Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bulan, Pengertian, Rupa, Dan Fase Peredaran Bulan

INIRUMAHPINTAR - Materi yang dikaji pada goresan pena kali ini yaitu Pengertian, Rupa, Fase, dan Periode Peredaran Bulan. Tentu kita tiruana sudah tahu dan sering melihat bulan. Jika kita menatap ke langit di ketika cuaca terang tanpa kabut di malam hari, bulan adakala berbentuk sabit, setengah lingkaran, atau lingkaran menyerupai lingkaran. Bagaimana itu terjadi? Apakah bulan itu selalu berubah-ubah bentuk? Lalu, mengapa ada gerhana bulan? Terus, apa sih bulan itu? Apakah bulan ialah plguat menyerupai bumi? Tentu aneka macam pertanyaan wacana bulan. Untuk itu, marilah kita simak secara seksama klarifikasi diberikut ini:

Pengertian/Definisi Bulan

Sejak zaman kuno, bulan sudah banyak diamati dan dipelajari, lantaran di samping benda langit yang paling akrab dengan bumi, juga sebagai pengikut bumi yang berukuran paling besar bila dibandingkan dengan pengikut-pengikut plguat lain terhadap induknya. Jadi, pengertian bulan sanggup diuraikan sebagai benda langit yang ialah satu-satunya satelit alam yang dimiliki plguat bumi.

Rupa/Bentuk Bulan

Bulan berbentuk bola, diameternya kurang lebih 1/4 diameter bumi. Massa bulan kurang lebih 1/8 massa bumi. Percepatan gravitasinya sekitar 1/6 percepatan gravitasi bumi. Jarak rata-rata bulan ke bumi adlah 384.403 km. Permukaan bulan yang menghadap ke bumi tampak hitam, halus, datar, yang dianggap sebagai bahari atau maria. Selain maria terlihat pula lubang-lubang atau kawah-kawah yan disebabkan oleh aktivitas vulkanis atau tumbukan meteor. Bulan juga memiliki pepegununganan dan dataran tinggi.

Sehubungan bulan tidak memiliki atmosfer (angkasa), maka menjadikan terjadinya, perubahan suhu sangat tinggi (siang 110 derajat Celcius dan malam -173 derajat Celcius), suara tidak sanggup merambat, langit di bulan hitam kelabu, tidak ada siklus air, tidak ada pelindung jatuhnya meteor, dan tidak ada kehidupan.

Peredaran Bulan : Fase atau Bentuk Utama Bulan

Bulan sebagai satelit bumi melaksanakan tiga gerakan sekaligus, yaitu bulan berotasi (berputar mengelilingi porosnya sendiri), bulan berevolusi (berputar mengelilingi bumi), dan bulan gotong royong dengan bumi mengelilingi matahari.

Dari peredaran bulan tersebut ternyata sekali bulan mengelilingi bumi, sekali pula bulan mengelilingi porosnya. Hal ini berarti kala rotasi bulan sama dengan kala revolusinya terhadap bumi. Sebagai kesannya penggalan bulan yang menghadap ke bumi selalu sama, sedangkan separuh (sebagian) lagi dari penggalan bulan tidak pernah menghadap bumi.

Adapun penggalan bulan yang kita lihat spesialuntuklah penggalan yang menghadap bumi dan menerima cahaya dari matahari. Untuk lebih terang memahami rotasi dan revolusi bulan, lakukanlah aktivitas simulasi menyerupai ilustrasi diberikut ini.

Peganglah sebuah bola yang diletakkan di antara mata anda dan bola lampu yang menyala dalam sebuah ruang yang cukup petang. Dalam hal ini mata, bola, dan lampu harus terletak pada satu garis lurus. Coba engkau perhatikan, adakah penggalan bola itu yang menerima cahaya lampu? Selanjutnya pegang bola itu dan arahkan ke sebelah kiri lampu. Berapa penggalan bola yang menerima cahaya lampu yang sanggup engkau lihat? Sekarang letakkan bola itu di belakang lampu, sehingga mata engkau, bola dan lampu terletak pada satu garis lurus. Adakah penggalan bola itu yang menerima cahaya lampu yang sanggup engkau lihat? Akhirnya bagaimana pula bila bola yang dipegang itu digeser letak dan posisinya ke sebelah kanan lampu? Berapa penggalan bola yang menerima cahaya lampu yang sanggup engkau lihat?

Pada aktivitas tersebut di atas kita umpamakan mata engkau sebagai bumi, bola sebagai bulan dan lampu sebagai matahari. melaluiataubersamaini demikian, tentulah engkau kini sanggup memahaminya. Oleh lantaran rotasi dan revolusi bulan itu sama, maka bila bulan dilihat dari bumi tampak memiliki bentuk atau fase sebagai diberikut:
sumber : Wikimedia Commons

  1. Revolusi bulan dimulai dari bulan gres atau bulan muda. Posisi bulan pada ketika itu berada antara bumi dan matahari yaitu di titik A. Seluruh penggalan bulan yang menghadap bumi tidak menerima cahaya matahari, lantaran itu kita tidak sanggup melihat bulan. Begitu meninggalkan fase bulan muda, bulan mulai kelihatan yang mula-mula menyerupai sabit dan makin usang makin besar.
  2. Dari bulan gres (muda), bulan beredar ke arah perempatan (kwartir) pertama, yaitu di titik B. Pada posisi ini separuh penggalan bulan yang menghadap bumi menghadap cahaya matahari. Karena itu kita sanggup melihat bulan setengah cakram. Padahal yang setengah cakram itu sebetulnya seperempat dari seluruh bola bulan. 
  3. Selanjutnya bulan beredar menuju kwartir kedua, yaitu di titik C. Pada ketika ini bumi berada di antara bulan dan matahari. Sehingga seluruh penggalan bulan yang menghadap bumi menghadap cahaya matahari. Karena itu kita melihat bulan paling besar, yang disebut bulan purnama atau disebut juga bulan penuh. Pada ketika ini kelihatan bulan menyerupai sebuah cakram, padahal apa yang kita lihat itu sebetulnya gres separuh dari bola bulan.
  4. Dari bulan purnama, bulan bergerak ke arah perempatan ketiga yaitu di titik D. Keadaan bulan dalam hal ini sama dengan di kwartir pertama, yakni bulan yang terlihat dari bumi ialah setengah cakram. 
 Begitu meninggalkan bulan purnama, bulan terlihat makin mengecil dan kembali ke titik A dan akhirnya hilang atau mati. Karena itu disebut bulan mati. Bulan mati ini berarti permulaan bagi bulan diberikutnya. Kaprikornus sanggup pula disebut bulan muda atau bulan baru.

Sehubungan dengan itu keempat kedudukan (posisi) bulan dengan bentuknya masing-masing, itulah disebut fase atau bentuk utama bulan. Kaprikornus dalam sekali revolusi, berarti juga sekali rotasi terdapat empat fase atau bentuk utama bulan.

Nah, menyerupai itulah klarifikasi wacana Bulan, Pengertian, Rupa, dan Fase Peredaran Bulan. Selamat berguru dan biar bermanfaa!