Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jenis-Jenis Karangan Ilmiah Dan Penjelasannya

INIRUMAHPINTAR - INI Jenis-Jenis Karangan Ilmiah dan Penjelasannya. Dalam dunia akademisi, para penggiat ilmu selalu berkutat dengan jenis-jenis karangan ilmiah. Karangan ilmiah yang paling banyak dikenal ialah laporan penelitian, laporan kajian buku (book report), artikel atau ilmiah populer, makalah (kertas kerja dan kajian), skripsi, tesis, dan disertasi. Ketiruananya mempunyai isi, tujuan dan fungsi tidak sama. Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan, jenis-jenis karangan ilmiah pun semakin beragam. Namun, Pada peluang ini serius pembahasan ialah sebagai diberikut:

1.Laporan Ilmiah (Penelitian)

Laporan Ilmiah (Penelitian) ialah jenis karangan ilmiah yang mendeskripsikan argumen ilmiah dari suatu penelitian atau kajian. Skripsi, tesis, dan disertasi juga ialah laporan penelitian. Namun, ketiganya ialah laporan penelitian untuk kepentingan penyelesaian studi sehingga elemen-elemen tambahan dari laporan ini mengikuti suatu ketentuan di suatu institusi pendidikan. Laporan penelitian dari suatu acara penelitian atau kajian disusun sebagaimana karangan ilmiah. Namun,  bentuk laporan yang disusun oleh peneliti terdiri dari dua versi, yaitu laporan lengkap dan rangkuman eksekutif. 

Rangkuman direktur ialah bentuk singkat dari laporan penelitian yang dilakukan. Bagian-bagian yang disajikan dalam goresan pena jenis ini ialah sajian permasalahan utama, landasan teori utama yang digunakan metodologi penelitian yang dipakai, pembahasan secara singkat, simpulan, dan rekomendasi. Jenis goresan pena ini biasanya diperuntukan bagi pengambil kebijakan dalam memahami hasil penelitian. 

Selain rangkuman direktur sebagai salah satu laporan ilmiah, terdapat pula karangan jenis laporan kajian buku atau book report. Tulisan jenis ini biasanya bekerjasama dengan kepentingan studi atau suatu kiprah yang didiberikan pihak tertentu untuk melaporkan isi buku.  Dalam perkembangannya,  laporan buku sanggup dibagi menjadi laporan kajian belahan atau chapter report.  Untuk kepentingan publikasi ilmiah di media laporan kajian buku ini dikenal dengan istilah timbangan buku. Tulisan jenis timbangan buku disajikan dalam bentuk yang lebih sederhana yakni terdiri atas satu wacana argumentasi sehingga tidak disajikan dalam beberapa bab. 

Adapun bagian-bagian yang seharusnya disajikan dalam laporan buku ialah identitas buku, garis besar isi buku atau rangkuman dari belahan terpenting isi buku, pembahasan atau evaluasi terhadap isi buku, simpulan dan masukan. Apabila penyajian laporan kajian buku ini dimaksudkan untuk kepentingan publikasi dalam media tulis maka sajian bagian-bagian karangan tersebut dikemas dalam beberapa alinea atau paragraf. Namun, kalau untuk kepentingan lain atau kepentingan studi, sajian bagian-bagian tersebut dituliskan dalam bentuk bab. Oleh lantaran itu,  Dalam mengemas jumlah paparan dari penyajian setiap belahan laporan kajian buku tersebut, sangat bergantung pada keperluan penulisan kajian ini, untuk laporan ilmiah atau untuk publikasi ilmiah di media cetak. 
sumber ilustrasi : Pixabay

2. Artikel

Artikel ialah jenis karangan ilmiah yang dipublikasikan kepada umum. Artikel ialah karangan ilmiah yang sudah dikemas dengan memakai bahasa yang diperkirakan akan sanggup dipahami oleh para pembaca dalam lingkup yang lebih luas. Bentuk karangan ini biasanya berupa artikel yang disajikan untuk media cetak Seperti surat kabar atau majalah.  Kandungan isinya meliputi beberapa aspek opini opini yang dikemas dalam bentuk karangan ilmiah populer. Masalah yang disajikan dalam artikel biasanya berupa problem yang sangat faktual dan sejalan dengan headline diberita dari surat kabar atau majalah tersebut. 

