Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sudah Pasti, Figur Inilah Yang Bakal Jadi Presiden Ri 2019

INIRUMAHPINTAR - Tidak bisa dipungkiri, semenjak Bapak Jokowi menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, ada banyak kemajuan pembangunan yang berlangsung mulai ujung barat hingga ujung timur Indonesia.

Wargguat pun setuju bahwa Bapak Jokowi sangat pantas untuk melanjutkan tahta ke periode ke-2, yang akan kembali bergulir dalam Pemilu 2019 menhadir.

Hanya saja, tidak sedikit juga yang menganggap bahwa acara Bapak Jokowi kurang tepat samasukan. Pembangunan infrastruktur yang dibiayai dari utang misalnya, justru menambah beban negara, terutama rakyat menengah ke bawah yang harus bekerja ekstra menutupi kewajiban pajak, BPJS, tarif listrik, BBM, Gas Elpiji, Sembako, dan kebutuhan sehari-hari.

Lagipula, pembangunan insan yang tidak kalah pentingnya, seharusnya juga menjadi serius perhatian. Malah jauh lebih penting ketimbang memperbanyak jalan tol.

Faktanya, peningkatan kualitas insan ini tampak kurang terbaik. Terlihat dari sejumlah masalah yang menerpa. Umat Islam seakan terpinggirkan, buktinya banyak ulama dan pemuka agama yang kurang menerima dukungan dalam berdakwah. Malah ada yang hingga dipersekusi. Terakhir, ada juga menjadi objek pemukulan oknum tidak bertanggung jawaban.

Ada apa ini? Mengapa pemerintah kurang bersuara memihak para ulama? Apakah kurang mengerti wacana Islam?

Belum lagi kurikulum pendidikan yang selalu berubah-ubah, tidak adanya reformasi guru, dan tarik ulurnya banyak sekali kebijakan pendidikan, menyerupai penerapan full day.

Maka tidakboleh heran, infrastruktur negeri ini mungkin lebih glamor dari sebelum-sebelumnya, tetapi manusia-manusia-nya seakan kehilangan jati diri, nilai-nilai toleransi, hormat-menghormati, tenggang rasa, saling gotong-royong, senasib sepenanggungan, menjunjung musyawarah dan semangat seia sekata.

Hasilnya, muncullah kasus-kasus penistaan agama; korupsi (mulai masalah bernilai milyaran hingga 35 T itu); dan juga semakin bebasnya dampak penyakit mental LGBT. Padahal ketiruananya itu bersumber dari menurunnya kualitas pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan agama dan moral Pancasila.

Untuk itu, demi Indonesia lebih baik, di tahun 2019 menhadir, masyarakat Indonesia bekerjsama membutuhkan figur-figur yang bisa lebih baik dari Jokowi.

Syarat yang paling utama yaitu bisa memastikan kondusifitas korelasi antar- umat beragama, terutama menjaga ulama-ulama umat Islam. Dan yang bisa mengerti itu, mestilah figur yang punya pengetahuan Islam memadai.

Syarat diberikutnya yaitu meningkatkan kemandirian Indonesia di segala sektor, bisa mengurangi utang, mengambil alih Freeport, dan lebih mensejahterakan masyarakat Indonesia dengan menyediakan lapangan kerja yang cukup, layanan kesehatan yang tidak memberatkan, pajak yang terjangkau, harga sembako yang murah, dan lebih mengutamakan membeli produk dalam negeri ketimbang impor terus-terusan.

Nah, diberikut ini yaitu figur-figur pilihan yang sangat ideal dan mumpuni menjadi Presiden Indonesia, selain Bapak Joko Widodo tentunya yang juga dipastikan ikut mencalonkan diri kembali di tahun 2019:

1. Ustad Abdul Somad, LC, MA.

Nama dia sudah tidak absurd lagi di telinga. Kehadirannya di negeri ini bagaikan air penyejuk di kala kemarau. Semenjak KH. Zainuddin MZ meninggal, Indonesia seakan kehilangan pendakwah idola yang bisa diterima tiruana kalangan. Namun, setelah Ustad Abdul Somad pun hadir, masyarakat kembali bisa berguru dengan wetidakboleh-wetidakboleh renyah yang sarat makna.

