Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jenis-Jenis Paragraf, Contoh, Dan Pengembangannya

INIRUMAHPINTAR - Bagi pembaca yang berminat mengenal dan memahami lebih terperinci tentang Jenis-Jenis Paragraf, misal, dan Pengembangannya, diberikut ini pembahasan lengkapnya:

Ada majemuk jenis paragraf. Menurut Widyamartaya (1990), menurut daerah dan fungsinya, paragraf dibagi menjadi 3, yaitu paragraf pengantar, pengembang, dan penutup. Widyamartaya (1990) juga menyatakan bahwa dalam bentuk unit tulisan, paragraf sanggup dibagi menjadi paragraf naratif, deskriptif, ekspositoris, dan argumentatif. Penulis lain, Kgua (1988), menyatakan bahwa paragraf ekspositoris memuat fakta-fakta, ide-ide, dan keyakinan-keyakinan. Dari sudut pandang cara penalaran, paragraf dikategorikan sebagai paragraf induktif, deduktif, dan induktif-induktif. melaluiataubersamaini demikian, paragraf sanggup diklasifikasi menurut isi, tempat, dan fungsinya.

sumber ilustrasi : vimeo.com
Menurut Widyamartaya (1990:32), paragraf seharusnya mengandung buah pikiran yang dituangkan dalam sekelompok kalimat yang saling berkaitan dan ialah pengembangan suatu gagasan. Pemahaman yang sama tentang paragraf juga dikemukakan pada kegiatan pelajaran menulis di University of Chicago: The Little Red Schoolhouse (1995). Paragraf harus spesialuntuk memuat satu inspirasi pokok, yang dituangkan dalam kalimat pertama pada paragraf tersebut. Selanjutnya, inspirasi pokok dikembangkan dengan kalimat-kalimat diberikutnya hingga membentuk keterkaitan yang koheren. 

Tidak ada hukum baku terkena panjang paragraf, yang penting tidak terlalu pendek (kurang dari 50 kata), dan tidak terlalu panjang (lebih dari 300 kata).

Jenis paragraf sanggup dibedakan menurut letak gagasan utama, tujuan/isi, dan pola pengembangannya.

Jenis-Jenis Paragraf menurut Letak Gagasan Utama

Pada dasarnya, inspirasi atau gagasan utama ada pada kalimat utama. Kalimat utama dalam suatu paragraf berada pada beberapa posisi. Berikut ini pertolongannya:

1. Paragraf Deduktif
Pada paragraf deduktif, gagasan utama terdapat pada kalimat utama yang berada pada awal paragraf. Paragraf jenis ini menjabarkan dari hal yang umum ke hal yang spesifik atau khusus. Oleh lantaran itu, paragraf ini disebut juga dengan paragraf umum-khusus.
misal:
Semua orang sudah tahu penyebab banjir di Jakarta. Penyebabnya antara lain memmembuang sampah sembarangan, penebangan hutan secara berlebihan, dan buruknya terusan pengairan.

2. Paragraf Induktif
Pada paragraf induktif kalimat utama berada pada final paragraf. Paragraf ini menandakan dari hal yang bersifat khusus ke yang umum.
misal:
Masyarakat mempunyai kebiasaan memmembuang sampah sembarangan. Di tambah lagi dengan penebangan hutan secara hiperbola oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawaban. Belum lagi masih buruknya terusan dan pengawasan pengairan. Semua itu ialah itu penyebab banjir di Jakarta yang sudah diketahui oleh tiruana orang.

3. Paragraf Campuran (Deduktif-Induktif)
Pada paragraf adonan kalimat utama berada pada awal dan final paragraf. Paragraf ini menandakan hal yang umum ke yang khusus, kemudian ditegaskan kembali pada hal yang umum (luas).
misal:
Banjir di Jakarta disebabkan oleh beberapa hal. Hal-hal tersebut ibarat memmembuang sampah sembarangan, penebangan hutan secara berlebihan, dan buruknya terusan pengairan. Semua itu ialah penyebab banjir yang sudah umum dan diketahui oleh tiruana orang.

4. Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif ialah paragraf yang kalimat utamanya berada di tengah paragraf. Kalimat-kalimat yang berada di awal paragraf seperti ialah pengantar untuk menuju pada puncak. Hal yang dianggap puncak di sini ialah kalimat utamanya. Sesudah hingga penggalan puncak, penulis masih menambahkan kalimat-kalimat penjelas lagi. Itulah keunikan paragraf ineratif. Karena keunikannya itu, paragraf ineratif jarang ada. 
misal:
Etos kerja masyarakat Jepang sangat tinggi. Mereka juga sangat berdisiplin. Masalah disiplin ini sudah mendarah daging bagi mereka. Di mana-mana, baik di rumah, di jalan, di daerah umum, maupun di kantor, tiruananya sangat disiplin. Masyarakat Jepang memang layak diteladani. Mereka rajin membaca untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Di mana saja, asal ada peluang, mereka membaca. Bagi mereka, membaca tidak harus di ruang baca. Mereka melakukannya di dalam gerbang kereta yang melaju, di stasiun, dan bahkan sambil bangkit antri beli tiket.

