Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Memanen Nasihat Dari Kisruh Ah0k Dan Nusr0n Wahid

INIRUMAHPINTAR - Bagaimana cara Memguan Hikmah dari Kisruh Ah0k dan Nusron Wahid? Baca dulu goresan pena ini. Berawal dari pernyataan perdebatanal yang diutarakan oleh Basuki Tjahaya Purnama atau Ah0k wacana surah Al Maidah 51 di hadapan masyarakat Kepulauan Seribu (27/09/2016), hingga konfrontasi Nusron Wahid yang memicu polemik ketika bertandang di aktivitas Indonesia Lawyers Club (11/10/2016), semakin memperjelas begitu memanasnya situasi sosial-politik Pilgub DKI Jakarta 2017.

Menanggapi kisruh ini, mulai dari masyarakat Jakarta, hingga masyarakat dari kota lain di seluruh Indonesia tanpa arahan ikut berkomentar melalui media massa dan jejaring sosial. Bahkan tokoh-tokoh ulama, da'i, ustadz, hingga sekelas kyai terpanggil menjadi garda terdepan menyikapi pernyataan Ah0k tersebut. 

Melalui video yang tersebar di Youtube dan banyak sekali media sosial, publik sudah mengetahui isi pernyataan Ah0k. Di video tersebut, Ah0k mengungkap program-program yang akan dijalankan di Pulau Seribu. Sesekali, masyarakat pun tertawa dengan joke-joke khas Ah0k.

Namun, di tengah-tengah pidatonya, Ah0k menyinggung sebuah ayat dari kitab Al-Quran, Al Maidah 51. Ternyata, inilah yang mengundang reaksi umat Islam. Ah0k dianggap tidak sepatutnya mengutip kitab suci agama lain sebagai kepingan pidato di depan publik, apalagi hingga melaksanakan tuduhan eksplisit atau penafsiran sendiri wacana keyakinan dan iman. 

Tidak usang berselang, reaksi tokoh-tokoh Islam menyerupai KH. Arifin Ilham, Ustadz Yusuf Mansur, dan Aa Gym terkuak di media massa. Mereka sangat mengecam dan merasa terusik dengan kelakuan Ah0k. Sejalan dengan hal tersebut, penulis buku Brili Agung ikut menyentil bahasa Ah0k dari sudut pandang Linguistik.

Bahkan, hingga sekarang sudah tercatat beberapa pihak melaporkan Ah0k ke polisi atas tuduhan penistaan agama. Termasuk di antaranya laporan dari Habib Novel Chaidir Hasan, Pemuda Muhammadiyah, FPI, Front Pancasila, Majelis Ulama Indonesia, Front Pembela Islam dan Aliansi 40.

Meskipun Ah0k sudah minta maaf, duduk masalah ini belum juga selesai. Salah satu aktivitas TV - Indonesia Lawyers Club (ILC) malahan mengangkat kisruh ini sebagai topik diskusi. Dalam aktivitas itu, MUI diwakili oleh Tengku Zulkarnain membacakan perilaku keagamaan bahwa:

1). Surah Al Maidah secara eksplisit meliputi larangan menentukan Kristen dan Yahudi sebagai pemimpin,

2). Ulama wajib memberikan isi surah Al Maidah 51 kepada umat Islam bahwa menentukan pemimpin muslim yaitu wajib,

3). Setiap orang Islam wajib meyakini kebenaran isi surah Al Maidah 51 sebagai panduan menentukan pemimpin,

4) Menyatakan bahwa kandungan isi Al Maidah 51 sebagai kebohongan yaitu haram dan termasuk penodaan terhadap Al-Quran,

5) Menyatakan bohong terhadap ulama yang memberikan dalil Al Maidah 51 wacana larangan menentukan non-muslim sebagai pemimpin yaitu penghinaan terhadap ulama dan umat Islam.

Tengku Zulkarnain meneruskan membaca surat keputusan MUI bahwa perkataan gubernur DKI Jakarta dikategorikan: 1) Menghina Al-Quran, dan/atau 2) Menghina Ulama - yang mempunyai konsekuensi hukum. Untuk itu MUI merekomendasikan:

1) Pemerintah dan masyarakat wajib menjaga harmoni kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,

2) Pemerintah wajib mencegah setiap penodaan dan penistaan Al-Quran dan agama Islam dengan tidak melaksanakan pembiaran atas perbuatan tersebut,

3) Aparat penegak aturan wajib menindak tegas setiap orang yang melaksanakan penodaan dan penistaan Al-Quran dan pedoman Islam serta penghinaan terhadap ulama dan umat Islam sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

4) Aparat penegak aturan diminta pro-aktif melaksanakan penegakan aturan secara cepat, tegas, proporsional, dan profesional dengan memperhatikan rasa keadilan masyarakat biar masyarakat percaya terhadap penegakan hukum,

5) Masyarakat diminta untuk tetap hening dan tidak melaksanakan agresi main hakim sendiri serta menyerahkan penanganannya terhadap penegak aturan disamping tetap mengawasi agresi penistaan agama dan melaporkan kepada yang berwenang.

Melengkapi perkataannya, Tengku Zulkarnain mengungkapkan bahwa untung saja umat Islam itu taat dengan akad (yaitu aturan negara) lantaran dalam Islam, orang menyerupai Ah0k ini harus dibunuh, disalib, dipotong kaki bersilangan, minimal diusir dari negeri ini (Al Maidah 33-34).

Beliau juga mengutip sebuah peribahasa melayu, Tangan Mencencang Bahu Memikul artinya orang jantan harus berani memikul dari konsekuensi tindakan dan ucapannya, sedangkan orang pengecut akan mencari kambing hitam.

Berseberangan dengan pendapat para ulama dan umat Islam pada umumnya, Nusr0n Wahid yang juga hadir di aktivitas ILC malam itu (11/10/2016) tampil berapi-api mendukung Ah0k dan menyalahkan reaksi para ulama. Kejadian ini pun semakin menambah rasa sakit di hati umat Islam.

Agar lebih mendalami, silahkan simak di video pilihan Tengku Zulkarnain di aktivitas Makna dan Peristiwa TV One : https://www.youtube.com/watch?v=KtQIDrpHAG8 dan video Tengku Zulkarnain wacana perilaku MUI di aktivitas ILC. 

PENUTUP

Sebagai penutup, tentu saja sebagai masyarakat negara Indonesia yang ber-bhinneka tunggal ika, penulis mengajak tiruana pihak untuk tidak mengakibatkan ini sebagai pemantik permusuhan antar umat beragama. Kisruh Ah0k dan Nusr0n Wahid ini ternyata ada hikmahnya. Setidaknya, publik sudah tahu siapa kawan, siapa lawan, dan siapa abu-abu. Topeng-topeng terbuka lebar dan oknum-oknum berwajah dua keluar dari masukangnya. Dari situ, umat Islam sanggup belajar, memguan hikmah, dan semakin yakin akan citra pemimpin yang ideal untuk DKI Jakarta. Mari renungkan makna dari ayat 149-151 surah Ali Imran diberikut ini:

Hai orang-orang yang diberiman, kalau engkau menta`ati orang-orang yang kafir itu, pasti mereka mengembalikan engkau ke belakang (kepada kekafiran), kemudian jadilah engkau orang-orang yang rugi. Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindungmu, dan Dia-lah sebaik-baik Penolong. Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan wacana itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk kawasan tinggal orang-orang yang zalim.  

Semoga goresan pena ini bermanfaa dan menginspirasi!