Sebagai lulusan Al Azhar Mesir dan Darul Hadist Maroko, pengetahuannya wacana Islam tidak diragukan lagi. Beliau pun punya kewibawaan dan jiwa kepemimpinan. Jadi, tidaklah salah jikalau kelak dia ditakdirkan sebagai pemimpin negeri ini, entah sebagai presiden/wakil presiden RI atau minimal sebagai seorang menteri.


2. Dr. Tgh. Muhammad Zainul Majdi, MA

Beliau dikenal juga dengan gelar Tuan Guru Bajang. Beliau terpilih sebagai gubernur 2 periode NTB, dan oleh banyak pihak disebut-sebut sebagai salah satu gubernur terbaik di Indonesia. Banyak yang tidak tahu, jikalau Muhammad Zainul Majdi yaitu senior Ustad Abdol Somad di Al Azhar Mesir.

Di salah satu ceramahnya, Ustad Abdul Somad pernah menyebut Tuan Guru Bajang sebagai figur yang sangat ideal menjadi presiden RI. melaluiataubersamaini alasan, selain penghafal Qur'an, alumni Al Azhar, Tuan Guru Bajang juga mempunyai darah politik. Jadi, sangat tepat untuk menahkodai negara kesatuan Republik Indonesia.

3. Abraham Samad, SH, MH.

Siapa tidak mengenal Abraham Samad. Di masa kepemimpinannya di KPK, sejumlah masalah mega korupsi berhasil terungkap. Hanya saja, dia terhenti oleh masalah yang berdasarkan sebagian besar orang spesialuntuklah upaya untuk menghentikan keganasannya melawan korupsi tanpa pandang bulu.

Terakhir, di masa kepemimpinannya, dia bahkan nyaris mengungkap masalah Budi Gunawan, yang justru kini diangkat menjadi ketua BIN.

Dari segi integritas, profesionalisme, dan kewibawaan, Abraham Samad punya kekuatan tersendiri dan aura leadership untuk menjadi salah satu calon presiden atau wakil presiden terkuat di 2019. Para koruptor niscaya akan kocar-kacir, dan dibumihanguskan dari bumi Indonesia.

4. Prof. Dr. Mohammad Mahfud M.D. S.H., S.U

Tiada yang mencurigai kehandalan Prof Mahfud di bidang politik, tata negara, dan hukum. Beliaupun berhasil menandakan integritasnya dimanapun dia berpijak, menyerupai ketika dia dipercayakan menjadi Ketua MK. Pengetahuannya wacana agama pun sangat luas. Terlihat ketika dia diundang menjadi pembicara di banyak sekali lembaga menyerupai ILC.

Beliau sangat bijak menyikapi suatu fenomena. Jadi, tidak salah jikalau banyak orang yang menginginkannya menjadi presiden RI. Secara matematis, dia pun punya kans dan daya tarik yang berpengaruh untuk menjadi bapak bangsa di negeri ini, entah menjadi seorang presiden/wapres, atau minimal menjadi menteri aturan dan HAM.

5. Jenderal Tentara Nasional Indonesia Gatot Nurmantyo

Jarang sekali, seorang Jenderal Tentara Nasional Indonesia punya pengetahuan luas wacana Islam, terutama di era-era sekarang. Untungnya, Gatot Nurmantyo punya itu. Dan dengan modal pengetahuan itu, dia sukses menepis fitnah, anggapan miring, dan tuduhan-tuduhan tidak berdasar yang selalu dilayangkan oleh media-media tak bertanggung jawaban.

Termasuk ketika dia diundang wawancara di sebuah stasiun TV. Posisi Jenderal Tentara Nasional Indonesia Gatot Nurmantyo terang berada pada garis yang tepat. Beliau membenarkan kebenaran, dan menolak segala bentuk prasangka oknum-oknum gagal paham.