Selain itu, ada pula artikel yang disajikan dalam majalah ilmiah atau jurnal ilmiah. Sekalipun bentuknya opini atau hasil kajian, namun yang ditayangkan di dalam jurnal ini sangat terbatas lantaran spesialuntuk tersedia beberapa halaman. Oleh lantaran itu, untuk menghasilkan artikel yang berkarakter dibutuhkan skill dan profesionalisme penulis dalam meramu goresan pena ilmiah berbobot menjadi lebih sederhana.

Argumen yang dikemas dalam jurnal atau majalah ilmiah tidak sama dengan kemasan untuk surat kabar atau menjaga umum. Sajian argumen di dalam jurnal mengikuti sistematika suatu kajian karangan ilmiah serta ketentuan dan adab penulisan yang mengikuti pola penulisan karangan ilmiah. Penyajian artikel untuk kepentingan publikasi dalam media cetak umum yang lebih sederhana. Bahkan jumlah halaman pun mengikuti ketentuan teknis penerbitan dari meja tersebut. Biasanya terdiri dari 6 hingga dengan 10 halaman kertas ukuran kuarto. 

Untuk memperkuat argumen yang disajikan dalam bentuk artikel, biasanya digunakan dasar teoritis, ketentuan atau kebijakan, fakta-fakta atau nalar umum. Berdasarkan hal tersebut, penulis menyebarkan argumen ilmiahnya dengan memperhatikan keterpaduan antar argumen disertai klarifikasi untuk mengulas permasalahan sekaligus solusi pemecahan terbaik atas masalah-masalah tersebut. 

3. Makalah

Makalah ialah jenis karangan ilmiah paling familiar di dunia pendidikan. Kandungan isi dan penyusunan makalah bergantung pada peruntukan sajian makalah tersebut. Oleh lantaran itu, jenis-jenis makalah sangat bervariasi ibarat makalah untuk seminar simposium, lokakarya, perkuliahan dan sebagainya. Di dunia  akademisi tentu kita pernah mendengar istilah orasi ilmiah, yang biasanya dilakukan oleh seorang dosen yang dinobatkan untuk menduduki jabatan fungsional sebagai guru besar. Dalam hal ini makalah digunakan sebagai materi presentasi dan pidato pengukuhannya. 

Untuk kepentingan kenaikan pangkat atau jabatan yang ditentukan menurut Prestasi Kerja menuntut karya tulis berupa makalah. Sebagai contohnya, seorang guru PNS yang akan naik golongan. Dalam usulannya guru tersebut menyertakan karangan ilmiah dalam bentuk makalah. Karangan ilmiah tersebut disusun sebagaimana makalah ibarat naskah laporan hasil kajian. 

Untuk kepentingan perkuliahan, dosen juga seringkali mempersembahkan kiprah selesai studi atau projek penutupan semester berupa makalah. Kandungan isi dan tata cara penyusunan biasanya ditentukan oleh dosen bersangkutan. Dan tentu saja sistematika penulisan makalah di tiap institusi pendidikan tidak sama-beda.
Umumnya makalah yang diperuntukan untuk pertemuan ilmiah mempunyai kandungan isi berupa abstrak, penlampauan (terdiri dari latar belakang penulisan atau pentingnya perkara yang dikaji), teori-teori pendukung, metode atau mekanisme penyajian dan pengkajian data, pembahasan atau temuan kajian, implikasi hasil kajian, epilog yang terdiri simpulan dan masukan, daftar pustaka dan biodata penulis. Bagian-bagian ini disajikan dalam bentuk wacana ilmiah tidak terdiri atas bab-bab.

