Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian, Bentuk, Dan Dampak Diferensiasi Sosial

INIRUMAHPINTAR -  Kali ini bahan yang akan dibahas yaitu terkena Pengertian, Bentuk, dan Pengaruh Diferensiasi Sosial. Topik ini ialah salah satu bahan yang dipelajari dalam bidang studi Sosiologi. Penulis tertarik mengangkat tema ini sebagai pembahasan lantaran mengandung banyak pelajaran dan hikmah. INI klarifikasi selengkapnya!

Pengertian Diferensiasi Sosial (Social Differentiation)

Secara garis besar, diferensiasi sosial yaitu pembedaan anggota masyarakat secara horizontal atau mendatar. Pembedaan ini didasarkan pada pembedaan fisik saja tanpa memperhatikan status sosial seseorang dalam masyarakat.melaluiataubersamaini kata lain, diferensiasi sosial ialah perolehan hak dan kewajiban yang tidak sama bagi setiap anggota masyarakat secara horizontal, tanpa membedakan lapisan.

Diferensiasi sosial tidak sama dengan stratifikasi sosial dalam hal cara pandang. Stratifikasi sosial memandang masyarakat secara vertikal dan menyoroti strata/lapisan, sedangkan diferensiasi sosial memandang masyarakat secara horizontal tanpa memandang perbedaan strata/lapisan. Diferensiasi sosial berkaitan dekat dengan stratifikasi sosial. Keduanya berafiliasi dengan hak dan kewajiban yang diperoleh setiap anggota masyarakat.

Bentuk-bentuk Diferensiasi Sosial (Social Differentiation)

Secara umum, dukungan bentuk-bentuk direrensiasi sosial mencakup dua bagian, yaitu:
  1. Berdasarkan kondisi biologis, antara lain diferensiasi jenis kelabuin, umur, ras, dan diferensiasi intelektual.
  2. Berdasarkan kondisi sosiokultural, antara lain diferensiasi profesi, agama, klan, dan suku bangsa.
Penjelasan lengkapnya di bawah ini:

1.  Diferensiasi Jenis Kelamin
Salah satu bentuk diferensiasi sosial yaitu perbedaan jenis kelabuin. Dalam suatu keluarga seorang pria berperan sebagai kepala keluarga, sedangkan wanita berperan sebagai ibu rumah tangga.

Seorang kepala keluarga diharuskan mencari nafkah, menyayangi belum dewasa dan istri, serta bertanggung balasan terhadap pendidikan anak. Seorang wanita sebagai ibu rumah tangga memmenolong suami mengasuh anak dan mempersiapkan kebutuhan keluarga ibarat makan dan minum. Bahkan, kini seorang wanita turut memmenolong kebutuhan keluarga dengan bekerja di luar rumah (atas izin suami) atau membuka perjuangan rumah tangga (misalnya bisnis/dagang online shop, dsb).

Adakalanya muncul konflik peranan antara pria dan perempuan. Konflik peranan tersebut terjadi lantaran perbedaan sosial yang sering berperihalan. Konflik peranan tersebut sanggup dibedakan sebagai diberikut:
  • Konflik Intern Individual atau konflik Pribadi
    Konflik intern individual, contohnya seorang polisi yang harus menangkap anaknya yang melanggar hukum; seorang guru yang harus menghukum anaknya lantaran melanggar tata tertib sekolah.
    Berdasarkan pola tersebut, terlihat adanya konflik peranan yang dialami seorang ayah. Sebagai seorang ayah, beliau harus melindungi dan membela anak, sedangkan sebagai polisi, ia harus menangkap orang yang melanggar hukum. Kedudukan ayah sebagai polisi dan sebagai bapak menuntut adanya peranan yang tidak sama.
  • Konflik Antarindividual atau Konflik Antarperanan
    misal konflik antarindividual, antara lain seorang ayah bertengkar dengan ibu terkena pemdiberian uang jajan kepada anaknya. Ayah memdiberi uang jajan kepada anaknya cukup banyak supaya anaknya tidak rendah diri. Sebaliknya, ibu beropini supaya anak didiberi uang jajan sedikit saja lantaran anaknya sudah makan di rumah.
    misal tersebut menggambarkan konflik peranan antara ayah dan ibu yang mempunyai hak dan kewajiban terhadap si anak. Namun, akhir prinsip mereka tidak sama menimbulkan terjadinya konflik peranan.


