar bila tidak sesuai suratan, rasa sakit bisa terhindarkan. Bukankah dalam agama sudah diputuskan juga bahwa perempuan tidak baik akan berjumpa dengan laki-laki tidak baik-baik sedangkan perempuan baik-baik yaitu pasangan laki-laki baik-baik. Pezina untuk pezina, penjaga hati untuk penjaga hati. Semua pantas memetik buah dari pohon yang ditanamnya dan bergantung seberapa tabah dan tabah memelihara dan memupuknya hingga siap sedia. 

Puisi Romantika berjudul Ketika Cinderella Menemukan Cinta ini spesialuntuklah ukiran pena selembar kisah anak insan dalam mencari cinta. Semua perempuan sanggup menjadi Cinderella. Dan Cinderella yang mahir yaitu yang berhasil menentukan pangeran yang benar-benar jodohnya. Pertanyaan yang belum terjawaban yaitu ada korelasi apa sang penulis dengan Cinderella? mengapa begitu peduli dengan kebahagiaannya. Apakah beliau yaitu pangeran pejuang dalam membisu itu? ataukah penulis yang bergelar malaikat penjaga hati sekaligus pengawal Cinderella menemukan cinta sejatinya?☺