Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Evening Twilight Dalam Astronomi

Dalam ilmu falak, syafaq dikenal dengan cahaya senja atau evening twilight. Ketika matahari terbenam di ufuk barat, permukaan bumi tidak otomatis eksklusif menjadi petang. Hal demikian ini terjadi sebab ada partikel-partikel berada di angkasa yang membiaskan sinar matahari, sehingga walaupun sinar matahari sudah tidak terkena bumi namun masih ada bias cahaya dari partikel-partikel tersebut. Saat matahari terbenam cahaya senja berwarna kuning kemerah-merahan yang semakin usang menjadi merah kehitam-hitaman sebab matahari semakin kebawah, sehingga bias partikel semakin berkurang.
Twilight yakni interval waktu sebelum matahari terbit dan terjadi lagi setelah matahari terbenam, di mana sinar matahari berhamburan di cuilan atas atmosfer menerangi atmosfer yang lebih rendah, dan permukaan bumi tidak benar-benar jelas atau petang gulita.
Twilight atau cahaya senja juga sanggup didefinisikan sebagai cahaya siang yang masih kelihatan di ufuk barat setelah matahari terbenam dan di ufuk timur sebelum matahari terbit. Senja yang pertama disebut senja petang atau evening twilight dan senja yang kedua disebut senja pagi atau morning twilight. Senja pagi sudah nampak kelihatan ketika matahari berada pada posisi 19 derajat di bawah ufuk dan cahaya senja pada posisi 17 derajat di bawah ufuk. Ketika matahari berada pada posisi 19 derajat di bawah ufuk maka sudah masuk waktu Subuh. Sedangkan ketika posisi matahari berada pada 17 derajat di bawah ufuk maka sudah masuk waktu Isya, sebab pada posisi ini cahaya senja sudah hilang.
Dalam twilight terdapat tiga tahapan fenomena, yaitu civil twilight, nautical twilight, dan astronomical twilight. Ketika posisi matahari berada antara 0 derajat hingga -6 derajat di bawah ufuk benda-benda di lapangan terbuka masih tampak batas-batas bentuknya dan pada ketika itu sebagian bintang-bintang jelas saja yang gres sanggup dilihat.
Keadaan menyerupai inilah yang dalam astronomi dinamakan civil twilight. Ketika posisi matahari berada antara -6 derajat hingga -12 derajat di bawah ufuk benda-benda di lapangan terbuka sudah kurang jelas batas bentuknya, dan pada waktu itu tiruana bintang jelas sudah tampak. Keadaan menyerupai inilah yang disebut nautical twilight dalam dunia astronomi. Ketika posisi matahari berada antara -12 derajat hingga -18 derajat di bawah ufuk permukaan bumi menjadi petang, sehingga benda-benda dilapangan terbuka sudah tidak sanggup dilihat batas bentuknya dan pada waktu itu tiruana bintang mulai tampak. Keadaan menyerupai ini, juga di sebut sebagai astronomical twilight oleh kalangan astronomi .
®
Kepustakaan:
Muhammad Wardan, Kitab Ilmu Falak dan Hisab, (Yogyakarta: Maktabah Mutaromiyah, 1957).