Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Dan Referensi Kalimat Ambigu Lengkap

Pengertian dan misal Kalimat Ambigu - Ambigu atau ketaksaan yaitu suatu bentuk konstruksi yang ditafsirkan mempunyai makna lebih dari satu. Oleh lantaran itu, kalimat ambigu yaitu kalimat yang memilliki makna ganda.

Berdasarkan bentuknya, keambiguitasan di dalam kalimat terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Ambiguitas Fonetik

Ambiguitas fonetik yaitu keambiguan yang terjadi jawaban dari kesamaan suara – suara yang diucapkan dan biasanya banyak terjadi dalam obrolan atau percakapan sehari – hari.

misal:

Dia hadir kemari memdiberi tahu.
Kalimat diatas menjadikan keambiguan kareana mempunyai banyak tafsir, yaitu:
Apakah ia hadir memdiberi tahu yang terbuat dari kacang kedelai, atau
Apakah ia hadir memdiberi suatu informasi.
Untuk mengetahui arti atau makna kalimat tersebut secara keseluruhan, maka harus mendengarkan pembicaraan secara utuh.

2. Ambiguitas Gramatikal

Ambiguitas gramatikal terjadi lantaran proses pembentukan suatu ketatabahasaan baik pembentukan kata, prasa, maupun kalimat. Kata – kata atau frasa yang mempunyai keambiguitasan jenis ini akan hilang kalau dimasukan ke dalam konteks kalimat.

misal:

Orang renta

Kata tersebut mempunyai dua makna yaitu ibu dan bapak atau orang yang sudah tua. Oleh alasannya yaitu itu untuk mengetahui makna yang sebetulnya perlu disatukan ke dalam satu kalimat.

a. Orang renta Deni tidak sanggup hadir hari ini.
b. Aku bertemu dengan orang renta yang kemarin tersesat di jalanan.

3. Ambiguitas Leksikal

Keambiguan jenis ini terjadi lantaran faktor kata itu sendiri. Pada dasarnya setiap kata mempunyai makna lebih dari satu tergantung dari kalimat yang menyertainya.

misal:

Kata “lari” mempunyai makna yang tidak sama yaitu mengerjar sesuatu atau menjauh dari sesuatu.
Dia berlari mengejar bus sekolahnya.
Aku lari dari kenyataan.

Faktor – faktor penyebab keambiguan:

1. Faktor Morfologi

Keambiguan yang terjadi jawaban dari pembentukan kata itu sendiri:

misal:

Permen itu tertelan olehku.

a. Permen itu sengaja tertelan, atau
b. Permen itu kesudahannya sanggup ditelan.

2. Faktor Sintaksis

Faktor ini terjadi lantaran susunan kata di dalam kalimat yang kurang jelas.

misal:

Gigit jari

Ani spesialuntuk sanggup gigit jari melihat barang yang diinginkan tak sanggup didapat.
Ani menggigit jarinya sampai berdarah.
Kata gigit jari di atas mempunyai dua makna yaitu frustasi atau benar-benar menggigit jarinya.

Advertisement
3. Faktor Struktural

Faktor struktural yaitu faktor yang mengakibatkan keambiguitasan jawaban dari struktur kalimat itu sendiri.

misal:

Pembacaan, puisi gres dilaksanakan pada hari minggu. (Yang dibaca puisi gres )
Pembacaan puisi, gres dilaksanakan pada hari minggu.  (Yang dibaca hari ahad yaitu puisi)

misal – misal Kalimat Ambigu

1. Saya membaca buku sejarah musik baru.

Kalimat di atas menjadikan pertanyaan – pertanyaan apakah bukunya yang baru, sejarahnya yang gres atau musiknya yang baru.

Untuk menghindari keambiguan pada kalimat di atas, Seharusnya penulisannya yaitu sebagai diberikut:

Saya membaca buku-sejarah-musik yang gres (Jika bukunya yang baru)
Saya membaca buku perihal  sejarah-musik yang gres (Jika sejarahnya yang baru)
Saya membaca buku sejarah wacana musik yang gres (Jika musiknya yang baru)

2. Mobil pegawai gres sedang diperbaiki di bengkel.

Kalimat di atas masih tidak terang apakah mobilnya yang gres atau pegawainya yang baru.

Untuk menghindari keambiguan pada kalimat di atas, seharusnya ditulis:

Mobil-pegawai yang gres sedang diperbaiki di bengkel. (Jika mobilnya yang baru)
Mobil pegawai gres itu sedang diperbaiki di bengkel. (Jika pegawainya yang baru)

3. Guru Andre yang gemuk itu tidak sanggup hadir hari ini.

Kalimat di atas masih menjadikan pertanyaan apakah gurunya yang gemuk atau andrenya yang gemuk, sehingga penulisannya seharusnya sebagai diberikut:

Guru-Andre yang gemuk itu tidak sanggup hadir hari ini.  (Gurunya yang gemuk)
Andre yang gemuk itu gurunya tidak sanggup hadir hari ini. (Andrenya yang gemuk)

4. Sumbangan ke dua sekolah itu sudah dikirimkan.

Kalimat di atas juga menjadikan keambiguitasan apakah itu ialah derma yang ke dua kalinya, derma yang didiberikan kepada dua sekolah, ataukah derma dari kedua sekolah yang tidak sama.

Oleh lantaran itu, untuk menghindari keambiguitasan kalimat di atas seharusnya ditulis sebagai diberikut:

a. Sumbangan yang kedua kalinya itu sudah dikirimkan. (Jika sumbangannya yang kedua kali)
b. Sumbangan untuk dua sekolah itu sudah dikirimkan.  (Jika derma tersebut untuk dua sekolah)
c. Sumbangan kedua-sekolah itu sudah dikirimkan. (Jika dua sekolah yang menyumbang)