Cerminan ketegasan, kewibawaan, dan kecerdasan memihak kebenaran menjadi bukti bahwa dia pantas menjadi calon presiden/wapres RI di 2019. Atau setidak-tidaknya, didiberi amanah menjadi menteri pertahanan atau menkopohukam.

6. Ustad Yusuf Mansur

Siapa tidak mengenal Ustad Yusuf Mansur. Nama besarnya dalam dunia dakwah kian bersinar seiring berjalannya waktu. Beliau yaitu figur yang menyadarkan umat Islam wacana keutamaan berinfak dan erat dengan Al-Qur'an.

Dan siapa sangka, kelihaiannya dalam dunia bisnis, yakni melalui payung Paytren mengantarkannya menjadi salah satu ulama kaya di negeri ini. Terakhir, dia dikabarkan membeli klub sepak bola liga 2 dan 3 Indonesia, yaitu Persika Karawang, Persikota Tangerang, dan Malang United (MU).

Kaprikornus tidak mengherankan, jikalau nama besar Ustad Yusuf Mansur lebih dari cukup untuk mengantarkannya menjadi salah satu bapak bangsa, entah menjadi presiden/wapres RI 2019, atau menjadi menteri keuangan atau menteri ekonomi.

7. Prabowo Subianto

Kalah saing dari Jokowi di Pemilu sebelumnya, Prabowo Subianto terang belum kehilangan taji untuk kembali bertarung di pemilu 2019. Kebijakannya untuk memandirikan Indonesia dan mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai macan Asia memungkinkannya kembali mencuri perhatian rakyat Indonesia yang merasa kecewa dengan mandeknya sejumlah visi-misi Jokowi.

Beliau pun punya kekuatan lebih, yakni mempunyai partai pengusung, Gerindra dan kekayaan yang melimpah untuk mendukung segala acara kampanye.

Dari segi kematangan, jiwa kepemimpinan, keahlian ber-Bahasa Inggris, mantan pesohor Kopassus ini layak punya nama yang diperhitungkan di pemilu 2019.

8. Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc

Terakhir, nama Prof Yusril memang tidak setenar nama-nama di atas. Namun, sepak terjangnya di dunia akademik dan pemerintahan yang jauh dari diberita-diberita miring menciptakannya pantas untuk menjadi salah satu figur berpengaruh di pemilu 2019

Lagipula, pengetahuannya yang kompleks di segala bidang sangat teruji. Bahkan tak ada yang berani menundukkan pembelaannya ketika menantang pihak pemerintah menandakan kesalahan HTI, yang dibubarkan pemerintah tahun 2017 silam.

Jadi, susah untuk ditolak. Prof. Yusril punya kekuatan dan pendukung yang siap mengantarkannya menjadi salah satu bapak bangsa di negeri ini, entah sebagai calon presiden, wapres, atau menteri.
***

Kini tibalah saatnya saya untuk menegaskan siapa di antara mereka, yang sudah niscaya menjadi presiden RI diberikutnya. Tolong baca dengan baik-baik sebab ini bukanlah ramalan atau karangan semata. Butuh perenungan mendalam dan analisis ilmiah yang valid dan terpercaya. 

Di antara calon-calon terkuat menyerupai Joko Widodo, dan ke-8 tokoh-tokoh terbaik di atas, sudah pasti, figur yang bakal menjadi Presiden RI 2019 adalah...

Siapapun yang mempunyai pemilih terbanyak di Pemilihan Umum 2019. wkwkwkwkwk

Benar kan? Semoga terhibur dan membuka hati kita wacana pentingnya membaca dan mendalami sesuatu secara tepat sebelum menyimpulkan. Termasuk dalam menentukan pemimpin terbaik untuk bangsa dan negara kita, Indonesia. 

Membuat goresan pena menyerupai ini memang berat, engkau nggak akan kuat, saya ajah ya. hehehe.