Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Contoh Dongeng Dongeng Anak Sebelum Tidur

misal Cerita Dongeng Anak Sebelum Tidur – Dongeng ialah bentuk karya sastra yang mengisahkan suatu kisah yang berasal dari imajinasi (fiksi) atau kisah yang turun temurun namun berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga seakan-akan menyerupai insiden positif di mata masyarakat. Dongen bertujuan untuk memberikan ajaran-ajaran norma-norma yang berlaku sebagaimana di masyarakat, selain itu juga bersifat menghibur. Dongeng sanggup menceritakan kisah-kisah kehidupan binatang (fabel); hal-hal ghaib (mith); kisah kepahlawanan (sage); kisah asal-usul suatu daerah (legenda); kisah jenaka; atau kisah yang penuh akan nasihat-nasihat. Dongeng sering dibacakan di depan umum bermaksud untuk menghibur atau memdiberi nasihat. Selain itu, dongeng juga sering dibacakan sebagai pengantar pulas buah hati anda, konon membiasakan membacakan dongeng kepada anak sebelum pulas akan memmenolong perkembangan anak, terutama terkait dengan kemampuan bahasa dan berfikir serta imajinasi anak. Kali ini kelasindonesia.com akan menciptakankan satu rujukan dongeng pengantar anak pulas yang menarikdanunik dan penuh makna. 

Putri Kemuning


Alkisah menceritakan sebuah Kerajaan Kertajaya yang dipimpin oleh Raja Amunra. Raja Kertajaya populer amat baik dan sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Sehingga banyak penhadir yang masuk ke Kerajaan Kertajaya untuk menerima dukungan dan hidup tentram. Raja Amunra hidup bersama putri semata wayangnya, Putri Kemuning yang populer sangat elok dan baik hati. Sementara istri raja sudah meninggal beberapa tahun silam. 

Sementara itu, Raja Burna dari Kerajaan Dwipangga populer amat pelit dan medit terhadap rakyatnya. Raja Burna mengambili upeti yang tinggi kepada rakyatnya. Sehingga banyak rakyat Kerajaan Dwipangga bermigrasi ke Kerajaan Kertajaya. Hal ini membuat Raja Burna amat geram. Karena rakyatnya banyak yang pergi ke Kerajaan Kertajaya, Kerajaan Dwipangga mengalami devisit ekonomi yang biasa diambil dari upeti rakyat. Upeti yang diputuskan oleh Kerajaan Dwipangga amat besar tentu sangat memberatkan para rakyat. Akhirnya, Raja Burna pun mengirim surat untuk Raja Amunra semoga tidak mendapatkan rakyat dari kerajaannya, jikalau tidak Raja Burna akan memerangi Kerajaan Kertajaya dengan peperangan. Namun seruan dalam surat dari Raja Burna ditolak oleh Raja Amunra. Ia menyampaikan bahwa, kerajaannya senantiasa terbuka lebar bagi orang-orang yang ingin memasukiya, dan Raja Amunra akan melindungi segenap darah yang ada di kerajaannya. Raja Amunra menambahkan, bahwa dirinya tidak menginginkan peperangan sebab peperangan akan membuat banyak darah yang tertumpah. Sesudah membaca Raja Burna memerintahkan prajuritnya untuk menyiapkan peperangan melawan Kerajaan Kertajaya. Raja Burna memerintahkan prajurit untuk mempersembahkan surat kepada Raja Amunra, bahwa menolak perintah Raja Burna sama artinya dengan mengajak peperangan. Dalam surat itu juga menyampaikan bahwa Raja Burna akan menyerang Kerajaan Kertajaya. Raja Amunra didiberikan waktu selama tiga hari untuk mempersiapkan peperangan melawan Kerajaan Dwipangga.

Raja Amunra sangat menyayangkan keputusan Raja Burna yang sangat egois. Raja Amunra mengumpulkan tiruana prajurit kerajaan dan mempersembahkan perintah untuk persiapan perang. Para prajurit kebingungan, sudah usang sekali mereka tidak berperang, sehingga mereka merasa tidak siap untuk peperangan kali ini. Raja Amunra mengetahui kegelisahan yang dirasakan oleh para prajurit, namun Raja mempersembahkan semangat dan energi positif kepada para prajurit bahwa mereka akan memenangkan peperangan ini. Dalam waktu yang amat singkat tersebut, para prajurit mempersiapkan peralatan peperangan. Seluruh rakyat mendoakan akan kemenangan Raja Amunra dalam peperangan itu, tak terkecuali dengan putri semata wayangnya Kemuning. Ia sangat khawatir dengan peperangan ini, Ia bersikeras untuk sanggup mengikuti perang semoga bisa melindungi Baginda, namun Ayahnya menolak. Raja Amunra berpesan kepada putrinya, bahwa sang putri tak perlu menjaga Raja dari Kerajaan Kertajaya, yang harus dilakukan oleh puti yakni menjada Kerajaan Kertajaya, menjaga rakyatnya semoga tidak merasa gelisah dan takut. Karena pesan itu, hasilnya sang putri pun mau menuruti seruan Raja Kertajaya yang tak lain yakni ayahnya. 