    2. Diferensiasi (Perbedaan) Ras
    Ras yaitu pengelompokan berdasarkan ciri biologis, bukan berdasarkan ciri-ciri sosiokultural. melaluiataubersamaini kata lain, ras berarti segolongan penduduk suatu kawasan yang mempunyai sifat-sifat keturunan tertentu tidak sama dengan penduduk kawasan lain.

    Manusia hidup di dunia mempunyai perbedaan satu sama lain yang terlihat dari warna kulit, bentuk kepala, indeks muka, warna rambut, dan bentuk rambut.

    Ras ialah konsepsi biologi, bukan konsepsi kebudayaan. Apabila kita mempersembahkan definisi ras, ciri-ciri yang kita kemukakan yaitu ciri-ciri fisik yang menurun.

    Kalau mempelajari problem ras yang bukan timbul dari definisi ras, melainkan dari perperihalan kepentingan sosial, ekonomi, dan politik, kita akan menemui problem yang sangat kompleks. Dalam sejarah imperialisme di Asia dan Afrika terdapat garis pemisah antara penjajah dan golongan terjajah yang tergambar sama dengan garis perbedaan ras atau warna kulit.

    Meskipun dalam bidang aturan sudah menghilangkan diskriminasi ras, penduduk kulit putih di Amerika Serikat masih melaksanakan diskriminasi terhadap kulit berwarna. Penyebab utamanya yaitu adanya perperihalan kepentingan sosial, ekonomi, dan sosial psikologi.

    Salah satu penyebab problem sosial wacana ras yaitu adanya prasangka ras yang ialah salah satu aspek etnosentrisme. Etnosentrisme yaitu suatu sifat insan yang menganggap bahwa cara hidup golongannya paling baik, sedangkan cara hidup golongan lain dianggap tidak baik dan kadang kala disertai dengan perasaan menentang golongan lain. Fungsi etnosentrisme yaitu adanya perasaan sangat berpengaruh yang mengikat seseorang dengan golongannya sehingga menjadikan solidaritas kelompok.

    Menurut Yoseph Arthur Gebinean, pandangan yang menjadikan prasangka terhadap ras yang tidak sama, antara lain sebagai diberikut:
    • Suku bangsa liar sanggup hidup pada peradaban tinggi kalau bangsa yang membuat cara hidup yang lebih tinggi itu berasal dari ras yang sama.
    • Suku bangsa liar itu selalu biadab meskipun pada waktu yang silam pernah mengadakan korelasi dengan bangsa yang peradabannya lebih tinggi. 
    • Ras yang tidak sama tidak sanggup saling mempengaruhi.
    • Peradaban yang saling menghipnotis dengan berpengaruh tidak akan bercampur.

      3. Diferensiasi Agama
      Beberapa agama yang ada di muka bumi, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Di Indonesia, keberadaan agama-agama tersebut diakui adanya. Kebebasan menganut agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa diatur dalam Pasal 29 Undang-Undang Dasar 1945 yang isinya sebagai diberikut:
      • Ayat (1) menyatakan bahwa Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
      • Ayat (2) menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk diberibadah berdasarkan agama dan kepercayaan itu.
      Berdasarkan ketentuan itu, bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

      Di Negara Indonesia dihentikan ada perilaku dan perbuatan antiagama, dihentikan ada paham yang meniadakan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap masyarakat Negara Indonesia harus percaya dan diberiman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bertakwa kepadanya. Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa berarti menjalankan tiruana perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya.

      Perlu diingat bahwa Indonesia bukanlah Negara agama. Artinya, Indonesia bukan Negara yang mendasarkan diri pada agama tertentu. Negara Indonesia menjamin tiap penduduk untuk memeluk agamanya dan menganut kepercayaannya masing-masing. Kebebasan memeluk agama ialah hak yang paling asasi alasannya kebebasan beragama eksklusif bersumber pada martabat insan sebagai makhluk Tuhan. Semua umat beragama di Indonesia wajib hormat-menghormati. melaluiataubersamaini demikian, akan terbina kerukunan hidup antarumat. 
      Dari kerukunan hidup akan terpancar perilaku nrimo antarumat. Adanya toleransi berarti terwujud ketenangan, saling menghargai, dan saling menghormati. Pemerintah berkewajiban memdiberi peluang dan mendorong tumbuhnya kehidupan keagamaan yang sehat di Negara kita. Negara tidak memaksa agama alasannya agama itu sendiri berdasarkan keyakinan.

