Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Definisi, Jenis, Ciri, Macam, Fungsi, Referensi Nilai Sosial

INIRUMAHPINTAR - INI klarifikasi lengkap tentang Definisi, Jenis-jenis, Ciri-ciri, Macam, Sifat, dan misal Nilai Sosial. Pembahasan ini akan menjawaban pertanyaan apa pengertian/definisi nilai sosial?, sebutkan jenis-jenis, ciri-ciri, dan macam-macam nilai sosial?, Bagaimana sifat norma dan nilai sosial sebagai anutan perilaku?, serta sebutkan rujukan nilai sosial dalam kehidupan?

Definisi / Pengertian Nilai Sosial

Dalam arti sederhana, nilai sanggup diartikan sebagai penghargaan yang didiberikan masyarakat terhadap segala sesuatu yang baik dan benar. Sedangkan berdasarkan Robert M.Z. Lawang, nilai yakni citra terkena apa yang diinginkan, pantas, berharga, dan mensugesti sikap sosial orang-orang yang mempunyai nilai tersebut.

Untuk memahami lebih terperinci, diberikut ini yakni definisi/pengertian nilai sosial berdasarkan para ahli:
  1. Menurut Kimbali Young, nilai sosial yakni perkiraan abnormal dan sering tidak disadari tentang apa yang benar dan apa yang penting.
  2. Menurut A.W.Green, nilai sosial yakni kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek, inspirasi dan orang perorangan.
  3. Menurut Woods, nilai sosial ialah petunjuk-petunjuk umum yang sudah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laris dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, berdasarkan konsep-konsep di atas definisi/pengertian lengkap nilai sosial sanggup dirumuskan sebagai petunjuk, arahan, dan anutan abnormal tentang segala sesuatu yang menempel dalam diri manusia, berfungsi memilah kebaikan dan keburukan dalam rangka menghasilkan kenyamana, kedamaian dan ketenangan. 

Kedudukan dan Proses Pembentukan Nilai Sosial dalam Masyarakat

sumber ilustrasi : Flickr
Nilai sosial yang tumbuh dan terbentuk di masyarakat sangat bervariasi. Aneka ragam nilai sosial-budaya oleh kalangan ilmuwan sosial sudah diupayakan untuk dikelompokkan. Kendati demikian, pada risikonya pengelompokan dan kategorisasi nilai budaya tersebut tidak sama antara satu dengan yang lainnya.

Di dalam kehidupan bermasyarakat sebagaimana yang dikaji dalam ilmu sosio-antropologi, aneka macam sumber dipakai sebagai sumber nilai. Di antara nilai tersebut yakni orang tua, guru, mitra sebaya, dan diri sendiri. Dalam proses perkembangan dan pengembangannya, nilai sosial ini dipengaruhi oleh lingkungan alam dan lingkungan sosial itu sendiri.

Kesimpulannya, kedudukan nilai sosial di dalam masyarakat itu berguakaragam dan proses pembentuknya dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

Jenis-jenis Nilai Sosial

Menurut Prof. Dr. Notonegoro, nilai-nilai sosial terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
  1. Nilai material, yakni segala sesuatu yang bermanfaa bagi jasmani (unsur fisik) manusia. misal: makanan, minuman, dan pakaian.
  2. Nilai vital, yakni segala sesuatu yang bermanfaa bagi insan dalam melaksanakan segala kegiatan keseharian. misal: pulpen, laptop, ponsel, bajak, cangkul, traktor, spidol, dsb
  3. Nilai kerohanian, yakni segala sesuatu yang bekerjasama dengan kebutuhan rohani manusia, seperti:
    • Nilai kebenaran yang bersumber dari budi manusia. misal: nalar, rasio, budi, cipta, dsb
    • Nilai kebenaran yang bersumber dari unsur perasaan manusia. misal: estetika
    • Nilai kebenaran yang bersumber dari unsur kehendak/kemauan. misal: karsa, etika, dsb
    • Nilai kebenaran yang bersumber dari revelasi (wahyu) dari Tuhan. misal: Taurat, Sabur, Injil, Alquran, dsb
Menurut Sutan Takdir Alisyahbana (1982) dikala membuktikan kebudayaan orisinil Indonesia sebut ada enam nilai, yaitu:
  1. Nilai ekonomi, didefinisikan sebagai tujuan untuk menggunakan atau menggunakan benda-benda dan kejadian-kejadian secara efektif bagi kehidupan manusia.
  2. Nilai teori, didefinisikan sebagai proses penilaian secara adil terkena identitas benda-benda dan kejadian-kejadian alam sekitar.
  3. Nilai kuasa, didefinisikan sebagai kepuasan yang timbul dikala orang lain mengikuti norma dan nilai kita.
  4. Nilai solidaritas, didefinisikan sebagai proses saling menghargai dalam konteks interaksi dan komunikasi.
  5. Nilai estetika, didefinisikan sebagai nilai yang berkaitan keindahan.
  6. Nilai agama, didefinisikan sebagai penilaian pada keagungan Allah sebagai pencipta alam semesta dan seisinya.
Berbeda dengan pikiran Sutan Takdir Alisyahbana, Sondang P. Siagian sebut bahwa ada tujuh nilai, yaitu
  1. Nilai reaktif (fisiologis), yaitu mengatakan pada tindakan seseorang yang melaksanakan tindakan tertentu sebab bereaksi terhadap situasi tertentu yang dihadapinya demi tercapainya pemenuhan kebutuhan. misal: rasa lapar (butuh makan), rasa haus (butuh minum), rasa lelah (butuh istirahat)
  2. Nilai tribalistik, yaitu ketaaatan pada norma atau pimpinan secara mutlak. misal: pada masyarakat adat, dikala ketua suku mempersembahkan instruksi, masyarakat moral mengiyakan tanpa syarat kemudian mematuhinya secara penuh.
  3. Nilai ego-sentrisme (diri sendiri), yaitu sifat mementingkan diri sendiri. misal: seorang pengusaha yang gres mau bekerjasama dengan pihak tertentu jikalau kepentingannya terpenuhi.
  4. Nilai konformitas (penyesuaian), yaitu mau mendapatkan nilai-nilai pribadi orang lain. misal: mengerti dan menghormati ibadah penganut agama lain, menyerupai kebaktian di hari Minggu, dan adanya bunyi adzan 5 kali sehari semalam, dsb
  5. Nilai manipulatif, yaitu sifat memanfaatkan orang lain untuk kepentingan pribadi.
  6. Nilai sosiosentris (kepentingan organisasi), yaitu penempatan kebersamaan sebagai hal utama dan lebih penting dari nilai yang materialistik, manipulatif, dan konformitas. Nilai ini selalu mementingkan keberadaan orang lain.
  7. Nilai eksistensial (fleksibel, bijak, dan menghargai orang lain), yaitu mempunyai tingkat toleransi yang tinggi terhadap pandangan orang lain yang tidak sama dari pandangan sendiri. 