Advertisement
Pasukan Kerajaan Dwipangga sudah hingga di pintu gerbang Kerajaan Kertajaya. Semua pasukan sudah siap diposisi masing-masing, perang ini dipimpin pribadi oleh sanga raja. Karena sedikitnya pasukan, Raja meminta rakyat pria untuk memmenolong menjalankan perang. Sementara bawah umur dan perempuan bersembunyi ke suatu daerah persembunyian diam-diam yang dipimpin oleh Putri Kemuning. Peperangan pun terjadi, persenjataan yang sangat sederhana membuat Kerajaan Kertajaya diambang abadiahan. Para pasukan dan rakyat gelisah dan ketakutan banyak diantara mereka yang sudah menemui tamat hidup dalam peperangan. Melihat kondisi yang demikian, hasilnya Raja Kertajaya pun menyatakan mundur dari peperangan. Raja Burna memerintahkan tiruana pasukan untuk mengumpulkan  tiruana sandera yang mencakup rakyat, pasukan dan Raja Kertajaya di depan halaman kerajaan. 

Sementara disi lain, sang putri menenangkan kekhawatiran para perempuan dan anak-anak. Sang putri menanyakan kabar peperangan kepada penjaga yang berjaga di pintu ruang rahasia. Sang putri amat terkejut dengan kabar yang didiberikan oleh penjaga, bahwa kerajaan sudah ditaklukan dan raja di sandera. Ingin sekali sang putri menyelamatkan ayahnya, namun ia ingat akan pesan ayahnya bahwa ia harus melindungi  para anak dan wanita. Di halaman kerajaan, Raja Burna memerintahkan kepada pasukan untuk mencari putri dan rakyat lainnya. Raja Amunra berkali-kali meminta kepada Raja Burna untuk membiarkan rakyatnya hidup damai. Pasukan Raja Burna berhasil menemukan lokasi persembunyian putri dan membawanya kehadapan Raja Burna. 

Raja Amunra : Kemunging mengapa engkau tidak lari dari sini?
Putri : Aku bukan pengecut ayah. Aku akan menyelamatkan Raja dan Kerajaan Kertajaya. 
Raja Burna : Wah wah wah,,, jadi ini Putri Kemuning. Hmmmm, Kau memang cantik, menarikdanunik, energik, dan percaya diri. Kau tak pantas menjadi sanderaku, tapi kamu sangat pantas menjadi permaisuriku... Hahahaha.
Putri : tidak, saya tidak ingin menjadi permaisuri dari raja yang kejam.
Raja Burna : Putri, hati-hati dengan ucapanmu. Aku tak ingin melukai kulitmu yang mulus. 
Raja Amunra : Jangan Raja, Jangan kamu sentuh putriku. Hukum saja saya sebab tak memenuhi permintaanmu. Kau boleh minta apapun dariku, asal kamu tidakboleh celakai putriku. 
Raja Burna : benarkah itu Raja??? Baik kalo begitu, saya ingin putrimu, dengan begitu akan ku biarkan kamu dan rakyatmu hidup bebas di kerajaan ini, satu lagi kamu harus menyerahkan upeti bulanan ke kerajaanku. Setuju?
Raja Amunra : tidak, tidakboleh putriku.
Raja Burna : Baik. Prajurit!!!! Habisi tiruananya tidakboleh ada yang tersisa.
Putri : Tunggu!!! Aku setuju.
Raja Burna : apa katamu putri??
Putri : saya baiklah menjadi permaisurimu.
Raja Burna : pilihan cerdas. Prajurit!!! Lepaskan tiruana sandera. Dan kamu raja, siapkan pernikahanku dengan putri dalam tiga hari. Ayo pergi.

Raja Burna dan pasukan meninggalkan kerajaan Kertajaya, tiruana sandera dilepaskan.

Raja Amunra :   putriku, mengapa kamu melaksanakan ini?
Putri : sesuai janjiku ayah, saya akan melindungi Raja dan Kerajaan Kertajaya. Jangan khawatirkan saya ayah,  aku baik-baik saja. Pernikahan akan berlangsung tiga hari lagi, banyak hal yang harus kita persiapkan. 

Hari komitmen nikah Raja Burna dan putri pun tiba. Pesta komitmen nikah sangat megah dan meriah, tiruana rakyat menikmati pesta ini. Sesuai perjanjian, sang putri akan ikut ke kerajaan Dwipangga, dan Raja Amunra, harus tetap membayar upeti tiap bulan. Baik putri maupun raja, tidak mencicipi kebahagian akan komitmen nikah mereka. Sesampainya di Kerajaan Dwipangga, putri disambut oleh keluarga kerajaan. Ibu Suri amat senang menyambut kehadiran putri, sebab hasilnya Pangeran mau berkeluarga dengan seorang putri pilihannya sendiri. Pangeran Burna memang sangat kejam, namun ia sangat menyayanngi ibunya. Ibu suri menceritakan banyak ihwal pangeran kepada putri, hingga hasilnya putri pun memahami dengan perilaku sang pangeran. Selama berkeluarga, sang putri memperlakukan sang pangeran dengan amat baik, hingga hal tersebut membuat pangeran luluh pada sang putri. Makin usang mereka pun makin bersahabat satu sama lain, hingga pangeran pun berubah dalam memimpin. Kini sang pangeran menjadi lebih bijaksana dan mementingkan rakyat dibanding kepentingannya. Tentu saja ini membuat Raja Amunra senang, sebab rakyat dan kerajaanya tidak lagi membayar upeti yang membuat rakyanya miskin. Begitu hebatnya kebaikan Putri Kemuning Putri dari Kerajaan Kertajaya yang sanggup meluluhkan hati raja yang keji Pangeran Burna, rakyat pun bahagia.