5. Paragraf Tanpa Kalimat Topik
Tidak tiruana paragraf mempunyai kalimat topik (kalimat utama). Tetapi, tidak berarti bahwa paragraf ini tidak mempunyai pokok pikiran. Penulis menempatkan pokok pikiran dalam seluruh kalimat. Untuk menemukan gagasan utamanya, pembaca harus mengambil kesimpulan dari seluruh kalimat yang ada. Paragraf tanpa kalimat utama ini biasanya digunakan dalam kisah (narasi) atau lukisan (deskripsi). misal dalam cerita:
Begitu upacara pengibaran bendera selesai, rakyat dan pemuda. Magelang berduyun-duyun meninggalkan puncak Gunung Tidur. Mereka menuruni lereng pegunungan penggalan barat dengan rasa besar hati sebagai bangsa merdeka. Namun, tiba-tiba terdengar letusan senjata api dari balik pegunungan sebelah utara. Bukan satu dua letusan, melainkan berondongan peluru tajam yang mengancam jiwa mereka. 
Rupanya, pengibaran bendera merah putih di puncak Gunung Tidar terlihat terperinci dari Markas Tentara Jepang yang berada tidak jauh dari pegunungan. Tentara Jepang ingin menurunkan bendera merah putih dan mengibarkan benderanya di puncak Gunung Tidar. Dalam keadaan kacau, tiba-tiba hadir dua orang tentara Jepang, ngotot ingin mengibarkan benderanya. Para perjaka menghadapi dengan tegas sehingga kedua tentara Jepang itu lari terbirit-birit kembali menuju markasnya. 

Jenis-Jenis Paragraf menurut Tujuan/Isinya

1. Paragraf Deskripsi
Menggambarkan suatu kejadian atau sesuatu dengan tujuan pembaca mencicipi hal yang sama dengan yang dirasakan penulis.

2. Paragraf Narasi
Menceritakan suatu kejadian menurut urutan waktu dan daerah yang jelas.

3. Paragraf Argumentasi
Berisi gagasan atau pendapat yang dilengkapi bukti-bukti dengan tujuan memengaruhi atau meyakinkan pembaca akan suatu hal.

4. Paragraf Persuasi
Paragraf yang disampaikan dengan ringkas dan menarikdanunik dengan tujuan pembaca sanggup terhanyut dan terpengaruh dengan isinya.

5. Paragraf Eksposisi
Memaparkan atau menandakan suatu pokok persoalan dengan tujuan pembaca menerima pengetahuan atau gosip yang sejelas-jelasnya.

Jenis-Jenis Paragraf menurut Pola Pengembangannya

1. Paragraf Definisi
Pengembagan paragraf ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi atau mengemukakan secara detail ciri-ciri sesuatu atau sebuah topik.

2. Paragraf Sebab-Akibat
Pengembangan paragraf ini digunakan untuk menandakan suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Sebab menjadi inspirasi pokok dari paragraf ini, sedangkan akhir menjadi inspirasi penjelas.

3. Paragraf Perbandingan
Pengembangan paragraf ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi atau mengemukakan persamaan atau perbedaan antara dua hal. Biasanya memakai ungkapan, ibarat serupa dengan, ibarat halnya, demikian juga, sama dengan, dan lain sebagainya.

4. Paragraf Perperihalan
Pengembangan paragraf ini dilakukan dengan mengungkapkan suatu hal atau pendapat, kemudian diperperihalkan dengan hal atau pendapat lain. Dasar perperihalan ini ialah inspirasi pokok paragraf.

5. Paragraf misal
Pengembangan paragraf ini dilakukan dengan mengemukakan suatu inspirasi pokok, kemudian didiberi teladan sebagai argumen dan inspirasi penjelas.

Referensi:

1. Judul buku: Rangkuman Lengkap Bahasa Indonesia; Sekolah Menengah Pertama / MTs kelas 7/8/9, Pengarang: Tim Guru Indonesia
2. Judul buku:  Kitab Bahasa Indonesia, Pengarang: Agus Wiyanto
3. Judul buku: Menulis Karya Ilmiah: Artikel, Skripsi, Tesis, dan Disertasi, Pengarang: Etty Indriati, Ph.D.

Demikianlah pembahasan bahan tentang Jenis-Jenis Paragraf, misal, dan Pengembangannya. Semoga bermanfaa!