      Apabila timbul problem yang berkaitan dengan agama di Indonesia, diselesaikan berdasarkan kematangan berpikir, kematangan ber-Pancasila, dan kematangan beragama. Kenyataan kerukunan umat beragama selama ini masih harus dinilai dengan motivasi luhur.

      4. Diferensiasi atau Perbedaan Profesi
      Masyarakat sanggup terbagi atas lapisan sosial yang didasarkan pada ukuran ilmu pengetahuan, kekayaan, kepangkatan, kekuasaan, dan kehormatan.

      Ukuran tersebut tidak bersifat mutlak, tetapi masih ada ukuran lainnya yang sanggup digunakan. Ukuran tersebut didasarkan pada diferensiasi profesi masing-masing. Profesi yaitu bidang pekerjaan yang dimiliki seseorang sesuai dengan keahliannya. Profesi masing-masing ditentukan oleh status sosial dalam masyarakat. Ada yang mempunyai profesi sebagai guru, TNI, petani, pedagang, dan industri jasa sesuai dengan talenta serta keahlian masing-masing. Perbedaan tersebut menimbulkan diferensiasi sosial.

      5. Diferensiasi Suku Bangsa
      Wilayah Indonesia berbentuk kepulauan. Antara pulau yang satu dan pulau yang lainnya terpisah oleh maritim atau selat. Keadaan tersebut menimbulkan terjadinya perbedaan kesenian, suku bangsa, bahasa daerah, adat istiadat, dan unsur budaya.

      Kita mengenal suku bangsa Aceh, Minangkabau, Banjar, Dayak, Bugis, Toraja, Sunda, Jawa, Bali, Maluku, dan Papua. Kita juga mengenal bahasa daerah, antara lain Aceh, Dayak, Bugis, Batak, Minangkabau, Toraja, Sunda, Jawa, Bali, dan Sasak.

      Adanya kebudayaan yang tidak sama tidaklah benar jikalau kita saling menyombongkan diri dan menganggap kebudayaan kawasan lain jelek. Kita hendaknya bersyukur lantaran kita mempunyai keguakaragaman budaya yang ialah kekayaan tak ternilai harganya.

      Kita harus tetap merasa satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air Indonesia sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang artinya tidak sama-beda tetapi satu, yaitu Bangsa Indonesia.
      Adapun masukana pergaulan yang penting antar suku bangsa tidak sama-beda yang berfaedah untuk mempertahankan bangsa yaitu sebagai diberikut:
      • Bahasa Indonesia sebagai pengantar dalam pergaulan masyarakat
      • Pasar sebagai tempat penukaran dan jual beli alat-alat kebutuhan hidup
      • Pelabuhan sebagai pintu masuk penyebaran barang-barang yang diharapkan masyarakat mengingat Negara kita yaitu Negara kepulauan.
      • Kemajuan di bidang komunikasi dan transportasi.
      Di Indonesia terdapat kurang lebih 250 jenis bahasa daerah, kawasan aturan adat, guaka ragam adat istiadat, dan kebiasaan. Namun, tiruana bahasa kawasan dan dialek itu bersama-sama berasal dari sumber yang sama, yaitu bahasa dan budaya Melayu Austronesia. Suku bangsa di Indonesia yang berguakaragam budaya mempunyai dasar persamaan sebagai diberikut:
      • Persamaan kehidupan sosial yang berdasarkan asas kekeluargaan.
      • Asas-asas yang sama atas hak milik tanah.
      • Asas-asas yang sama dalam bentuk komplotan masyarakat, ibarat adat istiadat dan perkawinan.
      • Asas-asas persamaan dalam aturan adat.

