Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perbedaan Karakteristik Angkatan Melalui Karya Sastra Lengkap

Perbedaan Karakteristik Angkatan melalui Karya Sastra Lengkap - Sastra yaitu suatu bentuk hasil kerja orang lain yang mempunyai nilai – nilai estetika, yang berupa hasil pemikiran, perasaan, pengalaman pribadi, maupun imajinasi – imajinasi yang dituangkan ke dalam bentuk goresan pena maupun ucapan. Karya sastra sangatlah dinamis, dengan kata lain mereka sangat fleksibel dengan perkembangan jaman. 

Karena sifatnya yang dinamis ini, karya sastra ikut mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan jaman itu sendiri. Perkembangan – perkembangan tersebut menghasilkan karya sastra yang tidak sama – beda setiap periodenya. Perbedaan tersebut sanggup dilihat dengan simpel menurut kelompok angkatannya masing – masing.

Di Indonesia sendiri, Periodisasi karya sastra Indonesia sudah dimulai semenjak era ke 20. Periodisasi ini menghasilkan 4 angkatan karya sastra, diantaranya yaitu angkatan balai pustaka, angkatan pujangga baru, angkatan ’45, dan angkatan ’66. Periodisasi ini didasari oleh urutan waktu, perbedaan situasi dan kondisi, dan nilai estetika. Di bawah ini yaitu pembahasan lengkap terkena angkatan – angkatan karya sastra yang ada di Indonesia.

Angkatan – Angkatan Karya Sastra


1. Angkatan Balai Pustaka (1920 - 1983)

Karya pada angkatan ini yaitu karya – karya sastra yang diterbitkan oleh balai pustaka serta muncul pada tahun 1920. Adapun karya sastra yang muncul pada periode ini, mempunyai ciri sebagai diberikut :

1. Kebanyakan mengangkat tema wacana adab istiadat
2. Isinya kebanyakan berupa pesan yang tersirat - nasihat
3. Penyampaian ceritanya masih bertele – tele
4. Menggunakan gaya bahasa melayu

Karya – karya yang dihasilkan pada jaman ini berupa puisi, prosa, dan roman (novel). Namun, roman yaitu yang berkembang dengan sangat pesat di jaman ini.

Advertisement
2. Angkatan Pujangga Baru (1933 - 1942)

Angkatan ini yaitu sebutan bagi karya – karya sastra yang muncul bersamaan dengan terbitnya majalah Pujangga Baru. Karya yang muncul pada periode ini mempunyai ciri sebagai diberikut:

1. Bentuk karya sastra yang dihasilkan lebih beragam.
2. Karya – karya yang dihasilkan lebih berani. melaluiataubersamaini kata lain, meliputi protes – protes atau pun perperihalan.
3. Bersifat tendensius, yaitu terang dan tidak bertele – tele, serta diktatis, yaitu menuntut perubahan.
4. Terlepas dari gaya bahasa melayu.
5. Tema – tema yang diangkat bukan berupa adab istiadat lagi. Namun, sudah merambah ke dunia sosial dan politik, menyerupai kehidupan masyarakat kota, kebangkitan nasional, emansipasi wanita, dan cita – cita mencapai kemerdekaan.

Karya – karya yang dihasilkan pada periode Pujangga Baru yaitu puisi, drama, dan roman yang lebih berani.

3. Angkatan ’45 (1942 - 1966)

Karya – karya satra yang termasuk ke dalam angkatan ini yaitu karya sastra yang muncul pada tahun 1940-an, yaitu pada masa penjajahan Jepang di Indonesia dan masa awal kemerdekaan. Ciri-cirinya yaitu sebagai diberikut:

1. Tema – tema yang diangkat kebanyakan berupa kebebasan – kebebasan Individu
2. Karya – karya sastra dikembangkan dengan prinsip keberanian dan kebebasan
3. Telah memakai bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari - hari 
4. Sudah mulai terpengaruh budaya – budaya luar negeri

Adapun karya – karya sastra yang dihasilkan pada periode ini berupa, novel, cerpen, dan puisi bebas

4. Angkatan ’66 (1955 - Sekarang)

Periode ini mengelompokkan karya – karya sastra yang muncul pada tahun 1955 sampai dikala ini. Karya – karya sastra pada jaman ini mempunyai ciri – ciri sebagai diberikut :

1. Tema yang diangkat tidak lagi terikat, tetapi lebih bergantung kepada cita-cita pengarangnya sendiri
2. Kebanyakan mengangkat duduk kasus – duduk kasus pendidikan
3. Gaya bahasa yang digunakan bebas, dan bahkan sudah memakai serapan bahasa asing
4. Isi atau maksud karya sastra tersebut simpel dimengerti oleh pembacanya

Karya – karya sastra yang dihasilkan pada periode ini sama dengan periode – periode sebelumnya. Namun, lebih menekankan unsur atau nilai – nilai instrinsiknya.