Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kumpulan Teladan Pantun Talibun Lengkap

Kumpulan misal Pantun Talibun Lengkap - Talibun ialah puisi usang yang berbentuk pantun dan mempunyai lebih dari empat baris. Berikut ini ialah kumpulan talibun

 

misal Talibun 6 Baris


Di kala hujan turun di telaga
Menarilah tiruana  katak bersama-sama
Di dalam air yang mengalir di tempat
Jika hendak hidup sempurna
Perbanyaklah amal untuk sesama
Tinggalakan tiruana segala perbuatan maksiat

Berlayar menuju pulau di sana
Menerjang ombak di bulan purnama
Bersama nahkoda melempar jala
Agar mempunyai gelar sarjana
Belajarlah dengan ulet dan seksama
Jangan lupa selalu berdoa

Mencari udang sampai ke dalam celana
Udang hilang tak tahu rimbanya
Meninggalkan bekas luka tak seberapa
Tiada hari tanpa merana
Memikirkan adik yang tak terang hidupnya
Membuat kakak tak lagi menyapa

Burung elang hinggap di atas tanah
Mencari makan di tanah jawa
Makanan berlimpah tak akan merana
Adinda menunggu dengan gelisah
Karena Kanda tak kunjung pulang jua
Kabarnya pun tak terang dimana

Tak sanggup berjalan alasannya ialah lumpuh
Berjalan lambat alasannya ialah dimenolong alat
Ditunggu pun tak kunjung tiba
Saat gulung tikar selalu bersimpuh
Ketika senang tak pernah shalat
Pastilah yang kuasa tak akan iba

Mencari kerikil sepanjang lima senti
Batu diambil diletakan berjajar
Berjajar mengelilingi gelas
Setiap hari bermain tak pernah berhenti
Tak pernah ada waktu untuk belajar
Membuat nilai merosot hiingga tinggal kelas

Kalau anak pergi ke pekan
Bekali beliau dengan pedang
Pedang diambil dari bawah laci
Kalau anak pergi ke depan
Ibu siap mendorong dari belakang
Ayah duduk mengawasi

Menaman bunga tumbuh melati
Bunga indah ditarik merapuh
Putus akarnya menjadi jerami
Kasih gres datang di hati
Jika tuan paksa beliau menjauh
Itu berarti menghina diri kami

Buah mangga sudah merekah
Dipetik biar tidak diminta
Diminta oleh orang bangkotaan
Anak muda tidakbolehlah lemah
Untuk mengejar cita-cita dan cita
Teruslah semangat menjalani kehidupan

Melihat pedati yang sudah tua
Pedati hendak pergi ke telaga
Pergi bersama melewati desa
Walau sepiring untuk berdua
Atau sepiring untuk bertiga
Tidaklah mengapa asal kenyang terasa
Advertisement

misal Talibun 8 Baris


Di kolam menangkap angsa
Angsa diikat oleh orang tua
Orang renta membacakan narasi
Narasi wacana pulau sumatera
Meski tidak sama suku dan bangsa
Warna kulit tidak sama jua
Jagalah persatuan dan toleransi
Agar hidup menjadi tenang sejahtera

Duduk berpangku di bulan purnama
Anak tertawa bulan berjudi
Tak ada  yang berkuasa
Menagkap senja yang terjerat
Anak dididik ilmu agama
Agar menjadi orang berbudi
Tak pernah berbuat dosa
Orang renta pun selamat di akhirat

Jalan-jalan ke kota jeddah
Siggah lampau membeli buah kurma
Buah kurma dibungkus kulitnya
Dibungkus dengan pantun jenaka
Hidup di dunia hendaknya diberibadah
Menjalankan perintah agama
Menjauhi larangannya
Agar menerima nirwana tak masuk neraka

Hujan deras alhasil hadir jua
Memabasahi alam sekitarnya
Rumput, bunga tumbuh tanpa diterka
Sugguh indah alam dengan nuansa
Sayangi ke dua orang tua
Jangan mengeluh kepadanya
Jangan pula menyakiti mereka
Agar menerima ridho yang maha kuasa

Menangkap harimau memakai parang
Harimau mati tanda tak perkasa
Meniggalkan belang dan cakar permata
Untuk dipersembahkan kepada baginda
Kakanda berlayar ke negeri seberang
Hendak mencari harta dan kuasa
Meniggalkan adinda dengan penuh air mata
Lekaslah pulang kembali ke pelukan adinda

Pergi ke kota kerikil jalannya lebar
Membeli apel dengan harga satuan
Apel ditaruh di dalam wadah
Wadah diletakan di samping cawan
Dag dig dug jantung ini berdebar-debar
Pikiran kacau tidak  karuan
Melihat perempuan bagus tersenyum indah
Tapi apakah beliau masih perawan?

 

misal Talibun 10 baris


Hujan di bulan selalu bergelimang
Jatuh ke bumi membuat genangan
Genangan di jalan sungguh membuat kelabu
Jalanan kelabu tak bersiring
Tak bersiring membuat kehancuran
Melihat kebahagian nampak hilang
Yang tinggal sekarang spesialuntuklah kenangan
Janganlah kamu menangis sehari semalam
Janganlah kamu bersedih sampai mata kering
Karena ada saya yang mempersembahkan kebahagiaan

Hujan di bulan tak itu spesialuntuk bualan
Bulan memerah tak sanggup menjadi acuan
Hujan di bumi tak kunjung hadir
Taburkan api dengan garam
Agar menimbulkan awan yang keputihan
Abang hadir membawa kebahagian
Untuk Adik yang sedang tak karuan
Tolong tidakboleh berbobohong akung
Sudah cukup Adik menahan suram
Bawalah Adik ke luar dari kepedihan