Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Dan Pola Paragraf Analogi Lengkap

Pengertian dan misal Paragraf Analogi Lengkap - Paragraf analogi yaitu salah satu dari paragraf yang mempunyai kebijaksanaan budi induktif. Paragraf Analogi sendiri ialah suatu paragraf yang membandingkan antara 2 hal yang mempunyai kesaman atau hampir sama satu sama lain yang akan disimpulkan di final paragraf.

Karena paragraf ini mengikuti kebijaksanaan budi induktif maka paragraf analogi mempunyai pola sebagai diberikut:

Khusus
Khusus
Umum

Bagian awal paragraf ini memaparkan 2 hal yang akan menjadi topik pembicaraan. Kemudian kalimat-kalimat selanjutnya membicarakan persamaan yang dimiliki oleh ke 2 hal tersebut. Yang harus diingat yaitu pembanding tersebut harus lah sama dan sepadan. Sepadan berarti ke 2 hal tersebut mempunyai tingkatan ranah pembahasan yang sama dan tidak timpang atau malah berperihalan satu sama lain. Selanjutnya pada serpihan akhir, persamaan-persamaan ke 2 objek tersebut disimpulkan.

 

misal Paragraf Analogi:


Sifat insan diibaratkan mirip padi yang terhampar luas di persawahan. Padi yang anggun dan meliputi akan semakin merunduk. Begitu pula dengan insan ketika meraih kepandaian, kebemasukan, dan kekayaan, mereka akan menjadi semakin rendah hati dan dermawan. Apabila insan itu sombong dan besar kepala mereka akan menjadi mirip padi kosong yang selalu bangkit tegak. Namun, kalau terkena angin yang cukup berpengaruh padi tersebut akan patah. Seperti insan yang sombong dan besar kepala akan hancur kalau terkena cobaan dalam hidupnya. Oleh sebab itu, kita sebagai insan yang diberilmu apabila didiberi kepandaian dan kelebihan, hendaklah bersikap mirip padi yang semakin meliputi semakin merunduk.

Paragraf di atas membandingkan insan dengan padi. Dimana padi yang anggun yaitu padi yang merunduk bukannya yang bangkit tegap di tengah persawahan. Sepintas padi yang tegak tersebut terlihat anggun sebab beliau yang paling tinggi. Namun kalau dilihat lebih dalam, padi itu yaitu padi yang tidak anggun sebab tidak mencakup. Hal tersebut sanggup disimpulkan bahwa, insan yang baik tidak akan menyombongkan dirinya mirip padi yang selalu merunduk.

 

Ciri-ciri paragraf analogi:


Jika dilihat dari teladan paragraf analogi di atas, kita sanggup mengetahui ciri-ciri paragraf analogi sebagai diberikut.

1. Paragraf ini membandingkan 2 hal secara bergantian yang mempunyai tingkat kesetaraan yang seimbang. Hal yang sanggup dibandingkan sanggup berupa benda, kejadian, keadaan ataupun proses. 
2. Kalimat-kalimat penjelas dalam paragraf analogi kebanyakan berupa persamaan-persamaan yang dimiliki oleh 2 hal yang dianggap sama.
3. Paragraf analogi mempunyai kalimat utama yang terletak di serpihan final paragraf atau disebut juga dengan kesimpulan yang ialah penjelas dari pandangan gres awal yang dikemukakan,

Advertisement


misal-contoh lain paragaraf analogi

Analogi antara kehidupan dan roda

Hidup di dunia ini menyerupai sebuah roda yang terus berputar. Ada kalanya kita berada di atas dan kadang berada di bawah. Saat kita berada di atas, kita sanggup mendapat apapun yang kita impikan. Tapi sebaliknya ketika roda berputar kembali, kita akan berada di bawah. Dimana kita akan dihadapkan oleh kesusahan-kesusahan hidup yang ada. Bagi Anda yang berada di atas sat ini, tidakbolehlah bersikap sombong dan ingatlah bahwa apa yang Anda rasakan tersebut spesialuntuklah bersifat sementara. Dan bagi yang berada di bawah, tidakbolehlah berputus asa dan yakinlah bahwa kita akan berada di atas suatu hari nanti sebab roda kehidupan akan terus berputar. Oleh sebab itu, tidakbolehlah puas atau frustasi dengan apa yang Anda rasakan ketika ini.

Analogi antara menuntut ilmu dan mendaki pegunungan

Menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki pegunungan yang tinggi. Saat kita menuju puncak yang tertinggi, akan banyak rintangan yang menghadang mirip jalan yang terjal, dan hewan buas yang mengancam. Jika kita melaluinya dengan benar dan dengan semangat yang tinggi, kita akan hingga di puncak dengan gampang. Namun, kalau tidak, kita sanggup saja terjatuh. Begitu pula dengan menuntut ilmu, akan ada banyak rintangan yang menghadang kita. Jika kita ulet berguru dan termotivasi kita akan mencapai puncak yaitu kesuksesan. Sebaliknya kalau kita tidak giat, kita tidak akan sukses. Oleh sebab itu, menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki pegunungan yang membutuhkan perjuangan dan motivasi yang tinggi untuk mencapai puncak atau kesuksesan.    

Analogi antara mata dan agama

Mata ialah organ badan yang sangat vital. Kita tidak sanggup melihat kalau tidak mempunyai mata sehingga kita sanggup tersesat atau bahkan jatuh. Walaupun kita mempunyai segalanya, mata tetaplah sangat berharga dan tidak ternilai harganya. Begitu juga dengan agama, agama ialah penuntun dalam hidup ini. Tanpa agama kita akan tersesat di jalan yang salah. Meskipun kita mempunyai pendidikan yang tinggi, tiruana itu tidak akan berguna, malah akan menyesatkan kita. Kaprikornus agama sama pentingnya dengan mata sebagai penuntun hidup ini, Jika mata menuntun kita berjalan di dunia, agama akan menutun kita berjalan di dunia dan akhirat.   

Analogi kertas putih dan anak bayi

Setiap anak yang gres lahir ke dunia ini masih suci. Seperti halnya sebuah kertas putih yang belum ternoda oleh tinta sedikit pun. Kertas putih tersebut akan sangat bergantung dengan sang pemiliknya. Entah beliau akan ditulis dengan baik atau bahkan dicore-coret. Begitu juga dengan baik buruknya bawah umur yang gres lahir bergantung pada didikan orang bau tanah mereka. Jika mereka dididik dengan benar maka mereka akan menjadi anak yang sholeh dan sebaliknya. Oleh sebab itu, kita harus mendidik anak kita sedini mungkin sebab hal itulah yang akan menetukan nasib dan sifat mereka di masa depan.