Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Reciprocal Teaching Model

Reciprocal Teaching Model ialah salah satu model pembelajaran yang dilaksanakan semoga tujuan pembelajaran tercapai dengan cepat melalui proses berguru mandiri, dan siswa bisa menyajikannya di depan kelas. Yang diharapkan, tujuan pembelajaran tersebut tercapai dan kemampuan siswa dalam berguru sanggup bangun diatas kaki sendiri sanggup ditingkatkan.
Menurut Ann Brown yang dikutip oleh Suyitno, model pembelajaran berbalik (Reciprocal Teaching Model) kepada para siswa ditanamkan empat taktik pemahaman sanggup bangun diatas kaki sendiri secara spesifik yaitu merangkum atau meringkas, membuat pertanyaan, bisa mengambarkan dan sanggup memprediksi.
Menurut Trianto yang dikutip dari Nur dan Wikandari, Reciprocal Teaching Model yakni pendekatan konstruktivis yang berdasar pada prinsip-prinsip pembuatan pertanyaan, di mana ketrampilan-ketrampilan metakognitif diajarkan melalui pengajaran eksklusif dan pemodelan oleh guru untuk memperbaiki kinerja membaca siswa yang pemahaman membacanya rendah.
Melalui model pembelajaran ini diperlukan akseptor didik sanggup berbagi banyak sekali model soal yang masih ada keterkaitannya dengan materi, lantaran pada pembelajaran ini akseptor didik diajarkan empat taktik pemahaman diri spesifik, yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian, dan prediksi. Penggunaan pendekatan ini dipilih lantaran beberapa sebab, yaitu:
  1. Merupakan acara yang secara rutin dipakai pembaca
  2. Meningkatkan pemahaman maupun memdiberi pembaca peluang untuk memantau pemahaman sendiri, dan
  3. Sangat mendukung obrolan bersifat kolaborasi (diskusi).
Adapun langkah-langkah model pembelajaran Reciprocal Teaching
  1. Guru menyiapkan bahan didik yang harus dipelajari akseptor didik secara mandiri
  2. Peserta didik melaksanakan kiprah sebagai diberikut:
  3. Mempelajari bahan yang ditugaskan guru secara mandiri, selanjutnya merangkum/meringkas bahan tersebut
  4. Membuat pertanyaan atau soal yang berkaitan dengan bahan yang diringkasnya. Peserta didik harus bisa menjawaban pertanyaan tersebut, pertanyaan ini diperlukan bisa mengungkap penguasaan atas bahan yang bersangkutan
  5. Guru mengoreksi hasil pekejaan akseptor didik, selanjutnya mencatat sejumlah akseptor didik yang benar secara meyakinkan
  6. Guru menyuruh beberapa akseptor didik (sebagai wakil akseptor didik yang mantap dalam berbagi soalnya) untuk menerangkan/menyajikan hasil temuannya di depan kelas
  7. melaluiataubersamaini metode tanya jawaban, guru mengungkapkan kembali pengembangan soal tersebut di atas untuk melihat pemahaman akseptor didik yang lain
  8. Guru memdiberi kiprah soal tes secara individual, termasuk mempersembahkan soal yang mengacu pada kemampuan akseptor didik dalam memprediksi kemungkinan pengembangan bahan tersebut
  9. Guru segera melaksanakan penilaian diri/ refleksi, mengamati keberhasilan penerapan pembelajaran berbalik yang sudah dilakukannya.
®
Kepustakaan:
Lisnawaty Simanjuntak, dkk., Metode Mengajar Matematika 1, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993). Amin Suyitno, Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika 1, (Semarang: UNNES, 2001). Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep Landasan dan Implementasinya, (Jakarta: Kencana, 2010).