Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Perbedaan Banyak Sekali Ragam Bahasa

INIRUMAHPINTAR - Untuk memahami dan Mengenal Perbedaan Berbagai Ragam Bahasa mencakup ragam  lisan, ragam tulis, ragam baku, ragam tidak baku, ragam baku tulis, ragam baku lisan, ragam sosial, dan ragam fungsional, maka kita perlu membaca banyak referensi. Salah satunya tersaji dalam pembahasan bahan diberikut ini:

Perbedaan Ragam Lisan dan Ragam Tulis

Bahasa Indonesia digunakan di wilayah yang luas oleh bermacam-macam penutur. Itulah yang menjadi dasar terciptanya sejumlah ragam bahasa. Adanya bermacam-macam ragam bahasa ini dilatarbelakangi perbedaan fungsi, kedudukan, dan lingkungan. Secara umum, ragam bahasa terbagi menjadi 2 cuilan yaitu ragam ekspresi dan ragam tulis. Mari kita bandingkan perbedaan antara keduanya:
  1. Ragam ekspresi menghendaki adanya komunikasi dua orang atau lebih, baik mitra berbicara yang berada di depan pembicara maupun mitra bicara yang terkoneksi melalu mediator menyerupai ponsel, video call, atau teleconference sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan adanya mitra bicara berada di depan pembicara.

  2. Di dalam ragam lisan, unsur-unsur fungsi gramatikal menyerupai subjek, predikat, dan objek tidak selalu ditetapkan secara lengkap. Unsur-unsur itu adakala sanggup diabaikan. Hal itu dikarenakan, untuk memahami bahasa lisan, tugas gesture, mimik wajah, gerak tangan, pandangan, atau intonasi sangat memmenolong. misal:
    Orang yang berbelanja di toko baju
    "Mba, berapa jaketnya?"
    "Tujuh puluh ribu, neng"
    "Bisa diskon, ngga?"
    "Enam puluh lima, bolehlah"
    Dalam ilustrasi percakapan antara penjual dan pembeli di atas, kita sanggup melihat betapa sederhananya penerapan diksi (pilihan kata) dalam ragam ekspresi tetapi cukup membuat pembicara dan pendengar saling mengerti satu sama lain. 
    Berbeda dengan ragam lisan, ragam tulis harus lebih terperinci dan lengkap dibanding dengan ragam lisan. Fungsi-fungsi gramatikal harus konkret lantaran ragam tulis tidak mengharuskan orang kedua berada di depan pembicara. Kelengkapan ragam tulis menghendaki supaya orang yang diajak berbicara mengerti isi goresan pena itu. 
    misal ragam tulis yaitu tulis-tulisan dalam buku, surat kabar, majalah, dan tulisan-tulisan berbasis online dalam blog/website. Meski demikian, ragam tulis dalam komunitas tertentu dikala ini pun terkadang sangat singkat dan diwarnai istilah-istilah baru, contohnya penerapan ragam ekspresi di media umum menyerupai facebook, instagram, WhatsApp, Line, BBM, WeChat, dsb.

  3. Ragam ekspresi sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang, dan waktu. Adapun ragam tulis tidak terikat oleh situasi, kondisi, ruang, dan waktu. misal ragam lisan:
    Seorang siswa bertanya kepada sobat dekatnya.
    "Dia kenapa, bro?"
    "Tahu tuh, baper kali."
    Jika kita sebagai pendengar tidak berada di kondisi dalam percakapan itu, sangat susah untuk memahami apa yang sedang mereka bicarakan. Maka dari itu, benar saja kalau ragam ekspresi selalu terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu.

  4. Ragam ekspresi sanggup diintervensi atau dipengaruhi oleh nada, jeda, intonasi, irama dan tekanan kata pada dikala diucapkan oleh pembicara. Sedangkan ragam tulis spesialuntuk dilengkapi dengan penerapan tanda baca, karakter kapital, karakter miring, dan unsur-unsur lain yang memmenolong tercapainya maksud pernyataan.

sumber : https://www.flickr.com/photos/lovelornpoets/6214449310

Perbedaan Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku

Pada dasarnya, ragam tulis dan ragam ekspresi juga terdiri atas ragam baku dan ragam tidak baku. Ragam baku yaitu ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar masyarakat masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan berperan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penerapannya. Ragam tidak baku yaitu ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai dengan ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.

Perbedaan Ragam Baku Tulis dan Ragam Tidak Baku Lisan

Dalam kehidupan berbahasa, kita sudah mengenal ragam ekspresi dan ragam tulis, ragam baku dan ragam tidak baku. Oleh lantaran itu, muncul ragam baku tulis dan ragam baku lisan. Ragam baku tulis yaitu ragam yang digunakan secara resmi dalam buku-buku pelajaran atau buku-huku ilmiah lainnya. Adapun ukuran dan nilai ragam baku ekspresi bergantung pada sedikit atau banyaknya ragam daerah/asing yang terdengar dalam ucapan. Seseorang dikatakan berbahasa ekspresi yang baku kalau dalam pembicaraannya efek logat atau dialek wilayahnya tidak terlalu mendominasi.

Perbedaan Ragam Sosial dan Ragam Fungsional

Baik ragam ekspresi maupun ragam tulis bahasa lndonesia ditandai oleh adanya ragam sosial, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas akad bersana dalam lingkungan sosial yang lebih kccil dalam muasyarakat. Ragam bahasa yang digunakan dalam keluarga atau persahahatan dua orang yang dekat sanggup ialah ragam sosial tersendiri. Selain itu, ragam sosial tidak jarang dihubungkan dengan tinggi atau rendahnya status kemasyarakatan lingkungan sosial yang bersangkutan. Dalam hal ini, ragam baku nasional sanggup pula berfungsi sebagai ragam sosial yang tinggi, sedangkan ragam baku kawasan atau ragam sosial yang lain ialah ragam sosial dengan nilai kemasyarakatan yang rendah.

Ragam fungsional, yang terkaang juga disebut ragam profesional yaitu ragam bahasa yang berafiliasi erat dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja atau acara tertentu lainnva. Ragam fungsional juga terkait dengan keresmian keadaan penerapannva. Dalam kenyataan, ragam fungsional berubah menjadi sebagai bahasa negara dan bahasa teknis keprofesian menyerupai bahasa dalam lingkungan keilmuan/teknologi dan kedokteran. Perhatikanlah pola diberikut:
  1. Ragam Keilmuan/Teknologi
    Di jantung komputer terkecil (yang disebut mikrokomputer) terdapat sebuah komponen elektronik yang dinamakan mikroprosesor. Komponen ini terbuat dari keping silikon yang berukuran tidak lebih besar daripada kuku jari kelingking. Sebenarnya, mikroprosesor itu sendiri yaitu komputer dan sanggup dibangun menjadi banyak sekali jenis mesin.

  2. Ragam Kedokteran
    Salah satu jenis diabetes yaitu diabetes inspidus. Diabetes inspidus disebabkan oleh belum sempurnanya hormon antidiuretik yang diproduksi oleh kelenjar pituataria yang berada di dasar otak sehingga penderitanya mengeluarkan urine terus atau sering kencing.
 Buku/Referensi:
Buku Bahasa Indonesia Sekolah Menengah kejuruan Kelas X karangan Nani Darmayanti, 
Penerbit Grafindo Mediat Pratama, Tahun 2007

Semoga melalui goresan pena ini kita benar-benar sudah memahami dan mengenal perbedaan banyak sekali ragam bahasa sebagai bekal intelektual dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa, dan bernegara.