Makalah yang disajikan untuk kepentingan studi baik di lingkungan sekolah maupun perkuliahan tertata dengan pemberian bab. Bagian-bagian BAB meliputi belahan 1 berupa penlampauan, belahan 2 meliputi landasan teori, belahan 3 menyajikan metode dan pembahasan, belahan 4 menyajikan simpulan dan masukan, serta di belahan selesai dilengkapi dengan daftar pustaka.  makalah studi ialah laporan suatu kajian terhadap suatu permasalahan sehingga bentuknya sanggup berupa kajian literatur. Penulis tidak perlu melaksanakan penelitian atau observasi lapangan. Penulis cukup memakai referensi atau rujukan rujukan ilmiah sebagai materi untuk memecahkan perkara disertai pikiran sehat dan analisis personal. Oleh lantaran itu untuk menyusun sebuah makalah yang baik menulis dituntut mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu teori dengan teori yang lain untuk memecahkan permasalahan. 

4. Skripsi

Skripsi ialah jenis goresan pena ilmiah yang disusun untuk kepentingan penyelesaian studi pada jenjang sarjana atau Strata 1. Secara fundamental skripsi ialah tes perdana bagi calon sarjana dalam menghasilkan karya ilmiah menurut hasil penelitian. Namun, itu tidak berarti bahwa bobot skripsi ibarat dengan makalah. Karena melalui proses penelitian yang kemudian diolah memakai metode-metode ilmiah, skripsi lebih diunggulkan sebagai  acuan  dan referensi dalam perkembangan ilmu pengetahuan. 

Argumen keilmuan dalam karangan ilmiah jenis skripsi banyak diangkat oleh mahasiswa menurut temuan dari suatu kenyataan yang di pandang tidak sama dengan suatu ketentuan yang mereka temui dalam perkuliahan atau tidak sama dengan kajian-kajian yang terdapat dalam suatu teori. Dalam menyusun skripsi penulis sanggup mengangkat suatu fenomena atau problematika yang dipandang sanggup diselesaikan oleh suatu konsep teoritis atau suatu penelitian yang sanggup dikerjakan dalam lingkup waktu yang tidak relatif lama. Hal ini dikarenakan penulisan skripsi bekerjasama pula dengan alokasi masa studi yang ditempuh oleh mahasiswa jenjang Strata 1 atau sarjana. 

Penyajian argumen dalam skripsi sanggup memakai sajian argumen deduktif maupun induktif. Argumen yang dikemas dalam goresan pena ini sanggup berupa korespondensi antar argumen sehingga melahirkan penjelas sebagai kesimpulannya. Dalam melengkapi argumen itu, dilakukan suatu penelitian atau kajian terhadap suatu sumber data menurut metodologi penelitian yang dipilih. Ketentuan dalam menentukan instrumen, sumber data serta metode penelitian mengikuti suatu karakteristik penulisan karangan ilmiah. 

Secara umum skripsi terdiri dari 4 belahan meliputi, belahan 1 penlampauan, belahan 2 landasan teori, belahan 3 metode penelitian, belahan 4 pembahasan, belahan 5 kesimpulan dan masukan. Bagian-bagian BAB tersebut tidak bersifat permguan. Penulis sanggup menyebarkan dan menyesuaikan Kandungan isi skripsi sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam suatu institusi.

5. Tesis

Tesis ialah jenis goresan pena ilmiah yang disusun untuk kepentingan penyelesaian studi jenjang strata 2 atau magister. Perbedaannya dengan skripsi bukan pada problem jumlah variabel penelitian yang akan diteliti melainkan pada tingkat kedalaman kajian. Adapun tingkat kedalaman tesis bergantung pada aspek-aspek yang dicermati dimana aspek yang dicermati tersebut juga menurut pada suatu pengujian teori yang dijadikan dasar kajian awal. Kehati-hatian seorang penulis tesis terutama di dalam menyusun instrumen atau alat pengumpul data serta dalam mencermati suatu temuan ialah keharusan yang wajib diperhatikan dan dilakukan secara profesional. 