Ciri-ciri Nilai Sosial

Ciri-ciri nilai sosial yaitu:
  1. Sebagai konstruksi masyarakat yang tercipta dari hasil interaksi antar individu-individu dalam masyarakat.
  2. Tersebar di dalam kehidupan bermasyarakat (bukan bawaan individu semenjak lahir)
  3. Merupakan potongan dari perjuangan pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial insan (hasil sosialisasi dan proses belajar)
  4. Dapat mempersembahkan imbas terhadap perkembangan diri seseorang.
  5. Memiliki imbas tidak sama kepada individu-individu di dalam masyarakat.
  6. Memiliki keterkaitan satu sama lain dan dasar pembentuk sistem nilai.

Macam-macam Nilai Sosial

Terkait dengan klarifikasi di atas, maka ditinjau dari proses pembentukannya, nilai sosial sanggup terbagi menjadi dua macam, yaitu:
  1. Nilai yang sudah mendarah daging (internalized value), yakni nilai yang menyatu dengan kepribadian dan kebiasaan seseorang sehingga dalam pelaksanaannya tidak lagi melalui proses berpikir (bawa sadar). misal: rasa hormat terhadap ayah ibu, guru, atau orang yang lebih tua; rasa akung terhadap adik atau orang yang lebih muda; rasa penghambaan kepada Allah, dsb
  2. Nilai dominan, yakni nilai yang dianggap lebih penting dibanding nilai-nilai yang lainnya. Nilai ini terbentuk dari budaya penghormatan dan kearifan lokal masyarakat setempat. misal: Sikap masyarakat Jawa dikala menunjuk sesuatu yaitu menggunakan jempol (dominan di komunitas tertentu), sikap membungkuk seraya menurunkan ajun dikala lewat di depan orang yang dihormati (nilai lebih banyak didominasi di masyarakat bugis)
Selain itu, berdasarkan lingkungan terciptanya proses pembentukannya, nilai sanggup juga terbagi menjadi:
  1. Nilai sosial di lingkungan keluarga. misal implementasinya: berdoa sebelum dan setelah makan
  2. Nilai sosial di lingkungan sekolah. misal implementasinya: berdoa sebelum dan setelah belajar
  3. Nilai sosial di lingkungan bermasyarakat. misal implementasinya: menghargai tetangga
  4. Nilai adonan (perpaduan lebih dari satu nilai sosial). 
Semakin banyak nilai-nilai sosial yang diimplementasikan dengan baik, maka kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara menjadi lebih aman, tenteram, serta kokoh dalam persatuan dan kesatuan.

Sifat Norma dan Nilai Sosial sebagai Pedoman Perilaku

Dalam menjalankan fungsinya sebagai anutan sikap untuk memenuhi kebutuhan kehidupan, norma dan nilai sosial bersifat sebagai diberikut:
  1. Bersifat teoritis, pengertian nilai dan norma berdasarkan pendapat atau teori yang menjadi landasan untuk inovasi suatu kebenaran.
  2. Bersifat ekonomis, artinya kegunaan norma yang simpel bersifat hemat dan ekonomis.
  3. Bersifat estetis, artinya norma diberlakukan dengan baik dan mempersembahkan nilai estetis.
  4. Bersifat sosial, artinya norma dijalankan untuk kepentingan sosial dan masyarakat banyak.
  5. Bersifat politis, artinya norma mempunyai imbas dan dampak terhadap masyarakat banyak.
  6. Bersifat religius, artinya norma mencerminkan nilai keagamaan.

Sumber Referensi : 

  • Judul buku: Seri Panduan berguru dan penilaian Sosiologi SMP/MTs kelas VII, Pengarang: Vincentius Satu
  • Judul buku: Ujian Nasional 2008 Sosiologi SMA/MA, Pengarang: Sri Saptina H, Dwi Nugroho, dan M.A. Purwandari
  • Judul buku: Sosiologi untuk Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas X, Pengarang Kun Maryati dan Juju Suryawati, Tahun 2001, Penerbit Erlangga
  • Judul buku: Sosiologi untuk Kesehatan, Pengarang: Momon Sudarma, Tahun 2008, Penerbit: Salemba Medika, Jakarta
Demikianlah pembahasan lengkap tentang Definisi, Jenis, Ciri, Macam, Fungsi, misal Nilai Sosial. Semoga bermanfaa