        6. Diferensiasi Klan
        Kesatuan terkecil dari kerabat unilateral disebut klan. Masyarakat yang bertalian darah (geneologis) dipengaruhi oleh faktor pertalian darah yang sangat kuat, sedangkan masyarakat yang bertalian dengan faktor teritorial (daerah) hampir tidak tampak. Tiap-tiap orang merasa ada pertalian darah antara satu dan lainnya alasannya mereka merasa satu keturunan. Begitu juga kelangsungan hak dan kewajiban diurus dalam satu kelompok yang anggotanya ditentukan berdasarkan garis keturunan laki-laki.
        Pada umumnya masyarakat berdasarkan pertalian darah (geneologis) mempunyai ikatan aturan tertentu yang harus dipatuhi oleh para anggotanya. Oleh lantaran itu, masyarakat geneologis disebut masyarakat hukum. Ada dua sistem yang dianut masyarakat aturan yang berdasar kesatuan geneologis, yaitu:
        • Sistem Bilateral (Parental)
          Hampir seluruh suku bangsa di Indonesia mempunyai sistem bilateral. Kesatuan terkecil daslam keluarga terdiri atas ayah, ibu, dan anak-anak. Anak-anak yang lahir dari keluarga bilateral sanggup menelusuri korelasi keluarga melalui garis ayah dan ibu secara vertikal dan juga secara horizontal, yaitu saudara-saudara dari ayah dan ibu.
        • Sistem Unilateral
          Susunan keluarga dalam sistem unilateral memakai satu garis keturunan dari ayah atau ibu. Teknik menarikdanunik garis keturunan dari pihak ibu disebut matrilineal, sedangkan cara menarikdanunik garis keturunan dari pihak ayah disebut patrilineal.
          Klan sebagai kesatuan korelasi mempunyai arti penting, terutama dalam hal-hal yang berafiliasi dengan masyarakat, ibarat perekonomian, religi, dan adat. Dalam korelasi perkawinan, klan bersifat eksogami, artinya seseorang dihentikan kawin dalam satu klan sehingga harus mencari jodoh di luar klannya.

        Pengaruh/Dampak Diferensiasi Sosial (Social Differentiation)

        Adanya diferensiasi sosial di masyarakat secara tidak eksklusif menjadikan imbas atau dampak meliputi:

        1.Menumbuhkan perilaku toleransi
        melaluiataubersamaini adanya sejumlah perbedaan/diferensiasi di segala aspek dalam kehidupan berbangsa, seyogyanya menjadi nilai-nilai luhur penumbuh toleransi. Seluruh masyarakat Indonesia dituntut untuk saling hormat-menghormati dan hargai-menghargai dalam bersosialisasi di kehidupan sehari-hari. melaluiataubersamaini hadirnya pondasi dan landasan berpikir ibarat ini, maka semakin tumbuhlah toleransi. Dan pada akhirnya, semakin dewasalah segala tindakan dan keharmonisan bangsa semakin terjaga. Namun, jikalau perbedaan itu dianggap sebagai problem dan egoisme dilampaukan maka justru mengancam perilaku toleransi sehingga berakibat buruk terhadap persatuan dan kesatuan bangsa.

        2. Mempercepat Kemandirian dan Kemajuan Bangsa
        melaluiataubersamaini adanya sejumlah heterogintas potensi yang terlahir dari diferensiasi fisik di bangsa ini, idealnya menjadi kekuatan untuk mempercepat kemandirian dan kemajuan bangsa. Keguakaragaman budaya, adat-istiadat, seni, kuliner, kearifan lokal, dan aneka macam potensi kedaerahan di negeri ini, jikalau diterbaikkan dengan baik maka bisa mengundang daya tarik. Dalam hal ini, destinasi wisata akan semakin variatif dan tentu saja memikat para turis untuk berkunjung ke Indonesia.

        3. Semakin Melimpahnya Sumber Daya Manusia (SDM)
        Adanya perbedaan ras, klan, dan suku bangsa yang mendiami negeri ini menjadi cikal bakal lahirnya banyak keguakaragaman. Tentu saja, secara geneologis bangsa Indonesia berpotensi melahirkan banyak generasi-generasi hebat. Oleh lantaran itu, jikalau Indonesia bisa menjaga generasi-generasi penerusnya (khususnya generasi muda) maka Indonesia akan mempunyai kekuatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang melimpah untuk diterjunkan ke segala aspek kehidupan.

        Demikianlah klarifikasi lengkap wacana Pengertian, Bentuk, dan Pengaruh Diferensiasi Sosial. Semoga bermanfaa dan semoga ada pesan yang tersirat yang sanggup dipetik! Cheers!