Dalam menyusun tesis, penulis membuat instrumen dengan memakai instrumen yang sudah baku atau menyusunnya sendiri menurut indikator dari variabel penelitian yang akan diteliti. Instrumen yang sudah ada atau yang disusun itu diujicobakan terlebih lampau. Berdasarkan hasil uji coba maka diketahui reliabilitas dan validitasnya. dari hal itulah kemudian penulis tesis menyempurnakan kembali instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data. 

Selain dibutuhkan kehati-hatian di dalam menyusun instrumen menulis pun harus sangat berhati-hati dengan sumber data.  dalam memperlakukan Sumber data dibutuhkan kecermatan di dalam menentukan sumber data menurut metode atau metode penentuan sumber data yang sanggup dipertanggungjawabankan secara ilmiah.  Apabila jenis penelitian yang dilakukan memakai sampling maka penentuan sampel dilakukan menurut suatu ketentuan dalam menentukan sampel penelitian. 

Bagian-bagian dalam tesis hampir serupa dengan skripsi.  Pada tesis biasanya belahan implikasi penelitian dijadikan sebagai belahan pada belahan tersendiri.  Penyajian belahan ini, pada belahan awal diungkapkan terlebih lampau hasil kajian atau temuan penelitian kemudian disusun dengan implikasi penelitian.   Oleh lantaran itu belahan simpulan dan masukan pada tesis berada pada belahan 6.  Demikian pula dengan bagian-bagian dalam disertasi tidak terdapat perbedaan yang mencolok dengan pemberian dalam tesis.

Argumen dalam tesis sering disejalankan dengan makna dari kata tesis,  yaitu suatu pernyataan yang memerlukan pembuktian secara empiris.  Oleh lantaran itu argumen ilmiah dalam tesis dimaksudkan untuk mengambarkan atau mengimplementasikan suatu premis atau tesis dengan kenyataan.  penyusunan argumen dalam tesis dilakukan dengan mencermati suatu permasalahan secara lengkap dan menyeluruh. 

6. Disertasi

Disertasi ialah jenis goresan pena ilmiah yang disusun untuk kepentingan penyelesaian studi pada jenjang strata 3 atau doktor. Disertasi ialah bentuk karangan ilmiah yang mempunyai derajat keilmiahan paling tinggi. Dari disertasi terlahirlah sebuah teori, temuan atau model gres dalam bidang ilmu yang ditekuni. Dari sebuah disertasi ditemukanlah hal-hal gres serta pengembangan teori yang tidak sama dengan teori atau konsep yang selama ini dianut. 

Argumen keilmuan dalam disertasi sanggup memakai pola pikiran sehat deduktif atau induktif. Kedalaman dan keluasan argumen pun sangat dibutuhkan menurut temuan atau hasil penelitian yang bersifat Global sehingga selain memerlukan referensi tertulis yang lengkap juga memerlukan referensi dari Media elektronik atau internet. Pemilihan dan penerapan metodologi penelitian dalam penyusunan disertasi harus sanggup di Jelaskan alasannya dan sanggup dipertanggungjawabankan secara ilmiah. Dalam menentukan dan menentukan sumber data,  menyusun dan mengtes kemampuan dan pemahaman instrumen penelitian pengolahan dan pembahasan hasil penelitian, temuan penelitian serta aspek-aspek lainnya harus sanggup dipertanggungjawabankan secara ilmiah. 

Dalam melaksanakan penelitian untuk kepentingan disertasi seringkali dibutuhkan waktu yang cukup lama. Hal ini bekerjasama dengan karakteristik dan kondisi Sumber data penelitian atau objek yang diteliti. Peneliti harus mencermati seluruh aspek secara hati-hati untuk menghindari bias dari penelitian tersebut. Keberadaan teori yang digunakan dalam disertasi sanggup dipandang sebagai argumen yang perlu dibuktikan kebenarannya menurut penelitian.

Referensi: Buku berjudul Menulis Karangan Ilmiah - Kajian dan Penuntun dalam Menyusun Karya Tulis Ilmiah karangan Dr. Suherli, M.Pd.

Demikianlah pembahasan tentang Jenis-Jenis Karangan Ilmiah dan Penjelasannya. Semoga bermanfaa!